Cewekku, Dilan-ku #41

200 25 9
                                    

Miya mengenalkan Hanzo pada Harith. Kedua cowok itu tengah berdiskusi serius di kamar Harith. Sementara Gusion dkk berada di ruang tengah, belajar bersama.

Miya mengantarkan 2 gelas jus jeruk untuk Harith dan Hanzo. Cewek itu hanya mengantar sampai bibir pintu, karena Harith sudah mengusirnya sebelum Miya semakin kepo.

Besok adalah hari terakhir Ujian Nasional dilaksanakan. Dan selama 3 hari ini, Miya selalu mendapat pesan ancaman ketika ia selesai mengerjakan ujian.

"Jadi? Hari ini lo dapet pesan apa?" tanya Gusion.

"Cuma tanggal doang. Gue gak tau maksudnya, tapi kata Hanzo, kayaknya dia bakal nyerang kita di tanggal itu," jawab Miya.

"Liat sini."

Miya menyerahkan secarik kertas yang sudah lecek. Hanzo telah menghitung angka-angka hexadesimal itu menjadi biner, dan mengubahnya menjadi huruf ASCII.

32 = 110010 = 2
30 = 110000 = 0
20 = 100000 = spasi
4A = 1001010 = J
75 = 1110101 = u
6E = 1101110 = n
69 = 1101001 = i
2C = 101100 = koma
20 = 100000 = spasi
30 = 110000 = 0
33 = 110011 = 3
2E = 101110 = titik
34 = 110100 = 4
35 = 110101 = 5
20 = 100000 = spasi
50 = 1010000 = P
4D = 1001101 = M

"20 Juni, 03.45 PM."

Alucard mengerutkan keningnya. "Bukannya tanggal itu kita ada pesta perpisahan, ya?"

"Iya. Tapi kalo dilihat waktunya, sore tuh," sahut Lancelot.

"Mikir gak, sih. Kayaknya orang ini mau nyampein sesuatu ke Miya," argumen Claude.

"Dari awal gue juga mikir gitu," ucap Miya, "secara, kan, pesan yang dia sampein keliatannya saling berhubungan."

Day 1 : Gue pastiin lo mati
Day 2 : 41 24.2028 & 2 10.4418
Day 3 : 20 Juni, 03.45 PM

"Nunggu besok, nih," gumam Zilong.

"Ini titik koordinat, bukan?" tanya Ling, memastikan. "Coba lo search pake Google Map, deh."

Gusion langsung meletakkan ponselnya di tengah-tengah meja. "Bandara International Land of Dawn."

"Kira-kira, tuh orang mau ngapain di bandara? Apa hubungannya sama Miya?" tanya Alucard, heran.

Miya terdiam. Ia langsung berlari menuju lantai 2. Memasuki kamar, cewek itu menggeledah laci meja belajarnya.

Setelah menemukan benda yang dicarinya, Miya kembali ke ruang tengah dengan membawa benda itu.

"Tiket pesawat ke Amerika? Boston?" Alucard mengerutkan kening. Perasaannya bercampur aduk menjadi satu.

Miya mengangguk. "Kan aku mau lanjut ke Harvard," jawabnya enteng.

"Harvard di Boston? Perasaan di Cambridge, deh," celetuk Claude.

"Kota Cambridge ada banyak. Kalo Harvard di Cambridge, Massachusetts, USA. Kalo Universitas Cambridge di Cambridge, United Kingdom, Eropa," jawab Miya.

"Ohh ...."

"Tanggal 20 Juni? Lo ... gak ikut acara perpisahan?" tanya Lancelot.

"Ikut, kok. Gue, kan, berangkat siangnya. Sekitar jam 2, lah," jawab Miya.

Alucard menatap Miya sendu. Di satu sisi ia senang Miya memutuskan untuk berkuliah. Namun di sisi lain, ia merasa tidak rela bila harus berjauhan dengan Miya.

"Miy, kalo misal aku mau ikut kamu ke Harvard ... gimana?"

.....

Miya menekan tombol log out dengan perasaan was-was. Dalam hati ia menghitung 1 hingga 10. Benar saja, dihitungan ke 10, layar komputernya kembali terlihat gelap.

Cewekku, Dilan-kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang