Aku memijat keningku yang begitu pening. Hari Senin sungguh menyiksa dan minggu - minggu ini begitu banyaknya pekerjaan. Aku melihat e mail masuk dari Mas Abra yang begitu menumpuk. Ada sembilan data yang menunggu untuk dianalisis. Ya kalau data seperti waktu jaman kuliah, data kecil dan sudah data yang bersih, ini benar-benar data yang begitu besar dan harus dibersihkan terlebih dahulu. Dan yang paling membuatku ingin muntah adalah subjek yang digunakan Mas Abra adalah 'HARUS SELESAI HARI INI!'. Iya ditulis dengan huruf kapital semua. Nangis aja aku.
"Mas Abra, ini semuanya buat gue? Nggak dibagi - bagi gitu?" teriakku yang merasa stres.
Perasaan baru lima menit aku keluar dari ruang rapat yang memberikan informasi gila. Tak ada yang lebih gila saat Pak Shaka mengumumkan akan betapa sibuknya tim data yang diberikan target sampai pertengahan tahun harus selesai yang seharusnya diselesaikan akhir tahun. Intinya selama enam bulan ini kami akan kerja habis - habisan gara - gara naiknya jabatan Pak Shaka.
"Nggak usah drama! Tugas udah gue bagi rata," jawab Mas Abra yang membuatku ingin segera mengajukan surat pengunduran diri.
"Nikah aja deh gue, resign langsung hari ini." Sungguh ya, rasanya menganalisis sembilan data dalam sehari tuh kayak kerja rodi yang akan berakhir dengan lembur.
"Lo ngajuin resign dalam waktu dekat, gue yakin gak akan diaprrove dan akan ditahan paling tidak sampai dapat pengganti," celetuk Fia yang membuatku memikirkan tentang rencana pengunduran diriku.
Jangan dipikirkan dulu. Fokus dengan pekerjaan yang menyiksa ini. Kalau sudah lepas, baru dipikirin berdua sama Mas Argi yang aku belum lihat batang hidungnya.
Aku melirik Fia yang terhalang oleh sekat kubikel sebatas leher jika aku duduk. "Fi, itu bos tumben nggak kelihatan dari tadi."
"Mas Argi?" Aku mengangguk. "Paling semedi di ruangan. Tadi juga waktu rapat nggak ikut."
Ya sudahlah, aku kembali melanjutkan menganalisis data ini. Biasanya untuk menganalisis data seperti ini menghabiskan waktu dua jam, tapi jika yang dianalisis sembilan data, masa iya delapan belas jam aku habiskan untuk menganalisis. Eh, atau ini beberapa data saling berhubungan. Aku kembali melihat data yang dikirim Mas Abra. Aku bisa sedikit bernapas lega, setidaknya cukup lima data yang benar-benar dianalisis. Setidaknya paling cepat sepuluh jam. Lembur sudah jelas terlihat.
Badanku rasanya pegal semua, sudah dua data aku analisis. Mataku sudah berair karena sudah lebih dari dua jam hanya menatap layar laptop dan mengetik kode - kode yang membuat otak berasap. Sudah menjadi rutinitasku untuk mencoding agar mendapatkan analisis yang diharapkan.
Aku bangkit dari bangkuku menatap manusia yang di ruangan ini. Semuanya tampak sibuk menatap layar laptop masing-masing. "Gue mau bikin kopi, ada yang nitip nggak?"
"Gue teh, Rat!" teriak Mbak Mira tanpa menoleh dari layar laptopnya.
"Gue kopi tanpa gula." Mas Abra sama saja, tak menoleh sama sekali.
"Lo, Fi?" tanyaku sambil menatap Fia.
Gadis itu menggeleng. "Nggak, gue udah ada infused water."
"Will, lo titip sekalian nggak?"
"Kopi susu sachet, Rat!" William menoleh ke arahku sambil tersenyum.
Aku mengangguk, lalu berlalu ke arah pantry. Sesampainya di depan pantry, aku melihat Mas Rindang, salah satu office boy di kantor ini.
"Mas, di ruang DA, titip buatin kopi susu satu, kopi tanpa gula satu dan teh satu ya, Mas," ucapku sambil tersenyum.
"Iya, Mbak. Tapi sebentar ya, saya antar ke ini ke ruang DS dulu," kata Mas Rindang sambil menunjukkan nampan berisi beberapa minuman itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/205824847-288-k607063.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sela [Completed]
Chick-LitCompleted. sela /se·la /n 1 tempat (ruang) di antara dua benda (barang) ; 2 celah ; 3 sesuatu yang tersisip (terletak) di antara benda-benda dan sebagainya Ratih mempunyai prinsip tak akan mengulang kembali pada masa lalu, tapi prinsipnya seolah han...