~~~ Ibu ~~~

63 12 0
                                    

(Part II)

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Sesampainya di rumah sakit segera Ten memanggil prawat yang ada di sana, entah apa yang membuat semua prawat di sana bergegas menolong ibunya Nara setelah mendengarkan perintah dari Ten. Ibu Nara di bawa ke ruangan untuk di periksa oleh dokter, sedangkan Nara menunggu di luar dengan prasaan yang gelisah dia hanya berdiri sambil menggiti kukunya.

Melihat itu Ten menghampirinya

“Lo berdoa aja, percaya deh semuanya akan baik-baik aja Ra” ucap Ten sambil merangkul Nara dan mengelus punggung Nara untuk menenangkan gadis itu.

Tidak ada tatapan dingin bahkan kata-kata yang menyakitkan yang keluar dari mulut gadis itu, dia hanya terdiam merenung seperti orang yang sedang takut.

Ten hari ini memang sengaja pergi keluar sendirian membawa mobilnya dia juga sudah meminta izin kepada bodyguardnya untuk tidak mengikutinya hari ini, dan jangan ada yang memberitahu kepada kedua oangtuanya di Thailand sana. Dia tidak menyangka akan bertemu Nara seperti saat ni.

Seakan sadar akan sesuatu, Nara mengeluarkan ponselnya yang ada di kantong celananya dan mengirim pesan kepada seseorang.


Ten tidak tahu siapa yang sedang Nara chat, karena dia tidak bisa mlihatnya dengan jelas, dia hanya bisa melihat nama dari orang yang di chat oleh Nara “Denzel” hanya nama itu yang bisa Ten lihat, Ten tidak tahu siapa Denzel itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ten tidak tahu siapa yang sedang Nara chat, karena dia tidak bisa mlihatnya dengan jelas, dia hanya bisa melihat nama dari orang yang di chat oleh Nara “Denzel” hanya nama itu yang bisa Ten lihat, Ten tidak tahu siapa Denzel itu.

“Ra… apa lo udah makan?” tanya Ten kepada Nara.

“Belum” jawab Nara singkat karena emang dia sedang tidak ingin berbicara, dia khawatir akan keadaan ibunya.

Tidak lama pintu ruangan terbuka dan memperlihatkan seorang dokter yang berjalan menghampiri mereka. Segera Nara berdiri dan menanyakan keadaan ibunya.

“Bagaimana keadaan Mama saya Dok?” tanya Nara kepada dokter itu.

“Bisa kita bicara di ruangan saya?” ucap Dokter tersebut.

Nara hanya terdiam, dia saat ini benar-benar takut dengan apa yang akan di sampaikan oleh dokter itu, melihat Nara yang ketakutan membuat Ten menghampirnya dan menggenggam tangan Nara.

“Gua takut” ucap Nara sendu saat sadar tanganya di genggam oleh Ten.

“Jangan takut, ada gua Ra” balas Ten meyakinkan Nara untuk masuk keruangan dokter tersebut. Mereka sempat bertatap sebentar, lalu Nara berjalan menuju keruangan Dokter tersebut.

Didalam ruang dokter, Nara di persilahkan duduk dan dokter itu mulai menjelaskan kepada Nara.

“Bagaimana keadaan Mama saya dok?” tanya Nara memberanikan diri.

“Mohon maaf sebelumnya, jika kami harus memberitahukan kabar yang kurang mengenakkan” ucap dokter tersebut.

Membuat Nara semakin takut dan tidak ingin medengarkannya tetapi apa boleh buat keadaan menuntut Nara untuk mendengarkannya.

“Mama kamu terkena penyakit Leokimia stadium 4, dan sangat kecil kemungkinan bisa untuk sembuh” lanjut oleh dokter itu menjelaskan.

DUAR !!!!! seperti sambaran petir yang sedang menyambar Nara, dia benar-benar terkejut dengan apa yang sudah di jelaskan oleh dokter tersebut. Dia tidak ingin percaya, namun kertas yang di berikan oleh dokter tersebut menjelaskan semuanya.

Seketika kepalanya terasa pusing, dia segera keluar dari ruangan itu dan berjalan menuju ke ruangan ibunya.

‘Gak mungkin, aku akin semuanyahanyamimpi,ini benar-benar gak mungkin terjadi’ ucap Nara dalam hati.

Denzel sudah berada di depan ruangan ibunya di rawat dia edang duduk di sana bersama pria yang dia ketahui sebagai teman kakaknya.

Denzel berdiri saat melihat kakaknya datang, dia bingung kenapa keadaan kakaknya begitu kacau setelah keluar dari ruangan dokter tersebut.

Dia menghampiri kakaknya,

“Kak, kakak kenapa, gimana keadaan Mama kak?” tanya Denzel kepada kakaknya.

Namun Nara hanya diam saja, dia berusaha melihat adiknya dan menahan tangisnya namun ternyata tidak bisa, airmatanya keluar begitu deras saat dia melihat wajah adiknya.

“Mama hikss......Mama..... hikss... hikss....” ucap Nara sambil menangis, badannya lemas dan terperosot kebawah sampai dia terduduk di lantai rumah sakit.

“Kak mama kenapa?” tanya Denzel panik melihat kakaknya yang sudah terperosot di lantai.

Kemudian Denzel mengambil kertas yang ada di tangan kakaknya, dan membaca isi kertas tersebut. Apa yang dibaca oleh Denzel membuat dia merasakan apa yang di rasakan kakaknya saat ni, Denzelpun ikut menangis dan memeluk kakaknya.

Nara membalas pelukan adiknya sangat kencang, dia bena-benar takut saat ni sangat takut, pikirannya sangat kacau saat ni entah ujian apa yang tuhan berikan kepadanya sehinga rasa sakit tak kunjung berakhir dari dalam hidupnya pikir Nara.

'Apa dunia sekejam ini tuhan sehingga tidak ada kebahagiaan sedikitpun untuk ku' ucap Nara dalam hati.

Setelah membuat kakaknya merasa tenang, Denzel membawa kakaknya duduk di bangku.

Sedangkan Ten hanya bisa terdiam melihat apa yang terjadi di antara Nara dan keluarganya. Ten tidak bisa mengatakan apa-apa saat ini dia bisa melihat sedikit sisi lain Nara.

‘Ternyata lo serapuh itu tapi lo pura-pura jadi gadis yang kuat Ra. Lo ngebuat gua penasaran bagaimana sebenarnya diri lo yang di luar terlihat dingin namun terasa hangat di sisilain’ ucap Ten dalam hatinya sambil memperhatikan Nara yang sedari tadi hanya diam dengan pandangan kosong.

“Oh iya bang, makasi ya udah mau nolongin kami dan ngebawa Mama ku ke rumah sakit” ucap Denzel menghampiri Ten.

“hemm iya sama-sama kok” balas Ten dengan senyuman tulus.

“Oh ya, gua pulang dulu ya, salam buat Nara kalian harus kuat” ucap Ten lalu meninggalkan mereka berdua.

Nara yang melihat Ten pergi hanya bisa diam saja dan memalingkan kembali wajahnya ketempat lain, entah lah semuanya terasa berat buat Nara.

🌸 🌸 🌸 🌸

🌸 🌸 🌸 🌸

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Perfect Life [Ten WayV, NCT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang