Cewekku, Dilan-ku #39

228 30 30
                                    

Huaa... gk ada mood nulis wp, maap :(
Author juga sering insomnia (baca: jarang tidur) akhir-akhir ini, jadi rada lemot otaknya :"

Senin, 13 Juli 2020
02.35 pagi WIB

....

Brakk!

Suara pintu kelas yang dibuka secara biadap itu membuat kesunyian di kelas XII Mipa 1 terganggu. Seorang cowok berambut putih dengan model bak artis perempuan Korea itu memasuki kelas dengan napas ngos-ngosan.

"Woi Zilong!" teriak cowok itu.

Zilong yang tengah belajar matematika dengan Gusion pun berdecak. "Apaan, sih, Ling?" tanya Zilong sebal.

"Dare lo waktu itu, sekarang jadi nyata," ucap Ling heboh.

"Dare?" beo Zilong.

Ling mengangguk. "Miya sama Alucard jadian, noh!"

"Hah?!"

"HWAPA?!"

"NANI?!"

Tak hanya Zilong dan Gusion, rupanya beberapa anak lain pun turut heboh mendengar berita tersebut. Mereka langsung keluar kelas dan menengok ke bawah —karena kelas mereka saat ini berada di lantai 3.

Benar saja, ada Alucard dan Miya yang tampak akur bersama. Namun ada yang berbeda di antara mereka. Pancaran aura kebahagiaan tampak jelas di wajah mereka, serta tangan yang saling bertautan.

"Anjir ... gue keduluan, dong."

"Tikung boleh gak, nih?"

"Jangan bego, cowoknya galak!"

"Kebalik, pe'a! Ceweknya yang garang!"

"Elah, sama aja, njir! Dua-duanya ganas, kali!"

Gusion, Zilong, Ling, dan Lancelot geleng-geleng kepala mendengar pembicaraan teman satu kelas mereka itu.

Melihat interaksi kedua remaja yang tengah kasmaran itu membuat iri banyak orang. Termasuk Lancelot, yang turut iri karena sang pujaan hati berada di sekolah lain.

"Eh, Gus," panggil Lancelot. Ia baru ingat sesuatu yang menyangkut tentang mereka.

Lancelot mendekat ke arah Gusion. Cowok itu berbisik, "Ini gak ada di dalem skenario kita, kan?"

Gusion mengangguk. Seketika, tatapan netra hazel itu berubah dingin. Cowok itu berbalik, kemudian masuk ke dalam kelas.

"Kita liat aja nanti. Yang jelas, rencana kita gak akan berubah," ucap Gusion final.

.....

"Harith kok belum dateng? Tadi, kan, dia yang berangkat duluan," tanya Alucard heran.

Miya melepas seat belt-nya. Ia tampak berpikir sebelum menjawab, "Kan dia nyusul Nana dulu, sama kayak kamu."

Alucard manggut-manggut. Cowok itu menunggu Miya merapikan tatanan rambutnya sembari bermain ponsel.

Alucard mengambil tas yang ia letakkan di bangku belakang. Ia keluar dari mobil seraya menenteng tas Miya dan menyampirkan tasnya.

Akhir-akhir ini Alucard memang sengaja membawa mobil. Cowok itu selalu mengantar-njemput ibundanya di rumah sakit setiap berangkat dan pulang sekolah.

"Nanti jemput ibu kamu dulu, Al?" tanya Miya.

"Iya. Kamu mau ikut? Bunda udah lama banget pengen ketemu kamu," tawar Alucard.

"Boleh, deh. Tapi liat dulu, ya. Kalau tiba-tiba Pak Saber atau yang lainnya butuh aku, mungkin lain waktu," ucap Miya setuju.

Cewekku, Dilan-kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang