Saat hati ingin melunak perlahan
Namun kenyataan tak pernah mendukung
Bahwa diriku tak akan pernah bisa sebanding
Dengan dirimu yang istimewa📝📝📝
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Hari ini adalah hari yang sangat melelahkan bagi Nara, dia harus menguras tenaganya untuk bekerja, kuliah bahkan merawat ibunya yang sedang di rawat di rumah sakit. Dia bahkan berbagi tugas dengan adiknya Denzel jika Nara pulang terlambat atau sedang bekerja maka Denzel lah yang akan mengurus pekerjaan rumah dan menjaga ibunya di rumah sakit. Ini juga yang membuat Nara semakin pusing karena harus memikirkan biyaya rumah sakit ibunya belum lagi biyaya makan mereka sehari-hari.
Nara emang sengaja menyembunyikan ini semua dari teman-temannya karena dia tidak ingin selalu menyusahkan teman-temannya walau dia tahu bahwa teman-temannya akan membantu Nara tapi Nara tetaplah Nara gadis yang selalu memendam semuanya sendiri dan menganggap jika dirinya mampu mengatasi itu semua secara sendiri.
Hari ini dia bener-bener terlihat lelah dan juga mengantuk, karena Nara semalam pulang pukul 5 subuh dia tidak hanya bekerja di cafe milik Verlicia tetapi juga sekarang Nara bekerja di Club malam yang sering dia kunjungi sebagai bartender di sana, alasannya serupa agar dia bisa membiyayai biyaya rumah sakit dan kehidupan keluarganya.Saat ini untunglah bukan pelajaran dari dosen galak jadi Nara bisa memejakan matanya di bangku belakang tanpa ketahuan oleh dosen tersebut. Hingga Nara tidak sadar jika mata kuliahnya saat ini sudah selesai.
“Nara..... bangun Ra” ucap Verlicia sambil menggoyangkan tubuh mungil Nara.
Merasa ada yang membangunkannya Narapun membuka matanya dan menguap tanda jika dia masih sangat mengantuk.
“Lo kenapa tidur di kelas sih Ra, untung aja bukan Sir Dares MK hari ni kalo enggak udah gua yakin lo bakal di keluarin” ucap Gwen.
“Iya... tumben banget lo tidur di kelas” sahut Rasi yang berada di depan Nara.
“Emang MK nya udah kelar ya?” tanya Nara degan tatapan yang masih mengantuk.
“Aduhh.... udah dari tadi Nara sayang” ucap Chandra sambil memukul pelan pipi Nara untuk mengembalikan kesadaran Nara.
“Duh.... apa-apaan sih lo sakit tau gak” ucap Nara kesal, ingin membalasnya namun di halang oleh Gwen.
“Udah-udah, kita kantin sekarang lu pada kagak lapar apa” ucap Gwen sambil menarik tangan Nara dan juga Verlicia untuk keluar dari kelas mereka menuju kantin, di ikuti juga oleh Rasi dan Chandra.Seperti biasa kantin selalu ramai oleh mahasiswa dari kalangan fakultas lain yang sedang bersenda gurau, ada juga yang asik bernyanyi sambil memainkan gitar mereka, ada juga yang sibuk bergosip untuk kaum wanita-wanitany dan banyak lagi hal lain yang bisa di lihat dari kantin ini.
Seperti biasa Nara sebenernya masih belum terbiasa dengan suasana ramai di kampus ini karena pandangan negatif orang-orang tentang dirinya namun apa boleh buat dia berusaha nyaman dengan keadaan ini demi teman-temannya, iya seperti yang kalian lihat bahwa hubunga Nara dan teman-temannya mulai membaik walau belum sepenuhnya.
“Kita duduk di sana aja” ajak Verlicia sambil menunjuk kearah bangku yang kosong berada di tengah, karena hanya bangku itu saja yang kosong dan cukup untuk mereka ber5.
Nara dan juga yang lain mengikutinya, kemudian mereka duduk di bangku itu dengan tatapan sinis dan mengejek dari orang-orang di kantin itu yang membuat Nara semakin tidak nyaman.
“Udah gak usah di lihat” ucap Chandra sambil merangkul Nara dan membawanya duduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Life [Ten WayV, NCT]
Storie d'amore(This story End) Angst, Romance, Bullying. . . . . . . Penasaran ??? Baca aja ceritanya.