Warning! Ada sedikit adegan iya-iya.
*****
Lima bulan telah berlalu. Kevin tumbuh menjadi anak yang menggemaskan, tampan dan sangat tanggap. Tidak mudah menjadi seorang Ibu, Sita tengah malam harus terbangun karena Kevin yang tiba-tiba menangis.
Adrian juga kerap andil dalam mengurus Kevin namun tidak sesering Sita. Suaminya itu sudah sangat kelelahan bekerja.
"Kepin. Liat Tante sini."
Di samping Sita yang semakin sibuk di malam hari. Ia di siang hari tidak kesepian saat Adrian sedang bekerja, Laras lebih sering mengunjungi dirinya di rumah.
"Kepin, Kepin." mata Kevin mengawasi Laras. Bayi itu tertawa ketika melihat Laras menggerak-gerakkan mainannya. "Eh ketawa." Laras menunduk, mencium gemas pipi gembul Kevin.
tangan Kevin menyentuh pipi Laras lalu menepuk-nepuk pipi gadis itu. Laras menyatukan hidungnya dengan hidung Kevin.
"Ta, si Kepin boleh gue culik?"
"Gak boleh. Gue mainannya apa nanti kalau Kevin lo bawa."
Laras mencium perut Kevin hingga bayi itu tertawa senang. "Kepin seneng ya sama Tante?"
"Mamamama," Kevin mengoceh lucu.
"Tante dong Kepin. Bukan mamama." keluh Laras.
"Dadada,"
"Ih gemes banget sih." Laras mengambil Kevin ke dalam pangkuannya.
"Astaga Ras. Anak gue lo uyel-uyel terus dari tadi." kepala Sita menggeleng takjub.
"Lo pakai jurus apa bikin Kepin? Kok bisa gemesin banget."
"Rahasia dapur."
"Tuh Pin. Mama kamu pelit." adu Laras pada Kevin. Bayi itu menjawabnya dengan tawa lebar. "Dih, ketawa."
"Mommy panggilnya."
"Sok-sokan Daddy, Mommy."
"Biar beda."
Kevin menepuk-nepuk pipi Laras, meminta perhatian. Sesudah pandangan Laras kembali terpusat padanya. Kevin menjatuhkan tubuh kecilnya di dada Laras dan menguap. Gadis itu mengelus punggung kecil Kevin.
"Lah, tidur anak gue." Sita mengelus kepala Kevin. Ingin mengambil Kevin dari pangkuan Laras. Tapi dihalangi oleh Laras. "Biar gini dulu sebelum gue pulang."
"Dari SMA lo gak berubah ya Ras. Suka sama anak kecil."
Laras tersenyum teduh pada Kevin. Ia membetulkan posisi Kevin agar lebih nyaman. "Adem rasanya lihat anak kecil."
"Lo gak minta Lintang buat nikahin lo?"
"Masih lama kali Ta. Gue gak buru-buru. Dia masih koas, ujian, belum lagi nanti bimbingan."
"Dia udah koas berapa lama?"
"Lima belas bulan. Kurang tiga bulan lagi."
"Gue yakin kalian pasti bakalan naik ke jenjang yang lebih serius."
"Amin. Makasih doa-nya. Dia udah siapin tabungan katanya."
"Lintang setelah jadi dokter langsung kerja di rumah sakit keluarganya?"
Sebelum menjawab, Laras mencium puncak kepala Kevin. "Iya. Ya ampun, gue di kost kemarin kangen sama ini bocah."
"Anak gue emang ngangenin."
"Bikin lagi sono Ta. Biar ini gue yang rawat. Dijamin sehat."
"Bikinnya susah."
Laras berdiri dari tempatnya. Ia menggendong Kevin menuju tempat tidur bayi itu. Laras meletakkan tubuh Kevin amat sangat pelan supaya bayi itu tidak terusik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Husband [END]
Romance[Sebelum membaca follow akun ini dulu] Sita rasa hidupnya sudah cukup bahagia karena di hidupnya sudah ada kedua sahabatnya dan Rian, pria yang sangat mencintainya dan dicintainya. Tidak mudah mendapatkan kepercayaan Sita, gadis itu dikenal sangat...