Cewekku, Dilan-ku #10

474 34 11
                                    

Beberapa waktu berlalu sejak hari Valentine. Hubungan Miya dan Alucard mulai renggang. Keduanya tak berkomunikasi sama sekali. Mereka seperti sedang menjaga jarak satu sama lain.

Entahlah. Tapi menurut Miya, Alucard lah yang selalu menghindar darinya.

Seperti saat ini. Alucard sedang mengobrol akrab dengan Claude dan Freya. Sementara Miya asyik streaming film 'Maleficent: Mistress of Evil' bersama Valir, Gusion, Zilong, Ling, Hayabusa, Carmila, dan Kagura.

Ke-8 remaja itu duduk anteng di lantai dengan alas selimut Ling. Laptop Hayabusa diletakkan di kursi Zilong yang dihadapkan ke belakang. Tak lupa kabel roll yang menjadi tempat banyak ponsel mengisi daya tergeletak di bawah kursi.

"Aku ga liat!" seru Miya menutup matanya kala adegan ciuman antara Pangeran Phillip dengan Aurora terpampang jelas di layar laptop Hayabusa.

Kelima cowok beserta Carmila tertawa. Tingkah Miya jelas tidak sesuai dengan image tomboy cewek itu.

"Kalo ngeliatin jangan sampai melotot gitu juga, kali, Ra," ujar Carmila.

Kagura berdecak sebal. "Biarin, lah! Kan, lebih enak gini daripada di anime," ucapnya.

"Elah, bilang aja lo pengen, ya, kan?" goda Valir. "Nih, mumpung ada Haya!"

Kagura melempari Valir sebutir Pilus Garuda yang dibawa Miya dari rumah. "Enak aja kalo ngomong!" ketus cewek itu.

Ke-8 remaja itu kembali fokus menonton film ketika pemeran utama yang diperankan oleh Angelina Jolie keluar, Maleficent.

"Ih, kok jadi jelek, gitu?" protes Carmila.

Gusion menyahut, "Bajunya kurang cocok."

"Perasaan di trailer-nya bagus, deh," sungut Miya.

"Udah, bacot mulu! Mulai seru, nih!" sentak Zilong.

Pause!

Hayabusa menekan tombol spasi pada keyboard. Ke-7 anak itu hendak melayangkan protes. Namun mereka urungkan karena beberapa siswa yang nongkrong di depan kelas berlarian masuk.

"Ada guru tatib woi! Sembunyiin Hp! Duduk yang rapi!" teriak Martis.

Seluruh siswa kelas XI Mipa 1 pun mendadak heboh. Miya dan kawan-kawan segera mencabut ponsel yang mereka charge di bawah kursi Zilong, tak lupa menyembunyikan kabel roll serta charger mereka di kolong meja.

"Miy!"

Miya menangkap spidol yang dilemparkan Martis dan mulai menulis di papan tulis. Ia menyalin soal minggu lalu yang sudah ia kerjakan di buku tulis, yang seharusnya memang dibahas hari ini.

"Eh, Miy," panggil Freya.

Miya mencoba untuk tidak panik ketika menulis. Beberapa tulisan hampir tak bisa dibaca karena tangan Miya bergemetar. Sehingga cewek itu harus bolak-balik mengulangi tulisannya.

"Miy! Miya!"

Miya menoleh sebal. "Apaan?" ketusnya. Cewek itu kembali menulis di papan tulis dengan perlahan.

"Itu bukannya soal minggu lalu? Kok ditulis lagi? Katamu tadi kita gaada tugas. Ngapain--"

"Bacot anj*ng! Lo pengen kita kena marah sama tatib apa?!" murka Hanzo.

Valir, Lancelot, dan Martis segera menenangkan cowok itu. Sementara itu, Miya meletakkan penghapus papan tulis ke atas meja dengan dibanting karena sebal dengan ocehan Freya.

"Lo tau pencitraan gak sih?! Lo mah enak, kerjaan lo cuma ikut training buat lomba. Lah kita?! Kita tiap hari kena amuk sama kesiswaan karena banyak yang gak masuk. Dan lo salah satunya!" Miya menunjuk ke arah Freya.

Cewekku, Dilan-kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang