Cewekku, Dilan-ku #31

231 32 17
                                    

"Kalo gak bawa baju ganti, pinjem aja ke Harith," ucap Miya. Ia menoleh ke arah Freya dan Nana. "Kalian bisa pinjem punyaku."

Freya dan Nana mengangguk. Kedua cewek itu langsung beranjak ke kamar Miya yang ada di lantai 2. Sementara para cowok masih sibuk mendinginkan badan di ruang tamu.

Miya membuka kancing seragamnya satu per satu, kemudian melepasnya. Ia juga merasa gerah karena menggunakan kaos putih dibalik seragamnya yang tipis.

Kemeja putih Miya menggantung bebas di pinggangnya, karena kemeja itu dimasukkan ke dalam rok oleh Miya.

Miya memakai apron. Ia memutuskan untuk memasakkan makanan untuk teman-temannya. Maklum saja, sekolah pulang jam 4 sore, sudah pasti perut mereka lapar.

"Bikin apa lo, Kak?" tanya Harith. Cowok itu berlalu ke dapur ketika mendengar suara berisik dari sana.

"Nih, kasih ke anak-anak. Gue mau masak dulu. Kalo mereka mau, suruh ngerjain disini aja," suruh Miya.

Tak lama kemudian, Alucard, Freya, Nana, Harith dan Aldous datang ke ruang makan. Harith bermain game. Aldous, Freya, dan Alucard berdiskusi. Sementara Nana membantu Miya memasak.

"Menu hari ini ada Beef teriyaki, sup, dan nasi putih. Ada request atau ganti menu?" tanya Miya.

"Gue pengen coba masakan Korea dong, Miy. Lo udah 8 bulanan, kan, disana, masa gak bisa?" request Aldous.

"Oke, gue bisa. Berarti gak jadi Beef teriyaki, ya? Bulgogi, mau?" tawar Miya.

Mata Harith langsung berbinar. "Nah, boleh tuh, boleh! Bulgogi lo enak banget!"

"Oke. Bulgogi dan nasi putih."

Miya memasak dengan cekatan, dibantu oleh Nana. Freya sesekali meminta pendapat Miya tentang tugas mereka. Aldous mencari materi di Google, sementara Alucard mencatat hasil diskusi mereka.

Harith sesekali membantu mereka agar cepat selesai. Cowok itu bahkan mau menata piring-piring di meja makan dengan senang hati.

"Harith! Kotak P3K! Cepet!" pekik Nana histeris.

Nana menarik tangan Miya ke wastafel untuk mencuci lukanya. Harith datang dengan membawa kotak P3K. Nana dan Harith menarik Miya duduk di meja makan untuk mengobati tangannya yang terluka.

"Kak Miya nggak papa, kan?" tanya Nana khawatir.

Miya tersenyum tipis. "Cewek kan harus kebal sama kecelakaan di dapur. Aku mah udah biasa sama luka kayak gini," ucapnya. Cewek itu melirik sekilas ke arah Alucard, berniat menyindir.

"Yuk, lanjut masak!" ajak Nana.

"Yang kena darah tadi jangan lupa di buang," peringat Harith.

Miya mengangguk-angguk. "Gue udah tau, kali."

.....

Selesai makan dan mengerjakan tugas, Freya kembali membicarakan tentang kotak Hexagol dengan Miya dan Nana. Sementara Aldous menyeret Alucard ke ruang tengah diikuti Harith.

"Kotak Hexagol kamu yang bawa, kan?" tanya Freya memastikan.

Miya mengangguk. "Aku simpen di dalem lemari kamarnya Harith," jawabnya.

"Kenapa?"

"Martis pernah masuk ke kamarku. Kak Estes bilang, dia salah satu bagian dari Abyss di masa lalu. Jadi aku sembunyiin di kamar Harith buat jaga-jaga," jelas Miya.

"Emang siapa aja yang pegang kunci Hexagol?" tanya Nana penasaran.

Miya tersenyum tipis. "Biarin itu jadi rahasia kita. Nanti pas organisasi pelindung Hexagol udah dibentuk pun, cuma para pemegang kunci dan Freya yang aku kasih tau," jawabnya.

Cewekku, Dilan-kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang