Bentar, aku nyemangatin diri sendiri dulu.
SEMANGAT RARAS.
Okee. Happy reading.
—author gabutan
*****
Sita menenteng kantong belanjaan berisi sayur miliknya. Ia keluar dari dari pasar dan melangkah menuju mobilnya terparkir. Sita masuk ke dalam dan mobil berjalan kembali ke rumah.
Sita akan masak banyak hari ini. Di tangan Hardi sudah ada semua bukti kesalahan yang dilakukan bawahan orang kepercayaan Adrian. Nanti ia akan menemui Hardi di taman tempat mereka sering menghabiskan sewaktu kecil dulu.
Akhirnya semua yang Sita selidiki selama ini telah usai. Adrian tidak perlu lembur untuk mengerjakan tugas yang terbengkalai karena orang itu. Sita belum mengetahui siapa yang membantu orang itu menghancurkan hotel Adrian. Orang itu juga yang membuat Adrian harus terbang ke Jakarta, memeriksa keadaan hotelnya yang kacau balau namun masih bisa teratasi dengan baik.
Sita tersenyum semakin lebar setelah sampai di rumah, ia memasukkan bahan-bahan yang sudah ia beli dari pasar ke dalam kulkas.
Hardi mengiriminya pesan jam enam sore pria itu akan menunggu Sita di taman. Sekarang jam menunjukkan pukul setengah empat. Masih banyak waktu tersisa. Lebih baik Sita membuat kue untuk Adrian, baru setelah itu ia akan bersiap menemui Hardi—mengambil barang bukti untuk dijadikan hadiah ulang tahun dari Sita kepada suami tercintanya.
"Mau dibantu ngapain Nyah?" tanya Mbok Inem sambil mengeluarkan beberapa butir telur dari kulkas.
"Bikin kue Mbok. Bingung konsepnya mau gimana nanti kue-nya."
"Lihat di internet Nyah. Di sana banyak ide."
"Betul juga Mbok. Sebentar aku ambil HP dulu."
Butuh waktu beberapa jam untuk menyelesaikan semua kegiatannya dibantu dengan pelayan di rumahnya. Sita membuat kue yang paling indah dari semua kue ulang tahun buatannya sebelumnya. Kue yang ia buat dengan penuh cinta di dalamnya. Nanti ia akan mengundang Hardi untuk hadir merayakan ulang tahun suaminya.
Sita mengambil handuk yang ia jemur di balkon kamarnya. Ia mandi secepat yang Sita bisa. Wanita itu menghabiskan setengah jam di dalam kamar mandi, menyelesaikan segala ritualnya di dalam kamar mandi. Sita mengambil dokumen di dalam laci meja riasnya sesudah berpakaian.
Sita mendapat panggilan dari Hardi. Wanita itu segera mengangat panggilan dari Hardi.
"Apa Mas?"
"Udah sampai Ta?" Hardi bertanya di sana.
"Belum. Ini baru mau otw."
"Mas tunggu. Sekarang Mas sudah sampai di taman. Ada hal penting yang mau Mas bicarakan."
"Ya."
Sita menunggu dua puluh menit untuk sampai ke tempat tujuan. Ia memang ke luar jendela, menatap pepohonan yang menyerap karbondioksida dan mengeluarkan oksigen.
Mobilnya berhenti di suatu tempat yang dimaksud Hardi. Ia turun dari mobil dan menghampiri Hardi yang duduk di tengah taman. Sita menepuk pundak Hardi dari belakang.
"Kamu cepet juga datangnya." ucap Hardi.
"Aku pengen cepet-cepet ketemu Mas Hardi. Gimana Mas jadinya?"
"Ada kabar yang gak baik."
"Kabar apa?"
Dahi Sita mengerut heran, ia mengajak Hardi duduk di kursi taman. Memangku tas yang ia bawa di atas paha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Husband [END]
Romance[Sebelum membaca follow akun ini dulu] Sita rasa hidupnya sudah cukup bahagia karena di hidupnya sudah ada kedua sahabatnya dan Rian, pria yang sangat mencintainya dan dicintainya. Tidak mudah mendapatkan kepercayaan Sita, gadis itu dikenal sangat...