27 - memaafkan.

2.3K 102 3
                                    

Hi semuaa! ReVan otw 2k yuhuw Alhamdulillah, budayakan vote ya!
happy reading yup!💛

***

"Gausah pak, saya sudah memaafkan Keysa dan natasha" disinila Vania sekarang, ruang kepala sekolah.

Vania bersama kedua sahabatnya dan di hadapannya ada Keysa dan natasha sedang menunduk. Awalnya mereka mau di keluarkan dari sekolah, tetapi Vania menahan, segitu baiknya Vania.

"Kamu yakin?" Tanya pak Bambang kepala sekolah SMA bangsa.

Vania awalnya terkejut saat ia di panggil ke ruang sekolah, ia juga bingung siapa yang mengadukan ini semua.

"Iya pak" Vania tersenyum ramah.

"Natasha, Keysa, sekali lagi kami tau kamu melakukan kejahatan seperti ini, saya akan mengeluarkan kalian!" Tegas pak Bambang dengan sorot matanya yang tajam.

"Iya pak maaf" ucap Keysa dan natasha berbarengan.

***

Saat ini Revan sedang menyesap rokoknya di rooftop. Baju di keluarkan, rambut acak acakan, dan tali sepatu yang sudah berubah warna menjadi ijo stabilo. Saat ini fikirannya sangat kacau.

Sudah hampir satu bungkus rokok yang ia hisap, walaupun sering merokok tetapi bibirnya tetap berwarna pink.

"Udah gue bilang jangan ngerokok!" Seorang perempuan duduk di samping Revan. Ia terkejut ternyata dia Vania, dengan senyuman di bibirnya.

"Kenapa?" Tanya Revan.

"Lo kan suka main bola, emangnya ga sesak nafas kalo lari?" Ucap Vania ketus.

Revan tersenyum, Vania masih baik padanya walaupun ia sudah menyakiti nya berulang kali.

"Gue ngerokok kalo lagi banyak masalah aja" ujar Revan.

Vania mengerutkan keningnya. "Jangan ngerokok ngelampiasin nya!"

"Gue sukanya rokok"

"Oh"

"Kenapa? Cemburu sama rokok?" Tanya Revan jahil.

"Rokok nyentuh bibir Lo aja gue cemburu!" Vania menutup mulutnya. Ia keceplosan saat ini ia sangat malu.

Revan tertawa melihat tingkah Vania. "Hahaha, berarti yang boleh nyentuh Lo doang gitu?" Revan menaik turunkan alisnya.

"Ih mesum Lo!" Vania mendorong bahu Revan.

Revan tertawa terbahak bahak, Vania kesal ia mengerucutkan bibirnya.

Hening. Revan dan Vania sama sama melihat ke arah awan. Revan menoleh, melihat rambut Vania yang terbelai oleh angin. Cantik.

"Van" Revan membuka suara.

Vania melirik sekilas. "Hm?"

"Lo kok ga marah sama gue?" Tanya Revan menatapnya dalam.

Vania kembali menatap Revan. "Marah sih"

"Terus kenapa kalo marah masih mau ngomong sama gue?"

"Ck, gue juga pengen benci sama Lo, pengen marah sama Lo, pengen ga perduli sama Lo, tapi gabisa" Vania menampakkan wajah puppy eyes nya.

ReVanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang