Tiga Puluh Tiga

20.3K 1.6K 14
                                    

Wattpad eror atau gimana ya? Daritadi pencet publikasikan gak bisa-bisa.

Keluarnya gitu terosss

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Keluarnya gitu terosss

Kezel sampe gak jomblo lagi.

*****

Adrian mencoba percaya dengan istrinya. Ia menggeleng beberapa kali lalu memasukkan foto itu ke dalam amplopnya kembali. Adrian tidak boleh gegabah, mungkin ini salah satu trik fans istrinya yang ingin dirinya dan Sita berpisah.

Bisa saja wanita di sana adalah orang yang mirip Sita.

Adrian menekankan pada pikirannya bahwa Sita tidak seperti Ibunya. Sita setia padanya, wanita itu mencintainya. Wanita yang akan menjadi Ibu dari anak-anaknya itu setia padanya.

Adrian membuka ruangan kerjanya. Pergi ke lantai paling atas di hotelnya, ia menyiapkan sebuah tong sampah lalu mengeluarkan korek api yang ia minta dari karyawannya saat berpapasan di lift.

"Sita gak kayak gini. Aku percaya padanya."

Adrian percaya pada Sita melebihi kepercayaannya pada dirinya sendiri. Istrinya yang sangat ia cintai tidak akan menghianati-nya. Sebelum Adrian melihatnya secara langsung. Ia tidak akan percaya begitu saja.

Napas Adrian memburu, ingatan tentang ibunya yang menghianati ayahnya kembali teringat. Adrian mengambil ponsel dari saku jasnya, menekan tombol telefon pada nomor Sita.

"Halo Mas?"

"Ta." suara Adrian terdengar samar.

"Mas?! Kamu kenapa?! Kamu sakit?" Sita berteriak histeris. Hanya dengan mendengar suara pelan Adrian saja Sita bisa secemas ini. Adrian tertawa hambar dalam hati, foto itu salah!

"Bisa tolong ke hotel Mas? Mas pingin kamu ke sini."

"Oke. Aku ke sana bentar lagi. Aku mandi dulu."

"Ya."

Adrian menatap amplop coklat yang sudah menjadi abu di tong sampah kosong. Adrian harus mencari orang yang mengirimkan amplop ini.

Adrian menendang tong besi yang apinya sudah mulai padam. "SIALAN!" teriaknya frustasi.

*****

"Mas?" kepala Sita menyembul dari ruang kerja Adrian, wanita itu menggunakan dress pemberian Adrian minggu lalu.

Mendengar suara Sita, Adrian cepat-cepat mendongak. Ia menyuruh Sita segera masuk, Adrian berdiri dari kursinya lalu memeluk tubuh mungil istrinya.

Adrian bisa mendengar Sita tertawa di dadanya tapi tak urung membalas pelukan Adrian.

"Jadi Mas suruh aku ke sini cuma karena kangen? Kok gak bilang langsung aja tadi? Aku kira Mas kenapa-napa, udah panik tingkat provinsi aku."

Adrian tidak membalas ucapan Sita. Ia menghirup aroma istrinya dalam, meresapi semua yang dia alami hari ini.

Sweet Husband [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang