Ku beranikan diri untuk mengungkapkan perasaan ini
Perasaan yang sudah lama di pendam
Namun sayang… ternyata kedekatakan kita
Hanya kau anggap sebatas sahabat saja, lalu apa artinya
Rumah yang selama ini kau anggap.📝📝📝
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Hari ini Nara, Verlicia, Rasi dan juga Chandra sedang berada di taman hiburan mereka sedang bermain di sini untuk menghilangkan rasa stress mereka karena pekerjaan dan juga skripsi yang selalu mneghantu mereka beberapa bulan ini.
Gwen tidak ikut mereka saat ini karena gadis itu sedang berada di bali bersama keluarganya katanya sih ada urusan bisnis, tetapi sir Dares yang sudah menjadi kekasihnya Gwen tersebut ikut menyusul Gwen karena dia adalah dosen pembimbingnya Gwen jadi Dares harus mengawasi Gwen agar skripsi gadis itu selesai dan tidak di abaikan terlalu lama.
Saat ini mereka sedang bermain-main bersama, mereka juga tidak akan mencoba wahana yang seram lagi takut jika nanti Chandra akan muntah lagi dan akan menyusahkan Nara jadi mereka memutuskan untuk bermain permainan yang biasa saja.
“Ra kita masuk ke rumah hantu yok” ajak Verlicia.
“Aku sih ayok aja gak tau sama ni dua anak” ucap Nara.
“Aku sih ayok-ayok aja” sahut Rasi.
“Keknya aku enggak deh kalian aja” ucap Chandra karena dia takut jika masuk ke rumah hantu itu.
Chandra badannya saja besar dan memiliki tampang yang tidak salah-salah bahkan semua wanitapun bisa jatuh kepada pesonanya, namun kalo untuk urusan nyali pria ini memiliki nyali hello kitty tak sesuai dengan badannya yang gede.
Membuat teman-temannya heran bahkan Nara hanya menggelengkan kepalanya saja melihat Chandra yang banyak sekali takutnya.
“Ya udah dehh gini aja, lo sama Rasi aja masuk kesana, gua sama Chandra ketempat lain aja, nanti kalo kalian udah kelaur telpon aja kita ketemuan dimana, gimana?” jelas Nara.
Bagaimana pun Nara tidak tega jika harus meninggalkan Chandra sendirian tanpa teman sedangkan dia dan yang lain masuk ke dalam Nara tidak setega itu, maka dari itu dia memberi solusi seperti itu.
“Ya udah gakpapa” jawab Verlicia.
“Lo sih batak… cemen banget sama wahana kek gitu lo takut ini sama rumah hantu aja takut” sahut Rasi yang berhasil membuat Chandra melemparnya dengan botol minum kosong yang berhasil membuat Verlicia dan Nara tertawa.
“Udah lah yok” ajak Verlicia kepada Rasi. Kemudian mereka berdua meninggalkan Nara dan Chandra.
“Ya udah kita mau kemana?” tanya Nara kepada Chandra.
“Kita ke sana aja yok, katanya sih ada taman kecil tempat orang-orang duduk” jawab Chandra, yang di setujui oleh Nara.
Kemudian mereka berdua mulai berjalan ke sana.
Tempatnya bagus untuk orang-orang berfoto dan duduk bersantai-santai di sana, di sana juga banyak sekali orang apalagi yang berpasangan.
Saat itu Nara melihat pria yang mirip dengan Ten gayanya bukan wajahnya membuat Nara merasa sedih.
‘Gua kangen lo Ten’ ucapnya dalam hati sambil melihat pria itu.
“Ra… kita foto-foto di sana yok” ajak Chandra yang berhasil memecahkan lamunan Nara.
“Oh ya udah ayok” jawab Nara.
Mereka saat ini sedang berfoto-foto bersama, Nara yang memfotoi Chandra begitupun dengan Chandra tidak lupa juga mereka untuk magmbil foto berdua.
Lalu tidak lama Chandra mengajaknya duduk.
“Ra… gua boleh nanya sesuatu?” tanya Chandra kepada Nara.
“Boleh, emang mau nanya apa” jawab Nara sambil menoleh kearah Chandra.
Sempat diam sejenak namun Chandra mulai menanyakan hal yang ingin di tanyanya kepada Nara.
“Menurut lo mungkin gak sih di antara kita ada yang memeliki perasaan lebih dari seorang sahabat?” tanya Chandra pelan kepada Nara.
Nara menoleh kea rah Chandra dan mereka sempat saling menatap dengan tidak lama kemudian Nara memalingkan wajahnya lagi kedepan.
“Hahahaha keknya gak mungkin deh Chan, kita semua berteman udah lama jadi rasanya kek gak enak aja kalo ada salah satu di antara kita yang memiliki prasaan kek gitu” jawab Nara.
“Kalo seandainya gua punya prasaan itu, gimana tanggapan lo?” tanya Chandra kembali kepada Nara.
“Lo ngomong apa sih Chan hahha, kalo seandainya pun lo punya perasaan sama salah satu di antara kita itu sih hak lo, kalo gua jelas gak akan ngebales itu karena gua udah nganggep lo kek sahabat gua sendiri, lo dan Rasi udah kek abang buat gua yang selalu ngelindungin gua bahkan selalu ada saat gua sedih terutama lo yang selalu datang saat gua butuh, tapi gua gak tau ya kalo Verlicia dan Gwen gimana itu hanya pendapat gua aja” ucap Nara sambil tersenyum kearah Chandra.
Mendengar jawaban Nara tersebut membuat Chandra seakan terampar keras, hatinya benar-benar sakit saat ini mendengar jawaban Nara.
Seharusnya dia tidak menanyakan hal itu kepada Nara jika dia harus mendengar jawaban seperti itu.
‘Ternyata lo nganggep gua hanya sebatas sahabat Ra… gak lebih, terus apa artinya semua perhatian bahkan sikap manis lo belakangan ini ke gua seakan lo gak bisa jauh dari gua’ ucap Chandra dalam hati.
“Kenapa sih lo nanya kek gitu, emang siapa yang lo sukak Chan?” tanya Nara memcahkan lamunan Chandra.
“Ehh… gak ada kok kan seandainya saja gua cuma mau denger pendapat lo doang” jawab Chandra sambil memasang senyum terpaksa.
Kemudia ada pesan yang masuk di ponselnya Chandra dari Rasi yang menyuruh mereka untuk ke tempat tadi Karena Rasi dan Verlicia sudah keluar dari rumah hatu tersbeut.
“Yok Ra, kita ketempat tadi Rasi sama Verlicia udah keluar” ajak Chandra.
Kemudian mereka berjalan ketempat tadi menyusul Rasi dan Verlicia.
Chandra hanya diam saja dia berusaha menutupi rasa sakitnya saat ini di depan Nara dengan masih bersikap manis kepada Nara.
🌸
🌸
🌸
🌸
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Life [Ten WayV, NCT]
Roman d'amour(This story End) Angst, Romance, Bullying. . . . . . . Penasaran ??? Baca aja ceritanya.