Cewekku, Dilan-ku #16

371 35 15
                                    

Alucard
P
Miy?
Pr kimia udah?

Miya menghapus notifikasi yang masuk itu dengan malas. Cewek itu sedang fokus bermain Minecraft, sehingga tak ingin diganggu hingga fokusnya terpecah. Terlebih karena Alucard.

"Miy, Alucard mau join." Suara Zilong terdengar di headset Miya.

"Ya udah gak papa," tanggap Miya.

"Yakin lo? Gak galau lagi ntar?" tanya Gusion.

Miya berdecak. "Dih, buat apa gue galau sama dia?"

Terdengar suara tawa Gusion, Zilong, dan Ling. Lalu disusul oleh sapaan Alucard yang baru saja masuk ke dalam world Zilong.

Miya mengarahkan player miliknya untuk terus menjauh dari Alucard. Cewek itu memutuskan berjalan-jalan ke hutan untuk mencari markas baru.

"Oh My God." Miya terkejut melihat banyak sekali monster yang menuju ke arahnya. "Hey, kalian punya TNT gak?"

"Nggak."

"Buat apa? Gue buatin, nih. Udah siap bahan, kok."

Miya mengendalikan player miliknya agar berlari. "Gue nemu monster spawner di goa. Koordinat x 213 y -927."

"Pantesan banyak banget monster di siang bolong gini," gerutu Gusion. "Anyway, TNT yang lo pesen udah jadi."

Miya berdecak "Cepetan kesini lah! Gue dikejar-kejar zombie sekampung ini!"

Teleported Miya to 189 -956 70

Miya bernapas lega. "Siapapun yang udah mindahin gue, thanks," ucap cewek itu.

"Kembali kasih."

Miya termangu. Terkejut karena ternyata Alucard-lah yang menolongnya. Sementara itu, ia mengarahkan layarnya ke arah hutan yang terdengar berdentum. Rupanya Gusion dan Ling baru saja meledakkan goa yang cewek itu maksud menggunakan bom.

Ceklek!

Miya terlonjak. Cewek itu langsung menarik selimut dan berpura-pura tidur, takut dimarahi oleh orang tuanya.

"Woi, Kak! Gue join boleh, gak?"

Miya mengusap wajahnya frustasi. Ternyata hanya Harith, bukan mama apalagi ayahnya.

"Ya udah, join aja. Lo gak tidur emang?"

Harith memandang Miya datar, meski tak begitu terlihat oleh sang kakak karena kondisi kamar yang remang-remang.

"Lo sendiri emang gak tidur?"

"Males."

"Ya udah, sama."

Miya melempar bantal kecil miliknya ke arah Harith. "Gak kreatif lo!"

"Koordinatnya berapa? Gue nyasar ini," tanya Harith.

Miya membenarkan posisi headsetnya sembari mengetik sesuatu di message, kemudian mengirimkannya. Seketika, player Harith berada tepat di tempat player Miya menginjakkan kaki.

Seperti biasa, mereka kembali diam. Selain takut tercyduk orang tua karena belum tidur, mereka juga tak begitu mempedulikan yang lain. Karena kali ini mereka bermain secara bebas, tidak seperti biasanya.

Jika biasanya mereka memiliki misi seperti membangun markas, kali ini tidak. Markas mereka telah selesai di buat, meski di dalamnya masih kosong.

"Granger lagi nemenin Bunda dia di rumah sakit. Kemungkinan besok gak masuk," ucap Alucard tiba-tiba.

Cewekku, Dilan-kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang