Cewekku, Dilan-ku #19

370 30 26
                                    

Dibawah nanti ada peringatan 18+ loh, ya. Tolong dipatuhi.
Harap bijak dalam memilih daftar bacaan!

"Bunda, Alu mau ke rumah Miya bentar, boleh?"

Bunda menoleh. "Mau ngapain? Udah hampir malem loh, ini," tanya beliau.

"Anu ... Bun," Alucard menjeda ucapannya, berpikir harus menjawab jujur atau tidak. "Tadi Alu nggak nganter Miya pulang. Barusan ada info dari temen satu kelas, katanya Miya habis dikeroyok sama anak kelas lain."

Ibunda Alucard tersentak. "Apa?! Gimana, sih, kamu ini. Jangan sepelekan amanah dari orang tua Miya. Kan Bunda udah bilang, kalo Alu gak sanggup pegang amanah mending jangan diterima!" omelnya.

"Tenang aja, Tante. Miya gak papa, kok. Toh, dia pemegang sabuk biru karate," ucap Gusion.

"Tetep aja, Miya itu cewek!" hardik Ibunda Alucard. "Kalian mau nengok Miya juga?" tanya beliau, melihat Gusion dkk menyusul ke dapur untuk menemuinya.

Zilong mengangguk. "Iya, Tante. Sekalian pulang," jawabnya.

"Kita pamit pulang, ya, Tan," Freya berucap sembari mencium tangan Bunda Alucard, diikuti oleh yang lain.

"Ya sudah, hati-hati. Kamu juga Alu, jangan ngebut!" pesan Ibunda.

....

Ting tong!

Alucard menekan bel rumah Miya sekali. Tak menunggu lama, muncullah Harith dari balik pintu.

Bugh!

"Kemana aja lo, hah?"

Zilong dan Gusion langsung memisahkan Harith dari Alucard. Mencegah lebih banyak bogeman yang dilayangkan Harith pada Alucard.

"Kemana aja lo? Masih untung ada gue yang kebetulan lewat sekolah Kak Miya. Kalo gak, udah gue pastiin lo habis di tangan gue!" seru Harith menatap tajam Alucard.

"Lo itu udah dikasih amanat sama ortu gue buat jagain Miya. Kalo lo gak sanggup, mending lo tolak aja! Lo udah ngerusak kepercayaan gue, tau, gak? Masih untung lo gak gue laporin masalah ini ke ortu."

Harith melirik Freya. Cowok itu hendak maju, namun kembali ditahan oleh Gusion. Ling pun menarik Freya agar berdiri di belakangnya, mencoba melindungi cewek itu.

"Puas lo, tau kakak gue hampir diperkosa sama cowok lo?"

Deg!

Keempat cowok remaja itu mematung. Sementara Freya menatap Harith tak percaya.

"Co-cowok gue? Si-siapa? Gue—gue gak punya cowok! Jangan asal nuduh lo!"

Sreet!
Brukk!

Semua orang terkejut melihat Miya yang tiba-tiba datang dan membanting Harith dalam sekali sentakan. Cewek itu keluar rumah dengan keadaan berantakan. Bahkan ia masih mengenakan seragam sekolah.

"Pulang lo!" usir Miya dingin.

"A-aku—"

"Lo gak punya telinga? Pulang!"

Freya menggeleng takut. "Miy, aku—"

"Pulang atau gue seret lo keluar?!" teriakan Miya terdengar menggelegar di halaman rumah yang cukup besar itu.

Miya perlahan maju mendekati Freya. Ia menepis tangan Ling yang menahan dirinya. Membuat Freya mundur perlahan, mengikuti langkah Miya yang semakin mendekatinya.

"Cepet masuk," titah Miya dingin.

Gusion, Zilong, dan Ling mengangguk patuh. Ketiga cowok itu memasuki rumah Miya sembari menolong Harith yang tergeletak di lantai.

Cewekku, Dilan-kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang