"Tumben sekali kau mengunjungiku kemari. Ada apa?"
Lunox menyerahkan sebuah peta usang. Ia menunjuk suatu tempat yang ia beri lingkaran spidol merah.
"Kau masih ingat tempat ini, Kadita?"
Kadita mengangguk. "Ya. Tempat itu sudah tenggelam ribuan tahun yang lalu, bukan?"
"Kau tau dimana Maze of Minos saat ini?" tanya Aldous to the point. "Kami sedang mencari sesuatu disana."
"Tempat itu sudah hancur di bawah laut. Kalian yakin ingin pergi kesana?" tanya Kadita memastikan.
Freya mendengus. "Ya," jawabnya singkat.
"Tapi maaf, Freya. Aku hanya bisa mengantar kalian sampai perbatasan laut selatan. Maze of Minos berada sedikit lebih jauh dari sana," ucap Kadita.
"Tidak masalah, Kadita. Kau bisa mengatakan dimana letaknya nanti," ucap Freya.
Kadita menatap ketiganya ragu. Ia mengangguk setelah memikirkan segala resiko yang akan mereka tanggung setelah ini.
"Mendekatlah ke air. Aku akan mengubah kalian menjadi manusia duyung sepertiku," suruh Kadita.
Aldous menggeleng cepat. "Err ... sepertinya aku ada urusan dengan seseorang. Kalian saja yang pergi, ya. Goodbye!" Lelaki itu langsung melesat kabur sebelum Freya dan Lunox menahannya.
Freya menggeleng tak habis pikir. Ia dan Lunox pun segera masuk ke dalam air. Setelah Kadita mengubah keduanya, barulah mereka bertiga pergi menuju Maze of Minos yang telah tenggelam.
....
"Jadi, lo juga termasuk immortal person sama kayak Aldous, gitu?"
Carmila terkikik. "Iya. Gue sama Cecilion masih sempet menyelamatkan diri pas Land of Dawn tiba-tiba disapu ombak besar, terus tenggelam," ceritanya.
"Berarti, masih banyak immortal creature yang kita gak tau, dong?" tanya Harith.
"Kurang tau kita, sih. Soalnya nih, meskipun kita seorang immortal person, tapi ada cara tersendiri buat lenyapin kita dari dunia ini," jelas Cecilion.
"Ohh, gitu ...." Harith, Miya, Harley, dan Lesley kompak mengangguk.
Harley dan Lesley sudah sangat lancar berbahasa berkat sihir dari Lunox, meskipun logat British masih melekat kuat pada lidah keduanya.
"Terus, kalian kok bisa keliatan kayak orang biasa, gitu?" tanya Harley penasaran.
"Adaptasi, lah," jawab Carmila.
"Kita juga udah terbiasa makan makanan manusia. Mungkin kalo lagi 'butuh' aja kita cari darah," imbuh Cecilion.
"Udah jadi vampire modern nih, ceritanya?" goda Miya.
Cecilion dan Carmila mengangguk membenarkan. Setelah berbasa-basi sejenak, bertanya tentang keadaan Land of Dawn, mereka pun mengakhiri video call tersebut.
Sebelum pergi tadi, Freya dan Aldous telah memberitahu siapa saja yang termasuk dalam immortal creature di sekitar mereka. Selain Freya, Aldous, dan Lunox, ternyata Carmila dan Cecilion juga termasuk immortal creature.
Lalu ada Kadita, sang Ratu Laut Selatan yang sedang ditemui Freya dan Lunox. Hanya saja Kadita lebih memilih untuk tetap tinggal di laut.
Kemudian Atlas, sosok penjaga Abysmal Sea, Northern Vale yang kini menjelma menjadi manusia. Cowok kelas 12 bahasa 2 yang sempat menyatakan perasaannya pada Miya.
"Oh iya, kata Freya tadi, takdir kita terikat dengan masa lalu. Berarti, jodoh kita nanti juga sama dengan pasangan kita di masa lalu, dong," pikir Lesley.
"Bisa jadi," komentar Harley.
Harith menggeleng. "Di masa lalu, gue dan Kak Miya bukan adik kakak kandung kayak gini. Mungkin aja takdir yang dimaksud Kak Freya itu waktu kematian atau sejenisnya," argumen cowok itu.
"Lo tau darimana?" tanya Miya penasaran.
"Kak Lunox cerita ke gue tadi," jawab Harith. "Gue juga sempet tanya-tanya soal kehidupan kita dulu kayak gimana."
"Gue jadi penasaran sama reaksi anak-anak di kelas soal ini," ucap Miya. "Ini terlalu mendadak soalnya."
.....
"Miss Selena?"
Selena tersenyum. "Hai, Miya," sapanya. "Saya kesini untuk memberitahu kalian tentang perang itu."
"Anda tau?!" seru Harley, Lesley, Miya, dan Harith bersamaan.
"Estes yang memberitahuku," jawab Selena. Ia menatap Miya jahil. "Kau tau siapa Estes kan, Miya?"
Wajah Miya memerah malu. Bagaimanapun juga, perasaannya, cinta pertamanya pada Estes hanya beberapa orang yang tau.
"Karina adalah adikku, tentu saja aku mengenal Estes," ucap Selena.
Miya melongo. Oke, semua ini benar-benar diluar dugaannya. Jika Selena mendapat informasi dari Estes, maka ada 2 kemungkinan: Freya, Lunox, dan Aldous sudah memberitahunya lebih dahulu, atau Estes juga seorang immortal creature.
"Aku hanya menebak, Miya. Tapi sepertinya benar. Kata Estes, kau pernah menyukainya di masa lalu. Dan jika garis takdir kalian sama seperti di masa lalu, maka kemungkinan kau juga sempat menyukai Estes," oceh Selena.
Jadi, Estes juga seorang immortal creature?
"Kalau kau berpikir aku seorang immortal person ... ya, itu benar."
Miya reflek membungkuk hormat, membuat Lesley, Harley, Harith, dan Selena terkejut. Bahkan gadis itu sendiri ikut terkejut dengan apa yang baru saja ia lakukan.
"Oh, jiwa kita masih terhubung ternyata." Lelaki itu, Estes, tertawa kecil. Ia saat ini berwujud manusia Elf dewasa, wajar saja jika Miya reflek memberi hormat.
"Maksudmu? Tunggu, kau ... Kak Estes?" tebak Miya sembari menunjuk Selena. Ia begitu mengenal suara tawa itu.
Estes menjentikkan jari. Dengan sekejap ia menjelma sebagai sosok cowok remaja yang sempat dicintai Miya dalam diam selama beberapa tahun ke belakang. "Yup."
"Aku seorang Moon Elf King, dan kau adalah panglimaku, Miya. Maklum saja jika kau secara reflek memberi hormat pada sosok asliku," ucap Estes.
Miya mengangguk-angguk mengerti. Meski ia merasa ada sesuatu yang mengganjal di hatinya mengenai kedekatan mereka di masa lalu.
"Waktu ada tsunami besar disini, gue kebetulan lagi hibernasi panjang di suatu tempat. Jadi, gue masih hidup," jelas Estes, dengan gaya bicara informal.
"Oh iya. Lo ... kesini mau jelasin soal perang ke kita, kan?" tanya Harley penasaran.
Estes mengangguk. "Tapi sebelumnya, kalian harus tau siapa aja yang bereinkarnasi dan kemungkinan besar bakal jadi musuh kita."
"Gue gak begitu yakin. Tapi untuk sementara, kalian inget-inget aja dulu. Di perang besar itu, mereka berpihak pada Lord of the Abyss. Aku gak tau apa yang bakal terjadi di masa depan. Yang jelas, kalian-lah yang diincar."
Estes memunculkan sebuah buku amat tebal di tangannya. "Ini bukan sulap atau teknologi, tapi sihir murni."
"Catat nama-nama ini di memori kalian," suruh Estes.
Miya, Harith, Harley, dan Lesley mengangguk kompak. Selena pun tampak ikut menyimak dengan serius.
"Dyrroth."
"Faramis, Leomord, dan Vexana, Undead."
"Thamuz."
"Argus, Fallen Angel."
"Moscov."
"Alice."
"Martis."
Deg!
'Martis?' batin Miya, Selena, serta Harith syok.
.....
A/n :
Ini masih proses penggabungan ceritanya. Jadi maaf klo agak mbelibet :v
![](https://img.wattpad.com/cover/211263803-288-k761589.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cewekku, Dilan-ku
Fanfiction[𝐒𝐞𝐪𝐮𝐞𝐥 𝐂𝐨𝐧𝐟𝐥𝐢𝐜𝐭 𝐢𝐧 𝐋𝐚𝐧𝐝 𝐨𝐟 𝐃𝐚𝐰𝐧] Jika kodratnya sel sperma mengejar sel telur, maka hal itu tidak berlaku bagi Miya. Jaket jeans Dilan, sepatu kets, jas almamater disampirkan di pundak, plus banyak tingkah. Cewek modelan...