GASS TEROS BIAR CERITANYA CEPET SELESAI 😗
Jangan lupa vote di bab ini dan bab sebelumnya ya.
*****
"Selama ini Bunda bohong sama aku Mas. Ayahnya Mas Hardi meninggal bukan gara-gara serangan jantung. Tapi karena kecelakaan beruntun."
Adrian mengelus rambut istrinya. Menenangkan istrinya yang sedari tadi terus menangis di pelukannya.
"Ayah gak ninggalin Bunda. Tapi Ayah menyerah. Dia gak kuat sama hubungan yang dijalin mereka selama ini."
Sita dan Adrian berada di luar kamar inap Mr. Bima. Mrs. Jena dan Hardi langsung datang setelah Adrian memberi kabar pada mereka.
Sita dapat mendengar suara Mrs. Jena yang berteriak tak kalah keras dengan dirinya. Wanita itu memejamkan matanya, masih tidak menyangka jika secepat ini Mr. Bima meninggalkannya.
Orang yang ia sayang selalu direnggut secara paksa darinya. Dulu Bunda, sekarang Ayah. Ya, Sita tidak memiliki orang tua lagi. Ia resmi dinyatakan yatim piatu.
Pasti jika Sita berada di bangku SMA. Geng yang terus membully dirinya akan menghina dirinya terus menerus. Setiap hari dengan sebutan perempuan sebatang kara.
Tapi sekarang Sita sudah memiliki Adrian, Mr. Aland dan Kevin. Tuhan mengambil Bunda dan Ayahnya, di samping itu juga Tuhan memberikan lebih banyak orang-orang yang menyanyanginya.
Percayalah. Jika ada seseorang yang meninggalkan dirimu. Maka akan ada pengganti yang lebih baik dari orang itu suatu saat nanti.
*****
Suasana pemakaman Mr. Bima berlangsung tenang. Nadira, Hardi, Elle, Derren, Mr. Aland, Sita, Adrian, Laras, Lintang dan Kevin di gendongan Kakeknya. Bayi itu seolah tahu keadaan, ia sama sekali tidak rewel di cuaca terik Jakarta.
Sita menaburkan bunga di gundukan tanah makam. Wanita itu mencium nisan Ayahnya. "Sita di sini mendoakan Ayah. Tenang di sana Ayah."
Setelah Sita beranjak dari sana. Semua orang satu-persatu pergi meninggalkan dirinya. Namun sebelum Sita masuk ke dalam mobil, tangannya di cekal oleh Mrs. Jena.
"Maafkan Mama." ucap wanita tua itu. "Mama selama ini salah melampiaskan kekesalan Mama. Mama memang sangat membenci Bunda kamu karena perlakuan wanita itu pada Bima. Tapi semua itu diluar kendali Mama Ta. Maaf atas semua trauma yang Mama ciptakan ke kamu."
"Sita maafkan Mama."
Kalimat itu mampu membuat Mrs. Jena tersenyum bahagia dan air mata haru luruh bersamaan dengan gerakan tubuhnya memeluk Sita.
"Mama salah selama ini. Sifat Reni tidak menurun pada kamu Ta, sifat kamu sangat sama dengan Bima. Kalian sama-sama berhati malaikat."
Sita tersenyum teduh. Ia mengelus pundak Mrs. Jena. Ia memang sulit melupakan tapi dengan memaafkan dan menerima semuanya, mungkin ingatan tentang kejadian yang pernah Sita lalui akan menghilang dengan sendirinya.
Akan ada terang setelah gelap. Terang itu datang saat ini. Sita senang mendapati kenyataan ini. Tidak ada dendam, hanya ketentraman yang ada.
Adrian merangkul pundaknya. "How do you feel?"
"Good."
Sita mengambil Kevin dari gendongan Mr. Aland. Memeluk tubuh kecil itu dan mengelus kepala anaknya. Mengekori Adrian dari belakang menuju mobil pria itu, duduk di samping Adrian. Lintang, Laras, Elle dan Derren memilih menumpang di mobil Mr. Aland.
"Kevin pasti bangga punya kamu sebagai Mommy-nya." Adrian mengelus punggung Kevin. Bayi itu tertidur di pelukan Ibunya.
"Dan Kevin juga bangga punya Mas sebagai Daddy-nya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Husband [END]
Romance[Sebelum membaca follow akun ini dulu] Sita rasa hidupnya sudah cukup bahagia karena di hidupnya sudah ada kedua sahabatnya dan Rian, pria yang sangat mencintainya dan dicintainya. Tidak mudah mendapatkan kepercayaan Sita, gadis itu dikenal sangat...