Ajarkan aku cara unuk melupakannya
Dan
Ajarkan aku agar terbiasa dengan senyumanmu📝📝📝
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Kedekatan antara Verlicia dan Tama berjalan dengan Lancar, semenjak pertemuan mereka untuk kedua kalinya di rumah Verlicia membuat kedekatan mereka sangat dekat, bahkan Tama tidak segan-segan meminta No nya Verlicia.
Saat ini mereka sedang dinner bareng di salah satu restoran mahal, mungkin tidak hanya makan malam saja yang akan mereka lakukan, tepat malam ini Tama ingin mengutarakan perasaannya kepada Verlicia.
Sudah lama Tama tertarik dengan gadis ini, semenjak dia melihat gadis itu di hotel bahkan kedua orang tua merekapun sedang menjalin kerjasama bisnis yang membuat kesempatan Tama untuk mendekati Verlicia sangat besar.
Selesai makan, Tama mulai mempersiapkan semuanya untuk menyatakan perasaan kepada Verlicia.
“Tunggu sebentar ya” lalu Tama berjalan meninggalkan Verlicia sendirian di tempat itu.
Tidak lama kemudian Tama datang dengan membawa beberapa benda yang membuat Verlicia sedikit terkejut dan heran dengan apa yang di perbuat oleh Tama.
Tama membawa sebucket bunga mawar merah berserta cincin dan juga kalung berlian yang sangat mahal. Membuat Verlicia bingung karena hari ini bukan hari ulangtahunnya, lalu kenapa Tama ingin memberinya ini.
“Ini apaan Tam?” tanya Verlicia bingung.
Lalu tama berlutut di depan Verlicia sambil tersenyum manis, dia juga membuka cincin yang di bawanya dan mengatakan.
“Would you be my girlfriend verlicia? “ ucap Tama sambil menyodorkan sekotak cincin di hadapan Verlicia.
Verlicia sedikit terkejut dan tidak bisa berkata-kata, dia bingung saat ini harus menjawab apa.
Dia sangat mengagumi Tama laki-laki itu tampan dan juga mandiri, dia juga bersikp sangat manis kepada Verlicia, Tama juga merupakan laki-laki yang mapan karena di usia mudanya dia sudah menjalankan bisnisnya sendiri.
Tapi di sisi lain Verlicia takut jika nanti laki-laki ini akan menyakitinya.
“Apa lo gak mau nerima gua Verlicia” sahut Tama yang melihat Verlicia dari tadi diam dan seperti kebingungan.
“Bukan Tam, tapi apa ini gak kecepetan ya?” tanya Verlicia.
“Kenapa ini kecepetan, kita juga sudah mengenal cukup lama, bahkan sudah jalan bareng, kedua orang tua kita juga sudah saling mengenal, jadi apa salahnya aku mengutarakan sebelum nanti lo di ambil orang lain” jelas Tama.
“Apa lo yakin, maksud gua lo serius kan gak main-main?” Tanya Verlicia pelan takut menyakiti perasaan Tama.
“Tentu saja tidak, aku serius Verlicia bahkan jika lo mau gua ngelamar lo gua udah siap kok, tapi gua takut lo nya yang belum siap, mangkanya gua ngajakin lo untuk pacaran dulu buat saling mengenal lebih dalem lagi” jelas Tama sambil tersenyum.
Melihat keyakinan Tama sepertinya laki-laki ini serius di lihat dari matanya yang tulus tanpa ada sedikitpun kebohongan pikir Verlicia dan membuat Verlicia meyakinkan hatinya kalo dia tidak akan salah pilih.
Dia menarik napasnya dalam-dalam dan mulai menjawab pertanyaan Tama.
“Baiklah, gua mau jadi pacar lo” Verlicia tersenyum.
Lalu Tama mengeluarkan cincin itu dan memasangkannya di tangan cantik milik Verlicia, tak lupa juga dia memasangkan kalung yang indah itu di leher Verlicia.
Kemudian Tama mempersempit jarak di antara mereka dan mengecup pelan kening Verlica, yang membuat Verlicia merasa nyaman sampai tak di sangka dia tersenyum.
“Thanks udah nerima aku, aku bakal ngebuktiin kalo aku layak berdampingan dengan kamu dan juga aku bakal buktiin aku bisa ngebuat kamu nyaman saat berada di dekat ku” ucap jimin sambil melihat mata indah milik Verlicia.
“Baiklah, ayok kita jalani dan jangan saling membuat luka satu sama lain” jawab Verlicia sambil tersenyum manis.
Mereka berpelukan sambil menyalurkan energi kebahagiaan yang mereka rasakan saat ini.
Orang-orang yang ada di restoran tersebut melihat mereka dengan perasaan kagum karena mereka sedang melihat sepasang kekasih yang tengah berbunga-bunga malam ini di tambah lagi musik yang begitu mendukung dengan adegan romantis antara Verlicia dan Tama.
🌸 🌸 🌸 🌸
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Life [Ten WayV, NCT]
Romance(This story End) Angst, Romance, Bullying. . . . . . . Penasaran ??? Baca aja ceritanya.