Hari ini Tama akan menjemput Verlicia di kampusnya karena Verlicia sedang tidak membawa mobilnya, berhubung juga mereka akan makan siang bersama di luar.
Belakangan ini memang Tama dan Verlicia jarang menghabiskan waktu bersama itu di karenakan jadwal meeting Tama yang padat di tambah lagi Jadwal Verlicia jugayang padat namun mereka selalu memberi kabar lewat telpon untuk saling memberi semangat atau bahkan mengingatkan makan. Berhubung hari ini dia memiliki waktu kosong sedikit jadi dia ingin mengajak Verlicia bertemu.
Sebenarnya tidak hanya jadwal meetingnya saja ynag padat membuat dia jarang menemui Verlicia tetapi semenjak dia bertemu dengan Jennie waktu itu membuat prasaannya labil satu sisi dia menyangi Verlicia namun di sisi lain hatinya tidak bisa melupakan Jennie gadis yang pernah singgah di hatinya selama 1 tahun lebih bahkan mereka melakukan banyak hal.
Tibalah saat ini dia berada di kampusnya Verlicia, dia sedang menunggu di kampus gadis itu Verlicia bilang jika dia akan keluar sekitar 50 menitan lagi jadi Tama berencana untuk berkeliling di kampus Verlicia.
Di sisilain Jennie baru saja keluar dari toilet dan ingin menuju ke kelasnya, namun tiba-tiba dia tidak sengaja menabrak seseorang yang membuatnya terjatuh.
“Ahkkk” rintih Jennie yang terjatuh dan lututnya terbentur lantar.
“Oh… sorry gua gak sengaja” ucap orang tersebut.
Saat mendengar suara orang itu membuat Jennie terkejut karena dia seakan mengenali suara pria yang sudah menabraknya itu, lalu Jennie memberanikan diri untuk melihat orang tersebut dan benar saja dugaanya Tama pria itu yang menabraknya.
“Jennie…” ucap Tama pelan tidak percaya jika dia akan bertemu lagi dengan Jennie, Tama berusaha ingin menolong Jennie namun tangannya di tepis oleh Jennie.
“Gak perlu gua bisa sendiri” ucap Jennie sinis, dia berusaha bangkit dan ingin menjauh namun sayang tangannya di genggam oleh Tama.
“Lo kemana aja selama ini” ucap Tama pilu, namun Jennie diam dia berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Tama tapi tidak bisa karena genggaman cowok itu lebih kuat membuat Jennie kesakitan.
“Ahkk…sakit, tolong lepasin” rintih Jennie memohon.
“Enggak akan sebelum lo ngejawab” ucap Tama.
“Apa yang lo mau sebenarnya, apa lo enggak puas udah ngebuat gua sakit selama bertahun-tahun dan sekarang lo mau nyakitin gua kembali” lirih Jenni, dia menitikkan air matanya yang tidak bisa lagi dia bendung.
“Lo bilang lo sakit…gak salah Jen seharusnya yang bilang itu gua, gua di sini yang sakit Jen lo ngilang bertahun-bertahun tanpa kabar dan sekarang lo bertingkah seakan lo yang tersakiti oleh gue, lo gak tahu Jen gimana gua yang gila nungguin lo, lo jahat Jen” pekik Tama pelan dia juga menangis saat ini.
Jennie melihat Tama dengan tatapan yang kesal namun di penuhi dengan kesedihan, dia tertawa mengejek mendengar pernyataan tama tersebut dan mengatakan.“Terserah apa kata lo, lepasin tangan gua sekarang” ucap Jennie sinis.
Bukannya melepas tangan Jennie, Tama malah menarik tangannya Jennie dan menyudutkan badan Jennie di sebuah koridor yang bisa di bilang sepi kemudian dia mencium Jennie secara paksa dan terlihat kasar, Jennie berusaha merontah dia memukuli dada Tama agar pria itu mau melepaskannya namun sayang tenaganya tidak sekuat Tama badannya lemas seketika dia pasrah, dalam ciuman tersebut mereka berdua sama-sama menangis.Tama melepaskan ciumannya setelah dia rasa Jennie tidak lagi meronta.
PLAKKK!!!!
Jennie menampar Tama dengan napas yang terengah-engah, dia benar-benar terlihhat emosi saat ini.Dia mulai menjauh dari tama dan koridor tersebut, namun Tama tidak mau kalah dia tetap menahan Jennie.
“Jen….gua mohon jelasin semuanya ke gua” ucap Tama sendu.
“Lepas sebelum gua teriak di sini” mendengar ancaman Jennie membuat Tama melepaskan genggamannya dan membiarkan Jennie pergi.
Di sisi lain Verlicia melihat Tama yang berada di koridor yang tidak jauh dari kelasnya pada saat dia ingin keluar kelas, mungkin Tama sedang mencari kelasnya pikir Verlicia.
“Guys gua ke sana duluan ya, ada Tama tuh di sana nungguin” ucap Verlicia kepada temannya, temannyapun hanya mengangguk mengiyakan.
Lalu Verlicia berjalan menghampiri Tama yang sedang berdiri di koridor sana.
“Sayang…..” pekik Verlicia memanggil Tama. Mendengar suara Verlicia membuat Tama menghampus airmatanya dan menoleh kearah Verlicia.
“Oh… kamu udah keluar yank, aku tadi bingung nyariin kelas kamu di mana” bohong Tama agar Verlicia tidak curiga.
Namun Verlicia sudah curiga dia tahu jika Tama tidak pandai berbohong, matanya yang merah, air mata yang masih tersisa dan juga tidak jauh Verlicia melihat punggungnya Jennie.Dia tahu kekasihnya sedang bohong dia habis bertemu dengan Jennie tapi dia tidak ingin jujur dengan Verlicia.
‘Lo bohong Tam, gua tahu lo habis nangis dan habis ketemu dengan Jennie, sebenarnya apa hubungan lo sama Jennie sehingga lo ngebohongin gua’ ucap Verlicia dalam hati.
“Yank…. Kok ngelamun sih?” ucap Tama menyadarkan Verlicia yang melamun.
“Ohhh maaf, gua tadi kepikiran ada yang tinggal gak” elak Verlicia sambil tersenyum menutupi kecurigaannya.
“Ya udah… yok kita jalan kita makan siang aku juga mau ada meeting lagi nanti” ajak Tama dan menggenggam tangan Verlicia, sedangkan Verlicia hanya tersenyum saja.
Sedangkan di sisilain Jennie melihat mereka, Jennie melihat Tama yang menggenggam tangannya Verlicia dia juga mendengar panggilan sayang yang di utarakan oleh Verlicia.
‘Lo jahat…. jahat banget Tam, lo udah ngehancurin segalanya di hidup gua dan sekarang lo datang kembali’ ucap Jennie dalam hati sambil menangis dalam diamnya.
Kepalanya mulai sakit lagi, dia segera buru-buru menuju kelas untuk meminum obatnya agar sakitnya tidak kumat di kampus ini, sungguh malang memang hidunya pikir Jennie.🌸 🌸 🌸 🌸
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Life [Ten WayV, NCT]
Romance(This story End) Angst, Romance, Bullying. . . . . . . Penasaran ??? Baca aja ceritanya.