Ini spesial part :>
Now playing 🎶 :
Shaun - Way Back Home (piano cover).....
H-7 Ujian Nasional.
Segala macam try out sudah dilewati. Ujian praktek pun selesai dilaksanakan. Untuk satu minggu sebelum ujian dimulai, sekolah memberikan cuti kepada para siswa/i-nya. Atau yang biasa disebut sebagai 'minggu tenang.'
Setiap malam, Miya menghabiskan waktunya untuk belajar di teras, balkon kamar, halaman belakang, bahkan atap rumah. Hal itu sudah menjadi kebiasaan Miya selama 1 bulan belakangan.
Katanya, sih. Belajar ditemani oleh angin malam, bulan dan bintang itu lebih menyenangkan. Apalagi jika diiringi musik instrumental, dan secangkir minuman hangat.
Ting! Tong!
Harith mendengus. Dalam hati ia merutuki tamu yang datang di jam malam seperti ini.
Dengan malas, Harith membuka pintu rumahnya. Cowok itu terkejut melihat sosok Alucard di balik pintu itu. Alucard datang sendiri, seperti biasa. Hanya saja, kali ini cowok itu mengenakan pakaian yang cukup formal.
"Lo ... ngapain kesini?" tanya Harith heran. Kali ini tak ada kata-kata kasar serta nada tinggi yang terucap oleh bibirnya.
Alucard berdehem. "Jadi gini-"
"Gak usah ganggu gue belajar." Suara dingin Miya memotong ucapan Alucard begitu saja.
"Miya, aku-"
Miya mengangkat telapak tangannya, meminta Alucard untuk diam. Miya lalu menatap Harith yang masih memegang gagang pintu rumah.
"Kau bisa kembali ke kamarmu, Harith," usir Miya halus.
Harith menatap Miya tak percaya. Baru saja Miya melontarkan kata pedasnya, dan sekarang ia mengusir Harith untuk berbicara dengan Alucard.
Harith pun curiga. Tak biasanya Miya tak ingin pembicaraannya dengan Alucard didengar orang lain.
"Kau ingat plan B yang kau janjikan?" Miya berbisik di telinga Harith sembari berjalan mendekati Alucard. "Jika aku berhasil, maka kau harus menepati janji itu, Harith."
Harith mendesah gusar. "Hufft ... baiklah!" dengusnya, sembari berlalu menaiki anak tangga menuju lantai 2.
Miya menggerakkan jari telunjuknya, memberi isyarat agar Alucard mengikutinya. Miya membawa Alucard menuju halaman belakang rumah.
"Ngapain lo kesini?"
Alucard menghela napas. "Nggak mau basa-basi dulu? Udah lama kita nggak ngobrol berdua gini."
Miya melengos. "Basa basi lo udah basi, tau. Gak mempan lagi sama gue," ketusnya.
Mereka duduk di kursi taman. Itu adalah salah satu tempat favorit Miya ketika belajar.
"Miya, aku minta maaf." Alucard langsung berlutut dihadapan Miya. Cowok itu menggenggam kedua tangan Miya untuk meyakinkan.
"Aku bener-bener nggak serius waktu itu. Sebenernya, aku mau liat reaksi kamu dulu, jadi aku diam. Tapi nyatanya aku salah ...."
Alucard menunduk. Jari-jari tangannya masih menggenggam jari tangan Miya. Sesekali ia mengelus punggung tangan cewek itu.
"Sebelum aku selesai ngomong, kamu udah menyimpulkan dan pergi begitu aja. Jujur aja, aku kepikiran terus sama kamu. Aku takut kita semakin menjauh."
'Meski pada akhirnya kita akan tetap saling menjauh,' batin Miya.
Alucard menghela napasnya pelan. Sejak tadi Miya hanya diam, memberi waktu pada Alucard untuk menyelesaikan ucapannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/211263803-288-k761589.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cewekku, Dilan-ku
Hayran Kurgu[𝐒𝐞𝐪𝐮𝐞𝐥 𝐂𝐨𝐧𝐟𝐥𝐢𝐜𝐭 𝐢𝐧 𝐋𝐚𝐧𝐝 𝐨𝐟 𝐃𝐚𝐰𝐧] Jika kodratnya sel sperma mengejar sel telur, maka hal itu tidak berlaku bagi Miya. Jaket jeans Dilan, sepatu kets, jas almamater disampirkan di pundak, plus banyak tingkah. Cewek modelan...