Cewekku, Dilan-ku #3

721 51 28
                                    

"Ngapain lo nyuruh-nyuruh gue kesini segala?"

Bel pulang sekolah telah berbunyi lebih dari 30 menit yang lalu. Namun Miya masih berada di dalam sekolah, tepatnya di taman belakang sekolah.

Ketika istirahat tadi, ada seorang cewek yang meminta Miya untuk datang ke taman belakang setelah sekolah sepi.

"Gak usah sok, lo!" Cewek itu mendorong bahu Miya.

Mental laki-laki Miya seketika berkobar. Ia tak terima diperlakukan seperti ini.

Sabar, Miy, sabar. Kalo dia gak main tangan, jangan mulai duluan, hati nurani Miya berbicara.

"Lo apaan, sih? Gajelas banget, tau," cetus Miya. Ia melipat kedua tangan di depan dada, seolah menantang cewek didepannya.

"Lo yang apaan, deket-deket cowok gue?!" teriak cewek itu nyolot.

Miya mengernyit. "Cowok lo?"

"Gusion itu cowok gue! Tunangan gue! Lo ngapain deket-deket sama dia, hah?!"

Miya mendengus geli. Dalam hati ia tertawa keras, menertawai cewek yang mengaku sebagai tunangan sahabatnya itu.

Badan pendek, kurus, rambut pirang sebahu, sok-sokan pula. Mana mau Gusion sama cewek modelan kayak gitu?

Miya mencondongkan tubuhnya menyesuaikan tinggi cewek itu. Matanya melirik nametag yang terpasang di dada sebelah kanan seragam cewek itu.

"An-ge-la," eja Miya. Ia kembali menegakkan tubuhnya setelah mengetahui nama cewek itu.

"Angela, artinya malaikat." Miya menatap Angela dari atas ke bawah hingga membuat cewek itu risih. "Arti nama lo emang malaikat tapi tingkah lo kayak setan!"

Miya tertawa remeh. "Mana ada malaikat yang memfitnah dan berbohong?"

Miya membuka kancing lengan jaket dilan yang dipakainya. Kemudian ia menyingsingkan lengan jaket itu hingga siku. Cewek itu merasa gerah menghadapi masalah seperti ini.

"Asal lo tau, ya." Miya kembali melipat tangan di depan dada, tak lupa mengangkat dagunya dan memasang tatapan angkuh. "Tunangan Gusion itu namanya Guinevere, anak kelas 12 IPA 3."

Miya mendekati Angela yang menunduk takut. Cewek itu kembali membungkuk, menyejajarkan wajah mereka.

"And for your information, cewek sempurna kayak dia aja ditolak mentah-mentah sama Gusion. Apalagi lo. Jadi jangan mimpi!" bisik Miya tajam.

Setelah membisikkan hal itu, Miya langsung berbalik dan meninggalkan Angela yang masih mematung di taman belakang sendirian.

...

"You're late, Miya. The training was started on 15 minutes ago," tegur Chou, pembina & pelatih karate SMA Internasional.

"I'm sorry, sir. Tadi ada sedikit urusan dengan seseorang," ucap Miya.

Chou mengerutkan dahinya curiga. "Kamu nggak menghajar murid lain lagi, kan, Miya?"

"No, sir."

Miya berjalan melewati pelatihnya begitu saja. Cewek itu segera mengganti seragamnya dengan baju karate yang serba putih, dan sabuk berwarna biru.

Sekeluarnya Miya dari ruang ganti, ia langsung berlari mengelilingi lapangan 25 putaran. Dengan 10 putaran sebagai pemanasan, ditambah 15 putaran sebagai hukuman terlambat 15 menit.

Chou meniup peluit, mengisyaratkan agar seluruh anak didiknya berkumpul. Chou juga meminta agar Miya berdiri disebelahnya.

"Baiklah anak-anak, perkenalkan, dia Miya. Dia adalah pemegang sabuk biru, sama seperti Hanabi."

Cewekku, Dilan-kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang