Sita berjalan di pinggir pantai bersama Adrian. Mereka saling bergandengan menelusuri pantai. Menikmati pemandangan ombak yang saling bersahutan.
"Mas."
"Ya?"
"Kemarin aku mimpi."
"Mas juga mimpi." balas Adrian. Pria itu lalu tertawa pelan.
Sita memukul bahu Adrian. Ucapan Adrian merusak suasana. "Bukan gitu maksudnya. Diem dulu bisa gak?!" ucap Sita sambil melotot garang.
"Oke. Mas gak bercanda lagi."
"Aku mimpi, apa ya? Tuh kan! Gara-gara Mas aku lupa mimpi apa!"
"Kok salah Mas lagi?"
"Bener kataku dong. Dimana-mana adanya masalah bukan mbaksalah."
Sita, Adrian, Elle, Derren dan Mr. Aland sedang berlibur. Sita yang memutuskan pantai sebagai tujuan mereka. Elle bertugas menyiapkan makanan dan membawa tas piknik bersama mereka.
Adrian mengusap keringat yang keluar dari dahi Sita. "Capek?" tanyanya. Sita mengangguk lemah.
Adrian mengandeng tangan Sita menuju tempat piknik di bawah tenda yang Elle sewa. "Ta. Kamu mau pakai sunblock lagi?"
"Enggak usah. Mau es degan."
Adrian menyerahkan kelapa muda pada Sita. Wanita itu memandang lautan lepas. Elle dan Derren bermain air pantai, saling mendorong satu sama lain sampai terduduk di pasir.
"Aku kasihan sama Elle, Mas." Sita membuka suara.
"Kenapa?" Adrian mengusap mulut Sita.
"Derren suka sama Elle. Tapi Elle belum bisa move on dari Ardi. Emang apa bagusnya laki-laki itu?"
"Ardi mantan Elle waktu SMA?" tanya Adrian.
"Iya."
"Cuma Elle yang paham sama perasaannya sendiri. Kita gak bisa memaksa dia Ta."
Sita meletakkan kelapa mudanya di atas tikar piknik. Ia menguncir rambutnya, berpindah tempat di antara paha Adrian dan duduk bersandar di dada suaminya. "Iya. Aku gak bisa maksa dia buat sama Derren."
Mr. Aland duduk di samping Adrian. Tadi pria itu membeli Pop Mie dan beberapa jajanan lain. Seperti undur-undur, cumi, udang dan rumput laut goreng.
"Ayah kok gak bilang Sita mau beli Pop Mie?" Sita menatap Mr. Aland sebal.
"Kamu mau?" Mr. Aland menyodorkan Pop Mie miliknya. Cuaca pantai mendung, namun tidak hujan. Memang paling enak makan makanan yang hangat. "Biar Ayah beli lagi."
"Mau." tangan Sita terjulur mengambil Pop Mie. Namun Adrian lebih dulu menghalangi tangan Sita. "Gak Pa. Papa aja."
Bibir Sita maju beberapa centi. Ia memukul paha Adrian yang berada di kedua sisi tubuhnya. "Sekali Mas."
"Gak. Dua hari yang lalu juga bilangnya sekali."
Mr. Aland menarik wadah Pop Mie dan memakannya hingga tandas. "Nurut kata suami Ta." ucapnya.
"Tapi aku mau." balas Sita tak terima.
"Satu bulan lagi." jawab Adrian tak terbantahkan.
"Ayah." Sita merengek pada Mr. Aland.
"Bener kata Adrian."
Adrian memeluk tubuh Sita dari belakang. Mengelus perut Sita, merasakan sebuah tendangan membuatnya tertawa nyaring.
"Baby-nya setuju sama Daddy-nya."
Sita berdecih pelan. Menumpukan tangannya di atas tangan Adrian. Memperhatikan Elle yang tertawa bersama Derren.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Husband [END]
Romance[Sebelum membaca follow akun ini dulu] Sita rasa hidupnya sudah cukup bahagia karena di hidupnya sudah ada kedua sahabatnya dan Rian, pria yang sangat mencintainya dan dicintainya. Tidak mudah mendapatkan kepercayaan Sita, gadis itu dikenal sangat...