Cewekku, Dilan-ku #32

259 35 12
                                    

Kok sekarang jarang ada yang komen, ya?
Voment, dong. Jangan sampai surut!
Makin banyak vote & comment, makin semangat author ngetiknya^^

.....

Ujian Nasional semakin dekat, kelas 12 kini disibukkan oleh berbagai les, ujian praktek, pelajaran tambahan, try out, latihan soal, kuis, dan kawan-kawannya.

Sore ini, seperti biasa kelas XII Mipa 1 memiliki jadwal pelajaran tambahan yang membuat mereka harus pulang pukul 5.30 sore.

Miya menuju ke rooftop sekolah, dimana Harith selalu menunggunya disana bersama Nana. Terkadang, Harith dan Miya menghabiskan waktu disana sampai senja sembari mengerjakan tugas atau belajar bersama.

"Nana mana?"

Harith menoleh, menatap sang kakak yang duduk disebelahnya. "Nana udah gue anter pulang duluan. Bokap sama nyokap dia udah balik," jawab Harith.

Miya manggut-manggut. Cewek itu mendudukkan dirinya di sebelah Harith, membiarkan tas, jaket, serta jas almamater miliknya tergeletak begitu saja.

Miya menyetel lagu di ponselnya untuk memecah keheningan diantara mereka. Menikmati senja di atas atap gudang rooftop adalah sarana merilekskan diri terbaik ala Miya dan Harith.

"Kayaknya gue gak jadi ambil beasiswa ke Harvard, deh," ucap Miya tiba-tiba.

Harith menaikkan satu alisnya, bingung. "Kenapa?"

"Menghilangkan jejak," jawab Miya. "Hampir semua orang di kelas udah tau kalo gue dapet tawaran beasiswa ke Harvard dan gue terima. Jadi, gue pura-pura terima beasiswa itu, tapi gue gak jadi kuliah disana."

"Terus, lo mau kuliah dimana?" tanya Harith.

Miya tersenyum, menatap adik kandungnya itu. "Lo tau sejarahnya murid Cambridge, gak? Nah, gue mau ikutin sejarah itu."

"Hah?"

.....

"Fre, please."

Miya dan Harith menghentikan langkah mereka yang hendak beranjak turun dari atap gudang. Kedua remaja itu saling pandang. Sosok dibalik suara itu tak lain adalah Alucard.

"No, Alucard. Miya adalah mate-mu, dia pasangan hidupmu, dan aku tak berhak memilikimu."

Kaki Miya melemas. 'Apa Alucard baru saja menyatakan perasaannya pada Freya?'

Alucard mendengus. "Dengar, Fre. Dia mungkin adalah pasanganku di masa lalu. Tapi aku tak menginginkannya lagi di masa ini!" tegasnya.

"Dan apa kau pikir aku juga menginginkanmu, begitu?" Freya tertawa sumbang. "Asal kau tau saja, seorang Dewa maupun Dewi dilarang keras mencintai seorang manusia."

"Biar bagaimanapun, hanya Miya yang akan menjadi rumahmu, Alucard. Hanya dia tempatmu pulang, bukan aku," tegas Freya.

Alucard mengepalkan tangannya, emosi. "Aku tak ingin punya pasangan seperti Miya!"

"Kenapa? Karena dia berperilaku seperti laki-laki, huh?" tanya Freya jengkel. "Kau salah tangkap yang dimaksud hatimu, Alucard."

"Apa maksudmu?"

"Kau hanya tak menyukai sikapnya. Yang hatimu inginkan adalah melihat Miya bersikap sewajarnya, bukan?" Aldous datang dari balik pintu rooftop.

Brukk!

Harith meringis. Cowok itu baru saja menjatuhkan tumpukan kardus secara tak sengaja.

"Bilang aja gue yang habis jatoh," bisik Miya.

Cewekku, Dilan-kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang