Cewekku, Dilan-ku #23

310 33 23
                                    

[Attention!]
Chapter ini mengandung unsur percintaan remaja yang mampu membuat kalian melted💕

.

.

Mari kita sejenak menikmati momen indah ini sebelum segalanya berakhir.

- 𝓐𝓵𝓾𝓬𝓪𝓻𝓭 𝓪𝓷𝓭 𝓜𝓲𝔂𝓪 -

.

.

"Kok kamu gak ngasih tau aku, sih, kalo mau jalan?" protes Miya sembari memakan roti bakar yang ia bawa dari rumah.

Alucard terkekeh. "Penampilan doang jadi kayak cewek, tingkahnya tetep aja," ledeknya.

"Tumben kamu pake baju bagus, gini. Biasanya kalo kerkel juga pake baju santai."

Miya menatap keluar jendela. Mobil berhenti di perempatan, lampu lalu lintas menyala merah.

"Biar bisa jadi kenang-kenangan," ungkap Miya. Ia tersenyum, kemudian menoleh pada Alucard. "Siapa tau, ini jadi yang pertama dan yang terakhir buat kita."

Deg!

Hening beberapa menit. Alucard mengendarai mobilnya melewati daerah persawahan. Jauh disana, terlihat gunung yang menjulang tinggi.

"Kamu serius mau pergi?" tanya Alucard. Nada suaranya terdengar sendu.

Miya mengangguk. "Aku nggak akan sia-siain kesempatan ini. Soal restu orang tua, udah aku kantongin juga, kok," jawabnya.

Semakin jauh, daerah yang mereka lewati semakin asing. Pepohonan besar tumbuh di sisi kanan dan kiri jalan, sangat lebat dan tinggi hingga ranting-ranting mereka menyatu.

"Aku mau bawa kamu seharian penuh. Boleh nggak? Khusus buat hari ini aja," pinta Alucard.

Miya mengangguk. Ini kesempatan langka, jangan disia-siakan. "Boleh. Aku juga bosen di rumah terus," ungkapnya.

Alucard tersenyum. Tangan kirinya bergerak menggenggam tangan kanan Miya.

"Kalo gitu, anggep aja hari ini hari kencan kita."

♡(*>ω<)ω<*)♡

Mereka sampai di pantai ketika matahari berada tepat di atas kepala. Miya keluar dari mobil setelah Alucard membukakan pintu untuknya.

Angin laut segar yang berhembus kencang menyapa mereka. Hamparan laut dengan ombak yang seluruhnya berwarna biru memanjakan mata keduanya.

"Ah, tau gini aku gak pake high heels," gerutu Miya.

Alucard menggandeng tangan Miya menuju bagian belakang mobil. Alucard membuka bagasi dan menyodorkan kotak berisi sepasang flat shoes berwarna putih yang masih baru.

"Buat kamu," ucap Alucard, seolah mengerti isi pikiran Miya. "Aslinya mau aku kasihin nanti. Tapi sekarang aja gapapa, deh. Daripada kamu kesulitan jalan pake itu."

Miya menerima kotak sepatu itu dan berterima kasih. Ia duduk di pinggir bagasi mobil Alucard, hendak melepas high heels yang ia pakai.

"Aku pakein, sini." Tanpa aba-aba, Alucard berjongkok di hadapan Miya.

"Eh, nggak usah, Al! Aku lepasin sendiri
aja high heels-ku," tolak Miya.

Cewekku, Dilan-kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang