Brukk...
"Kak Miya!"
Harith bergegas menghampiri Miya yang terjatuh dari brankar. Cowok itu segera membantu Miya kembali berbaring di atas brankar dengan hati-hati.
"Kok bisa sampai jatuh gini, sih? Untung aja gue udah balik, kalo nggak gimana?!" amuk Harith.
Miya tersenyum lemah. "Sorry," ucapnya.
"Untung infus lo gak lepas. Gue juga yang bakal repot kalo ada apa-apa sama lo," celoteh Harith.
Miya masih tersenyum. Namun matanya kembali terlihat berkaca-kaca.
"Kenapa mewek? Sakit? Mampus."
Miya melotot garang pada Harith. Sifat adiknya itu memang 11 12 dengan Alucard : perhatian, sayang, humoris, baik, tapi usil & ngeselin tingkat dewa.
Untung Miya sayang :)
"Udah, tidur lagi, sana. Biar cepet sembuh," suruh Harith.
...
Alucard
Miy, kok lama banget,
sih, sakitnya?Alucard
Aku sendirian terus, nih,
jadinya :"Miya menatap datar layar ponselnya. Halah, bullshit, batin cewek itu.
Miya melempar ponselnya ke sudut tempat tidur. Kemudian ia membenamkan wajah ke dalam boneka teddy bear besar, kado dari Harith.
Terhitung sudah satu pekan ini Miya tidak masuk sekolah. Dia menginap 4 hari di rumah sakit, kemudian beristirahat di rumah sehari. Ditambah 2 hari weekend karena sekolahnya menganut sistem full day school.
"Woi, kak! Lo dicariin temen lo, tuh!"
Miya mendengar suara Harith berteriak dari balik pintu kamarnya. Cewek itu hanya diam, ia sedang malas gerak alias mager.
"Woi, kak!" Harith menggedor pintu kamar Miya cukup keras. Namun Miya tetap diam, tak beranjak dari tempat tidurnya 1 cm pun.
Ceklek!
Harith menggerutu. Ternyata pintu kamar Miya tidak terkunci seperti biasanya.
"Kak, bangun, oi! Dicariin cowok lo, tuh," ucap Harith.
Miya menoleh, namun kepalanya masih berada di dalam dekapan boneka teddy bear yang ia peluk. "Mager," jawab Miya.
"Lo minta gue seret ke bawah, atau cowok lo yang kesini?" tanya Harith jengkel.
Miya kembali membenamkan wajah ke dalam perut teddy bear-nya. "Suruh kesini aja."
Harith berdecak kesal. Ia pun keluar dari kamar Miya tanpa menutup pintu kamar tersebut.
Harith berjalan menuruni setengah anak tangga. "Suruh ke atas aja, Mah! Kak Miya gak mau turun!" seru cowok itu, kemudian kembali masuk ke dalam kamar pribadinya.
Ibunda Miya geleng-geleng kepala. "Dasar, adik-kakak sama aja. Ngurung diri di kamar terus, kerjaannya."
Alucard tertawa kecil. "Daripada gak pernah dirumah. Malah bahaya, kan, Tante?"
Ibunda Miya mengangguk. "Ya udah, kamu langsung ke atas aja. Udah tau, kan, kamar Miya yang mana?"
...
"Ngapain, nih?"
Miya mendengus. Ia pun melempar bantal sofa miliknya ke arah Alucard. "Kamu sendiri yang kesini, malah tanya ke aku!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cewekku, Dilan-ku
Fanfiction[𝐒𝐞𝐪𝐮𝐞𝐥 𝐂𝐨𝐧𝐟𝐥𝐢𝐜𝐭 𝐢𝐧 𝐋𝐚𝐧𝐝 𝐨𝐟 𝐃𝐚𝐰𝐧] Jika kodratnya sel sperma mengejar sel telur, maka hal itu tidak berlaku bagi Miya. Jaket jeans Dilan, sepatu kets, jas almamater disampirkan di pundak, plus banyak tingkah. Cewek modelan...