Tepat hari ini, seluruh siswa/i kelas XII SMA International Land of Dawn tengah harap-harap cemas menunggu pengumuman kelulusan.
Namun hal itu tak berlaku bagi siswa/i kelas XII Mipa 1. Dengan santainya mereka malah menonton film menggunakan LCD di dalam kelas. Tak menghiraukan perintah kepala sekolah yang menyuruh mereka berkumpul di aula.
Takut kena Corona katanya.
"Eh, beneran loh ini. Guru-guru pada nyariin kita di aula. Masa siswa kelas 12 Mipa 1 gaada yang hadir, gitu katanya," ucap Kagura.
Hayabusa menepuk puncak kepala Kagura lembut. "Gak papa, sekali-sekali nakal. Kalo dihukumnya bareng-bareng bakal seru, kok."
"Bukan gitu ...," elak Kagura, "tapi kelas kita kepilih jadi kelas yang lulusannya paling bagus. Di kelas kita lulus semua."
"Hah? Serius lo?"
Kagura mengangguk. "Nih nih nih. Miya dapet nilai tertinggi seangkatan. Terus Hanzo, Gusion, Martis, masuk sepuluh besar. Sisanya masuk 100 besar."
"Kelas kita dapet hadiah, coy!" seru Hayabusa yang ikut membaca isi pesan di dalam ponsel Kagura.
Sontak, semua yang ada di dalam kelas berlari menuju aula dengan semangat. Meninggalkan film horror yang masih berputar di layar tancap.
.....
"Hp sama smartwatch?" Miya mengerut heran melihat isi hadiahnya.
Miya menoleh menatap ketiga cowok yang tampak senang. Gusion, Martis, dan Hanzo mendapat sebuah notebook sebagai hadiah.
"Buat kuliah enak, nih. Biar bawaannya gak berat-berat banget kalo disuruh bawa laptop," ucap Martis.
Hanzo mengangguk setuju. "File-file gue rencananya mau gue taruh disini. Biar laptop gue gak ngelag pas coding," timpalnya.
"Lah, katanya lo ambil MBA," celetuk Valir.
"Iya, gue emang ambil MBA. Coding cuma sekedar hobi gue. Yah, siapa tau nanti di dunia bisnis bisa berguna," jelas Hanzo.
Miya berdecak. "Kalian enak dapet notebook. Lah gue malah dapet Hp sama smartwatch. Buat apa?"
"Ngelacak lo," jawab Gusion, berbisik di telinga Miya.
Miya melebarkan mata. Ia tak memikirkan kemungkinan itu. Asumsinya tentang mereka yang bekerja sama dengan sekolah pun semakin menguat.
"Itu mah lebih mahal dari punya kita, Miy. Mereknya aja apel kerowak, gitu," ucap Ling.
Alucard mengangguk setuju. "Simpen aja dulu, siapa tau suatu saat nanti kepake. Atau bisa dijual."
Miya mengangguk. Ia memasukkan 2 buah kotak itu ke dalam tas. Selepas pengumuman kelulusan, mereka sudah diperbolehkan pulang.
Alucard mengajak Miya untuk menemui Bundanya yang berada di rumah sakit. Bunda Alucard bekerja sebagai resepsionis. Namun sekarang ia sedang mengurus surat pengunduran diri, mengingat kondisinya yang sudah tidak bisa bergerak bebas lagi.
Di perjalanan menuju rumah sakit, Miya menyuruh Alucard untuk mampir ke supermarket. Katanya tidak enak jika tak memberi buah tangan saat menemui seseorang —calon mertua pula.
Gusion
Gimana soal hadiah lo?Miya
Kita bahas besokGusion
Oke. Kumpul di rumah gue jam 8Miya
Kasih tau yang lain juga
![](https://img.wattpad.com/cover/211263803-288-k761589.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cewekku, Dilan-ku
Fanfic[𝐒𝐞𝐪𝐮𝐞𝐥 𝐂𝐨𝐧𝐟𝐥𝐢𝐜𝐭 𝐢𝐧 𝐋𝐚𝐧𝐝 𝐨𝐟 𝐃𝐚𝐰𝐧] Jika kodratnya sel sperma mengejar sel telur, maka hal itu tidak berlaku bagi Miya. Jaket jeans Dilan, sepatu kets, jas almamater disampirkan di pundak, plus banyak tingkah. Cewek modelan...