"Belah duren di malam hari paling enak dengan suami, dibelah Bang dibelah...," Elle bernyanyi sambil memutar-mutar pinggulnya, sedangkan tangannya mengudak nasi goreng di wajan.
"Sindir terosss... Jangan kasih kendor." balas Sita sebal sambil mengambil piring di rak piring. "Dari tadi nyanyi kok liriknya itu-itu aja. Gak hafal atau gimana lo?"
Elle nyengir. "Gue cuma apal itu doang." jawabnya. "Lagian lagi nananina kok suaranya kedengeran sampai lantai bawah. Untung aja Papah udah tidur."
"Masa kedengeran sampai sini El? Serius lo?"
"Ho'oh, lo teriak gak kira-kira Ta. Kuping gue udah gak virgin lagi sekarang."
"Halah sok suci. Kemarin lusa yang habis nonton 365 Days siapa?"
Mata Elle hampir keluar dari tempatnya. "Lo tau dari mana?!" pekiknya tanpa sadar.
"Emang volume laptop lo gak dicek? Pakai headset kok bisa gak ditancepin dulu. Jangan asal pakai tapi gak liat itu udah benda nyambung belum."
"Mentang-mentang kemarin habis ditancepin terus sekarang ngomongnya begini. Kamu mah gitu Ta." Elle menerima piring dari tangan Sita, gadis itu memindahkan nasi goreng yang sudah matang ke atas piring.
"Apanya yang ditancapkan?" Adrian masuk ke area dapur dengan rambut basah, handuk menggantung di lehernya.
"Bukan apa-apa. Abang kepo banget jadi orang."
"Abang cuma tanya El, kenapa kamu sewot?"
Elle mengangkat piring besar yang berisi penuh dengan nasi goreng. "Daripada kebanyakan cingcong, mending Abang tutupin tuh leher, keliatan banget merah-merahnya."
Adrian meraba lehernya yang terdapat kissmark yang diberikan Sita kemarin. Tanpa menjawab ucapan Elle, Adrian berjalan masuk ke dalam kamar atas––ia ingin berganti pakaian.
"Ta, lo diam-diam ganas juga. Jadi takut gue."
"Perawan otak keruh kayak lo gak bakal ngerti. Cuma tau teori doang tapi gak pernah praktik."
Elle menutup telinganya. "Wah... Sesat lo Ta. Hush, hush, jauh-jauh dari gue. Nanti otak gue udah gak suci lagi kalau lo isi terus pakai praktik-praktik nananina lo kemarin."
Sita terbahak lalu melangkah menuju kamar Mr. Aland, ia ingin membangunkan Ayah Mertuanya. Sita mengetuk pintu kamar Mr. Aland lalu berkata, "Yah, sarapan udah siap. Ayah udah bangun belum?"
Pintu kamar Mr. Aland terbuka. Pria itu tersenyum pada Sita lalu mengelus Puncak kepala wanita yang sudah ia anggap seperti putrinya sendiri. Mr. Aland dan Sita melangkah menuju meja makan.
"Pagi Papah."
"Pagi El."
"Adrian mana?" tanya Mr. Aland pada Elle.
"Masih ganti baju di atas."
Tak lama dari itu, Adrian muncul dengan wajah segar. Lelaki itu mengecup pipi Sita hingga pipi Istrinya bersemu merah. Adrian duduk berhadapan dengan Sita. Sebelum sarapan dimulai, Mr. Aland terlebih dahulu memimpin doa makan.
"Teman kamu mana El?"
"Siapa?"
"Laras."
"Dia kemarin pulang ke kontrakan. Katanya mau nyiapin kepindahannya ke kos-kosan, soalnya Sita udah gak di sana lagi. Jadi Laras mau pindah aja ke kos-kosan."
Mr. Aland menerima sodoran piring dari Sita, wanita itu mengisi piring Adrian setelah piring Mr. Aland. Sita tak lupa mengisi piring Elle juga. Mereka berempat makan dengan tenang. Hingga suara Mr. Aland memecahkan keheningan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Husband [END]
Romance[Sebelum membaca follow akun ini dulu] Sita rasa hidupnya sudah cukup bahagia karena di hidupnya sudah ada kedua sahabatnya dan Rian, pria yang sangat mencintainya dan dicintainya. Tidak mudah mendapatkan kepercayaan Sita, gadis itu dikenal sangat...