"Ini cocok kayaknya." Sita mengambil satu kemeja batik dari butik miliknya. "Besok Bang Adrian pakai ini ya?"
Sita dan Adrian sedang berada di salah satu butik milik Sita yang terdapat di Yogyakarta. Sita memilihkan kemeja batik yang cocok untuk Adrian pakai pada acara pernikahan temannya. Sita bosan melihat Adrian yang terus memakai kemeja berwarna gelap, sekali-kali ia ingin melihat kakak dari sahabatnya ini memakai kemeja batik pilihannya.
"Tapi saya tidak pernah pakai kemeja batik."
"Ini bakal bagus banget kalau dipakai sama Abang." Sita memasang raut puppy eyes yang sulit ditolak oleh Adrian. Adrian mengangguk pasrah. "Ya sudah kalau kamu mau saya memakai itu."
"Yes!"
Sita melipat kemeja yang ia pilih, memasukkannya ke dalam kantong belanja, ia berjalan menyusuri pakaian untuk wanita. Sita akan memilih warna yang sedana dengan kemeja Adrian.
"Ini bagus gak Bang?" Tanya Sita sambil memamerkan baju yang sudah ia pilih untuk dirinya sendiri.
"Kamu mau pakai baju apapun juga bagus."
"Makasih Bang."
Sita menyuruh salah satu pelayan di tokonya untuk membungkus dua pakaian yang sudah ia pilih, ia tidak perlu membayar karena uang yang dihasilkan toko ini juga akan masuk ke dalam dompetnya.
"Ke ruangan aku aja yuk Bang. Aku udah lapar soalnya."
"Saya belum bayar."
"Halah gak usah bayar, aku kan yang ajak Bang Adrian ke sini."
"Tapi nanti—"
"Udah ayo." Sita menyeret paksa tangan Adrian mengikuti langkahnya. Membawa Adrian pada ruangannya yang bernuansa putih dan sedikit warna merah jambu di sana.
Adrian melihat sekeliling ruangan Sita, baru pertama kali ia masuk ke dalam ruangan ini. Terdapat banyak sekali novel di tempat ini. Dari judulnya, Adrian menyimpulkan bahwa isi dari novel tersebut adalah cerita pengusaha-pengusaha seperti dirinya.
"Saya baru tau, kalau kamu juga menyukai membaca novel. Seperti Elle."
"Dari SMA kita bertiga suka baca novel Bang." balas sambil Sita menyalakan komputer. "Bang Adrian duduk dulu di sana ya. Aku mau ngecek butik yang di Jakarta, gak lama kok."
Adrian mengangguk, ia menuruti ucapan Sita untuk duduk di salah satu kursi yang tersedia di sana. Ruangan ini tidak sebesar miliknya, namun sangat nyaman untuk ditempati.
Adrian mengambil ponsel, ia menghubungi asistennya tentang pembangunan hotel terbarunya di Nusa Dua, Bali. Memeriksa pembangunan tersebut dari jarak jauh, ia sengaja tidak memeriksa secara langsung, kerena ada yang lebih penting dari itu. Mengejar jodoh.
Dua puluh menit berjalan. Adrian masih belum berhenti bertukar pesan dengan asistennya. Sita sudah melepas alat yang terpasang di kemeja batik Adrian dan bajunya yang ia pilih bersama Adrian tadi. Gadis itu memang memasang alarm pada barang yang terdapat di butiknya, agar tidak ada pencurian. Walau sudah ada CCTV, tidak menjamin tidak akan ada pencurian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Husband [END]
Romance[Sebelum membaca follow akun ini dulu] Sita rasa hidupnya sudah cukup bahagia karena di hidupnya sudah ada kedua sahabatnya dan Rian, pria yang sangat mencintainya dan dicintainya. Tidak mudah mendapatkan kepercayaan Sita, gadis itu dikenal sangat...