22 - penjelasan

2.3K 127 6
                                    

Sebelum membaca aku ingetin nih, di bawah ada bintang, tinggal klik doang kok tq gais! Happy reading all💜

***

"Vania tunggu!!!"

Vania menengok melihat Ramon sedang terengah engah mengejarnya.

"Kenapa?"

"Ii i.. ii itu"

"Eh tarik nafas dulu"
"Aduh, itu Revan nanti malem mau balapan sama Gibran, gue butuh bantuan Lo!" Ucap Ramon memohon.

"Balapan?"

"Iya, gue butuh Lo buat cegah!"

"Kenapa harus gue?" Tanya Vania.

"Karna cuma Lo yang bisa buat Revan nurut!"

"Jam berapa?" Tanya Vania

"Jam delapan, gue jemput ke rumah Lo" setelah mengucapkan itu Ramon bergegas pergi.

Tak terlalu dipikirkan Vania bergegas pergi kedepan gerbang, menunggu jemputannya datang.


***

Vania hanya menggunakan kaos putih di padukan dengan sweater rajut cream dan celana jeans berwarna hitam tak lupa sepatu sneaker berwarna putih.

Ia menuruni anak tangga, sepuluh menit yang lalu Ramon sudah menunggunya di depan gerbang.

"Ramon, maaf nunggu lama" ucap vania.

"Gapapa, cepet naik"

Setelah menyalakan mesin motornya Ramon bergegas pergi menuju arena balap, jalanan tidak terlalu ramai, suara motor terlalu bising sudah terdengar jelas di telinga Vania, banyak orang disana, Vania sedikit takut karna ia tidak pernah keluar malam hanya untuk ke arena balap.

Vania turun dari motor Ramon, memegangi tali tas nya erat. "Ramon, gue takut, pulang aja yuk"

Ramon sudah memakirkan motornya. "Plis Van, kali ini aja Lo cegah Revan balapan, masalah ini gaakan selesai kalo gaada yang ngalah, gue gamau masalah ini makin runyam, dan ini semua cuma gara gara cewe!"

"Maksud Lo?"

"Revan Nerima ajakan Gibran buat balapan, Gibran tau kalo tadi pagi Keysa berangkat bareng sama Revan, secara Keysa masih milik Gibran!"

"Gue harus apa?"

"Revan sebentar lagi bakal Dateng, Gibran udah ada disana, saat Revan Dateng Lo langsung samperin dia, dan suruh pulang oke!" Ucap ramon.

"Gue coba"

Suara riuh sudah memadati arena balapan liar, orang orang pada bersorak ramai, Vania masih berdiri di samping Ramon, mereka tidak jauh dari arena balap. Matanya terus mencari keberadaan Revan. Tapi cowo itu belum muncul juga batang hidungnya. Gibran sudah datang dan dia sekarang berada di tengah tengah sirkuit.

Tiba tiba geberan motor terdengar, Vania tau itu motor milik Revan, tapi tunggu Revan tidak sendiri ia memboncengi Keysa di belakangnya.

Gibran langsung turun dari motornya dan menarik lengan milik Keysa turun dari atas motor Revan.

"Jangan kasar jadi cowo anjing!" Revan membanting helmnya kesembarang Tempat.

ReVanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang