Miya melangkah keluar dari kamar, hendak turun menuju dapur. Tetapi melihat pintu kamar Harith yang sedikit terbuka membuat Miya mengurungkan niat. Apalagi adiknya itu tengah bertelepon dengan seseorang dan menyebut namanya.
"Sekarang? Gimana sama Kak Miya?"
"Ya udah, deh. Cuma seminggu kan, Yah?"
'Oh ... Ayah, toh,' batin Miya.
Miya pun melanjutkan langkahnya menuju dapur. Ia membuka kulkas, dan mengambil beberapa bahan makanan.
"Kak, izinin gue, ya. Ayah nyuruh gue ke Korea, ada urusan, katanya. Seminggu doang, kok."
Miya menoleh ke belakang. Ia melihat selembar kertas di atas meja makan. Itu pasti surat izin untuk Harith yang dikirimkan ayahnya melalui Fax.
"Kapan lo berangkat?" tanya Miya.
Harith tampak mengecek kembali barang-barang yang akan ia bawa di dalam koper. "Jam 7 an," jawabnya.
"Gue masakin yang simple aja, deh, kalo gitu."
Miya segera membereskan bahan-bahan makanan yang sudah ia tata rapi di atas pantry. Setelah selesai, cewek itu langsung mengambil bahan lain di kulkas.
Miya mengambil satu lembar nori (rumput laut) dan meletakkannya di atas penggulung. Dengan cekatan, ia memotong timun, wortel, dan mengiris daging ikan salmon tipis.
Miya menyalakan kompor. Dengan cepat ia mengocok telur dan menuangnya di atas teflon. Setelah matang, ia meniriskan telur itu dan menggantinya dengan irisan ikan salmon.
Miya menata nasi diatas nori, meletakkan telur, wortel, dan timun yang sudah dipotong diatasnya. Setelah siap, ia menggulungnya menjadi sushi.
Miya menata sushi yang sudah dipotong ke dalam kotak bekal. Ia menambahkan satu plastik es kecil kecap asin.
"Nih, lo makan di perjalanan. Keburu telat," ucap Miya.
Harith menatap Miya lekat. "Iya. Thanks, Kak."
Taxi online yang dipesan Harith sudah datang. Cowok itu pun segera berpamitan pada Miya. Harith menggeret kopernya keluar rumah, diikuti Miya dibelakangnya.
"Gue berangkat. Lo baik-baik di rumah, ya, Kak," pamit Harith yang sudah duduk manis di dalam taxi.
Miya mengangguk. "Lo juga hati-hati. Salam buat mama, ayah, sama si kembar," pesannya.
"Iya. Tto boja!"
(Translate: dadah!).....
Harith memasuki pekarangan rumah keluarga Vence dengan perasaan kalut. Sejak melangkahkan kakinya keluar dari rumah, cowok itu sudah gelisah.
Ada banyak sekali keraguan yang mengganjal di hatinya. Namun jika hal ini tidak segera di selesaikan, mungkin akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Naega ganda!" seru Harith.
(Translate: aku datang)Ayah langsung menghampiri Harith. Kebetulan beliau sedang duduk di meja makan sembari membaca koran pagi.
"Kapan kau datang? Kau sudah sarapan, Harith?"
Harith mengangguk. "Aku datang malam tadi, Yah, sekitar jam 12," jawabnya.
"Jadi, ada apa?" tanya Ayah to the point.
Harith menarik napas dalam-dalam, kemudian menghembuskannya kasar.
"Bang Estes sempet nemuin Kak Miya di rumah sakit, dan dia nyinggung soal alter ego. Bang Estes bilang, kalo alter ego muncul karena—"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cewekku, Dilan-ku
Fanfiction[𝐒𝐞𝐪𝐮𝐞𝐥 𝐂𝐨𝐧𝐟𝐥𝐢𝐜𝐭 𝐢𝐧 𝐋𝐚𝐧𝐝 𝐨𝐟 𝐃𝐚𝐰𝐧] Jika kodratnya sel sperma mengejar sel telur, maka hal itu tidak berlaku bagi Miya. Jaket jeans Dilan, sepatu kets, jas almamater disampirkan di pundak, plus banyak tingkah. Cewek modelan...