10 - entahlah.

2.7K 132 1
                                    

Happy reading!

Vania berjalan di koridor kelas 10 yang sangat penuh, hari ini guru guru masih pada rapat. Murid murid pada berkeluyuran entah kemana.

Vania berbelok ke kelasnya, melihat kondisi kelas sudah seperti pasar. Ada yang bernyanyi sambil gendang gendang menggunakan meja, ngobrol haha hihi, ada yang tidur, dann lebih parahnya nge bucin di meja guru, Sangat tidak patut di contoh.

Vania duduk di tempatnya dan menyandarkan punggungnya.
"Van Lo kenapa dah?" Tanya Prisilla yang duduk di depan vania.

Vania hanya diam, wajahnya yang masih setia melihat ke arah bawah, dan tangannya memegang kening.

"Van cabut yuk, gabut gue".

Vania mendongak dan meng iyakan ajakan Prisilla, karna sebenarnya ia Sangat tidak mood untuk sekolah.

Ia membereskan barang barangnya lalu pergi meninggalkan kelas.
"Eh Van, jalan dulu yuk ke cafe, gue laper" ucap prisilla sambil memegang perutnya yang sudah bergejolak.

"Yaudah yok"

Mereka bergegas pergi menggunakan mobil milik prisilla yang berwarna putih. Jalanan kota Jakarta hari ini sangat panas. Setelah setengah jam menempuh perjalanan akhirnya Mereka sudah sampai di depan cafe'dnal yang tidak terlalu ramai pengunjung.

"Van mau pesen apaan Lo" tanya Prisilla sambil membuka buku menu makanan.

"Milk shake, sama mie Aceh aja dah gue"

"Samain aja deh gue kaya lo". Prisilla memesan makanan kepada mba mba waiters. Hanya menunggu 15 menit makanan sudah datang dan siap di santap.

"Van, Lo kenapa sih dari tadi, kalo ada masalah cerita aja sama gue kalo ga Mala". Ucap prisilla di sela sela makannya.

Vania yang mendengar itu langsung memberhentikan aksi makannya.
"Gatau Sil, gue juga bingung sama perasaan gue".

"Kenapa? Gara gara Revan?" Tanya Prisilla mengintimidasi.

Vania mengangkat kedua bahunya. "Lo tau kan sil, gue paling ga suka di bohongin".

Asal kalian tau, Vania paling membenci satu hal, yaitu dibohongi.

"Revan udah ngebohongin gue, katanya dia gaakan balapan setelah dari rumah gue tapi nyatanya dia balapan sil" ucap Vania lagi.

Prisilla di buat bingung sama apa yang Vania ucapkan.
"Tunggu tunggu, Rumah Lo? Balapan?" Gua gapaham anjirr".

Huh

Vania menarik napasnya panjang.
"Kemarin malam, dia ke rumah gue, dan gue sengaja lama lamain di rumah gue biar Revan ga balapan".

"Anjay!!" Brukk Prisilla menggebrak meja yang ada di hadapannya sangat keras, orang orang yang ada disana seketika menoleh ke arah objek yaitu prisilla.

"Anjir Lo malu maluin Bagong" Vania menoyor kepala perisilla kesal.

"Ya maap, ehhh berarti Lo khawatir sama Revan, Lo gamau Revan kenapa Napa kan?" Tanya Prisilla sambil memajukan wajahnya ke arah Vania.

"Ihh gila aja gue khawatir sama makhluk kaya Revan" Vania menyilangkan kedua tangannya di bawah dada sambil memutar kedua bola matanya.

"Lo suka ya sama dia" Prisilla menyipitkan kedua matanya.

Seketika Vania membelalakkan matanya. "Ih amit amit"

"Biasanya mulut sama hati itu suka ga singkron loh" .

Vania hanya diam tidak meladeni ucapan ngawur Prisilla dan akhirnya ia melanjutkan makannya yang sempat tertunda.

"Van balik yok dah sore" makanan mereka berdua sudah habis. Dan hari sudah semakin sore.

ReVanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang