Cewekku, Dilan-ku #9

439 34 1
                                    

"Pagi," sapa Miya.

Alucard mengangguk. Setelah Miya mengenakan helm dengan benar, Alucard mulai menjalankan motornya ke sekolah.

Miya berpikir, sepertinya mood Alucard sedang tidak bagus.

...

"Hai, kok sendirian?"

Miya menoleh ke samping. Seorang cowok yang ia tebak kakak kelasnya tiba-tiba menyapa dirinya.

Miya bahkan tak pernah melihat sosok itu sekalipun.

"Ya, gak papa, sih," jawab Miya cuek.

Cowok itu berjalan sedikit cepat, kemudian berbalik. Ia membaca nametag Miya sembari berjalan mundur.

"Miya Archer," ucap cowok itu. "Gue Atlas, 12 Bahasa 2."

Miya mengangguk. "Gue kelas 11 Mipa 1."

"Wihh, ceweknya unggulan Mipa," kejut Atlas. "Di kelas lo ceweknya cuma 4, kan? Akhirnya gue bisa ketemu salah satunya."

"Iya."

Atlas menyisir rambutnya kebelakang dengan jari. Miya akui, sosok itu terlihat cukup keren dan tampan.

"Udah punya pacar?"

Miya terkejut. Cewek itu bingung. Ingin mengangguk, tapi tak punya. Ingin menggeleng, tapi Alucard itu apa?

"Kok gak jawab? Udah punya, ya?" Terdapat nada kecewa dari pertanyaan Atlas.

Miya akhirnya menggeleng. "Cuma temen," jawab cewek itu.

Bahu Miya terdorong ketika ada seseorang yang tiba-tiba lewat dan menabrak dirinya.

Miya mengernyit. "Tuh anak kenapa, coba?" Ia membatin, masa cemburu, sih?

"Paling gak sengaja," sahut Atlas.

Miya memandang Alucard yang tampak sedang meraih sesuatu di saku almamaternya sembari melirik ke belakang. Miya sudah hafal dengan gerak-gerik Alucard itu. Cewek itu pun segera berlari menghampiri Alucard sebelum hal yang buruk terjadi.

"Alu, stop!"

Miya mencegah Alucard mengeluarkan benda tajam itu dari sakunya. Miya mengernyit menahan perih, ketika ia merasakan tajamnya mata pisau cutter Alucard.

"Maaf," ucap Miya cepat. "Please, jangan marah."

Alucard menarik tangan Miya yang mengenggam cutter-nya hingga terlepas. Cowok itu kemudian berlalu dari hadapan Miya tanpa sepatah kata pun.

Miya hendak mengejar Alucard. Namun Atlas tiba-tiba mencekal tangan cewek itu dan menahannya.

"Tangan lo berdarah! Ayo, gue anter ke UKS buat diperban dulu."

Miya melepas genggaman tangan Atlas di pergelangan tangannya dengan kasar. "Sorry, gaada waktu. Cowok gue ngambek!"

Miya berlari dengan cepat menyusul Alucard yang sudah memasuki kelas. Pintu hampir tertutup, Miya pun mendorong pintu tersebut agar dirinya dapat masuk ke dalam kelas.

"Akh!" Miya merintih. Ia tanpa sengaja mendorong pintu terlalu keras dengan telapak tangannya yang terluka.

"Sini!"

Alucard menyeret Miya agar duduk di bangkunya. Cowok itu meletakkan tas di atas meja, membukanya dan mencari sesuatu di dalam sana.

Alucard membasahi tisu dengan air minum yang ia bawa. Setelahnya ia gunakan tisu itu untuk membasuh luka Miya.

Cewekku, Dilan-kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang