Bandung, 25 oktober 2018
Hari ini adalah hari ke lulusan bagi anak-anak kampus baik itu rombongan Lisa dan juga rombongan Nara. Mereka tengah sibuk di rumah mereka masing-masing mempersiapkan acara wisuda hari ini.Nara dia tampil biasa saja saat ini, mungkin bagi semua mahasiswa ini adalah hari kebahagiaan bagi mereka karena mereka bisa mengajak kedua orangtua mereka.
Namun beda halnya dengan Nara dia merasa sedih hari ini karena tidak akan ada yang menghadiri acara wisudanya saat ini, adiknya tengah bersekolah dan hanya Nara sendiri lah. Dia berencana untuk pergi ke makan ibunya hari ini hanya untuk mengucapkan kata rindu kepada ibunya.
Saat ini Nara tengah ada di makam ibunya, dia jongkok di makam ibunya tersebut sambil menaburi kembang dan air di sana.
“Ma... kabar mama gimana sekarang?” tanya Nara sambil mengelus batu nisan ibunya.
“Mama tau gak hari ini adalah hari kelulusan Nara ma... semua orang pasti mengajak kedua orang tua mereka, Nara sedih karena Nara gak tau mau ngajak siapa saat ini ke acara kelulusan Nara”
“Hem... rasanya Nara gak mau pergi hari ini ma, Nara takut akan kata-kata kasar orang-orang kepada Nara... hikss... Nara rindu mama, mama yang tenang ya di sana” ucap Nara tak sengaja air matanya menetes.
Dia menghampus air matanya itu, lalu dia bangkit dari sana meninggalkan makam ibunya dan pergi menuju kampus.Acara wisuda mereka memang di adakan di kampus karena kampus sangat luas memiliki lapangan yang sangat luas dan sering kali di gunakan untuk acara-acara pernikahan. Maka kelulusan mereka di buat di sana.
Terkadang Nara berpikir sungguh enak menjadi Lisa yang memiliki ayah pengusaha sekaligus pemegang donasi terbesar di kampus itu, sehingga dia bisa berbuat seenaknya saja.Sebenarnya Nara tidak bisa ikut wisuda bulan ini karena dia tidak memiliki biyaya untuk membayarnya namun entah kenapa 1 minggu akan wisuda pembimingnya mengatakan jika Nara bisa ikut wisuda bulan ini tanpa harus membayar apapun karena wisudanya saat ini sudah di bayar oleh seseorang.
Awalnya Nara berpikir jika orangtua teman-temannya yang membayar tapi saat dia menanyakan hal itu teman-temannya mengatakan orang tua mereka tidak membayarnya karena mereka belum mengatakannya.
Hal itu membuat Nara bingung entah siapa yang selama ini membantu dia dan adiknya, mulai dari biyaya rumah sakit ibunya yang sakit dulu dan hingga meninggal, biyaya sekolah adiknya, uang semesteran dirinya sampai uang wisuda saat ini.
Saat Nara ingin menanyakannya mereka bilang yang melunasi biyaya rumah sakit itu adalah pemilik rumah sakit yang identitasnya tidak boleh Nara ketahui. Yang membayar semua biyaya kuliah nya adalah pemegang kampus ini, tidak mungkin itu ayahnya Lisa kan secara anaknya sangat membenci Lisa apakah masih ada yang lebih tinggi lagi jabatannya di kampus ini di bandingkan ayah Lisa pikir Nara.
Namun saat ini dia berterimakasih kepada orang yang dia tidak ketahui itu.
Saat ini dia sudah sampai di kampusnya, dia segera menuju ke gedung acara wisudanya. Di sana sudah banyak sekali anak-anak kampus yang sudah datang.Nara memberikan undangannya kepada petugas penjaga dan masuk kedalam gedung menari bangkunya. Banyak sekali orang tua mahasiswa yang datang Nara merasa sedih saat ini, namun dia mengabaikannya dan mencari tempat duduk nya.
“Nara... sini” pekik Gwen melambaikan tangannya kepada Nara.
Nara yang melihat itu menghampiri mereka ke sana, dia tidak menyangka jika dia akan berpisah dengan sahabat-sahabatnya itu.Nara pun tidak tahu ingin ke mana setelah tamat ini, dia tak ingin terus menerus bekerja di cafe milik sahabatnya itu karena Nara ingin mencari kehidupannya sendrii tanpa harus bergantung dengan sahabatnya ini.
“Kalian cantik banget” puji Nara kepada Gwen dan Verlicia.
“Oh... lo muji mereka aja gak muji kita nih” ucap Rasi ngambek.
“Kalian juga cakep banget hari ini” puji Nara kepada Chandra dan Rasi.
“Gantengan gua atau Chandra?” tanya Rasi
“Hemmm... ganteng siapa ya gantengan Rasi deh kek nya” jawab Nara yang membuat Verlicia dan Gwen tertawa.
“Ohh.. gitu okey Ra kita putus” ucap Chandra.
“Dih... lebay banget sih lo tak, di terima juga kagak cinta lo hahaha” sahut Gwen.
Mereka tertawa saat ini dan saling bercanda, tak lupa juga mereka berfoto-foto sebagai kenang-kenangan terakhir mereka berkuliah karena tidak tahu mereka akan pergi kemana setelah tamat ini.
Di sebelah barisan anak sastra adalah anak bisnis di sana ada Ten yang sedari tadi memperhatikan Nara yang tertawa bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Life [Ten WayV, NCT]
Romance(This story End) Angst, Romance, Bullying. . . . . . . Penasaran ??? Baca aja ceritanya.