Hujan terasa begitu sakit
Saat diri ini sedang tidak baik-baik saja
Mampukah hujan menegrti…
Sejenak
📝📝📝~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Nara tidak ikut Mk terakhir di kampusnya dia memilih ke Cafe tempat dia bekerja menenangkan dirinya. Cafe ini adalah cafe milik Verlicia, Verlicia yang menyuruhnya untuk bekerja di caffenya ini, karena dia tidak ingin melihat Nara bekerja di tempat Bar malam, Verlicia tidak ingin melihat Nara yang suka pulang subuh akibat pekerjaannya itu.
Sebenarnya Verlicia tidak menyuruh Nara bekerja dan orang tua Verlicia ingin menanggung kehidupan keluarga Nara, tetapi Nara menolak karena dia tidak ingin terlalu merepotkan banyak orang, bagaimanapun juga Mama dan Adiknya adlah tanggung jawabnya bukan tanggung jawab orang Lain.
Cafe di buka jam 3 sore, sedangkan saat ini hari masih menunjukkan pukul 1 siang, Nara masuk kedalam cafe itu dan menutupnya lagi, kunci cafe tersebut memang ada di Nara pegewai lainnya juga belum ada yang datang.
Nara berjalan menuju ke atas balkon cafe tersebut, tempat di mana itu sangat sepi yang bisa membuat Nara tenang. Di atas sana nara berdiri sambil melihat ke pemandangan yang ada di depan matanya, saat itu ada tetesan air yang terjatuh dipipinya dan semakin banyak hingga membasahi pipinya.
Iya Nara saat ini menangis, menangis sejadi-jadinya, dia memukul dadanya yang terasa begitu sesak dengan segala beban yang dia pendam, dia terus memukul dadanya agar rasa sesak yang ada didalam itu dapat berkurang walaupun sedikit.
“Kenapa ini begitu sakit” Nara memukul-mukul dadanya“Gua gak boleh nangis, gua gak boleh lemah” dia terus memukul dadanya, dan menangis sampai dia terduduk di atas balkon itu.
Lalu tiba-tiba ada tangan yang menghentikan tangannya yang sedang memukul-mukuli dadanya, saat itu Nara menolehkan kepalanya untuk melihat orang itu.
Nara sedikit terkejut melihat siapa yang datang, pemilik tangan besar itu Chandra. Chandra ikut duduk didepan Nara sambil menghapus air mata di pipinya, saat itu Nara bener-bener rapuh dan menangis sejadi-jadinya. Melihat hal itu membuat Chandra menarik Nara kealam pelukannya, mereka tak mengatakan apa-apa Chandra membiarkan Nara menangis dalam pelukannya.
“Nangis aja kalo itu bisa membuat rasa sesak di dada lo hilang, gua tau lo rapuh Ra, berhenti bersikap seakan lo kuat ngadepin ini semua, lo punya teman dan lo gak sendiri” tanggan Chandra bergerak membelai rambut Nara berusaha menyalurkan ketenangan agar Nara merasa tenang saat ini.
Cukup lama Nara menangis, hingga saat ini mereka duduk berdua di balkon.
“Lo gak mau cerita Ra?” Chandra menoleh ke arah Nara. Nara melirik kea rah prabu yang saat ini sedang melihatnya.
“Thanks udah nenangin gua” Nara berdiri dan meninggalkan Chandra di balkon
‘Sorry, gua gak mau membagi beban gua kepada siapapun’ ucapnya dalam hati.
Nara berjalan menuju kebawah untuk bekerja karena ini sudah masuk jam kerja.
“Ooo Nara, gua pikir lo kemana tadi”
Ayu yang melihat Nara baru saja turun dari atas, tetapi dia tidak mendapatkan tanggapan apapun dari Nara karena gadis itu sudah mulai mengambil eprhonenya dan mulai membersihkan, mengelap meja-meja.
Tidak lama dari situ Ayu juga melihat Chandra yang turun dan berpikir sepertinya mereka berdua habis dari balkon dan entah habis melakukan apa, Ayu mengabaikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Life [Ten WayV, NCT]
Romance(This story End) Angst, Romance, Bullying. . . . . . . Penasaran ??? Baca aja ceritanya.