Cewekku, Dilan-ku #24

338 37 50
                                    

Marilah kita menghujat Alucard bersama-sama :)

#no report² club
....

Miya merapatkan blezernya. Bayangan kejadian Alucard di café tadi masih terngiang-ngiang di kepalanya, terus berputar layaknya kaset rusak.

Alucard mendekati Miya. Ia membisikkan sesuatu, membuat Miya mematung dalam keterkejutan.

"Doain, ya ...."

"Lusa, aku mau kencan sama Freya ...."

"Lusa aku mau kencan sama Freya ...."

"Lusa aku kencan sama Freya ...."

"Lusa aku mau kencan ...."

"Lusa aku kencan ...."

"Kencan ...."

Miya memejamkan matanya erat dikala ucapan Alucard kembali berdengung di telinganya. "Sialan!" desis Miya pelan.

Miya membuka mata, memperhatikan lampu-lampu jalan yang mereka lewati dari jendela mobil. Miya menyumpal kedua telinganya dengan earphone, dan menyetel lagu kesukaannya.

"Miya."

Cewek itu diam —tak bergeming sama sekali meski ia dapat mendengar panggilan Alucard.

Alucard menghembuskan napas gusar. Ia meraih telapak tangan Miya, kemudian menggenggamnya.

"Maaf, seharusnya aku nggak ngucapin itu."

Miya menepis tangan Alucard. Cewek itu semakin merapatkan tubuhnya dengan pintu mobil. Kedua tangannya memeluk dirinya sendiri, dengan telapak tangan menggenggam erat kedua sisi blazernya.

"Ehm. Sebenernya masih ada satu lagi destinasi yang pengen aku kunjungi sama kamu hari ini. Kamu mau ke mall? Aku punya 2 tiket nonton film horor terbaru."

Miya menoleh, kemudian mengangguk. Setidaknya, ia takkan memikirkan ucapan Alucard tadi. Film horror itu bisa dipastikan mengambil alih pikirannya hingga beberapa hari ke depan.

Alucard tersenyum. Cowok itu membelokkan mobilnya ke salah satu mall ternama di Land of Dawn, City Mall.

"Mau popcorn? Aku yang beliin, deh," tawar Alucard.

Miya mengendikkan bahunya tak peduli. "Terserah," jawabnya.

"Kalo coklat, mau? Atau es krim? Aku liat ada Viennetta loh, disana." Alucard menunjuk supermarket di hadapan mereka. Cowok itu sedang berusaha membujuk Miya.

Miya mendengus. Alucard sepertinya sudah menjadi jelmaan Harith, selalu bisa membujuknya agar tak marah.

"Coklat, es krim, Sama Pocky."

Alucard mengangguk semangat. Masih ada 1 jam sebelum film dimulai. Jadi, Alucard bisa memanfaatkan waktu untuk berbaikan dan membujuk Miya terlebih dahulu.

Alucard kembali dengan membawa pesanan Miya. Mereka pun duduk di bangku yang tersedia. Miya membuka es krim miliknya, dan memakannya dengan lahap.

Untung saja Miya menemukan satu garpu plastik Popmie —yang masih baru— terselip di dalam saku tasnya.

"Mau?" Miya tahu diri. Tentu ia menawari Alucard yang telah bersedia membelikan dirinya es krim mahal itu.

"Boleh?" tanya Alucard balik.

Miya menyendokkan sedikit, kemudian menyodorkannya pada Alucard. "Aaa." Miya menyuruh Alucard membuka mulut.

"Mau, nggak? Kalo gak mau, ya udah." Miya langsung membalik haluan garpu ke mulutnya.

Cewekku, Dilan-kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang