14 - ayam warna warni

2.5K 114 4
                                    

Happy reading!

Angin berhembus sejuk di pagi hari, embun yang masih menempel di dedaunan dan matahari yang belum sempurna memunculkan dirinya.

Vania sedang berlari kecil, menggunakan celana training, kaos berwarna hitam, dan di lehernya ada sebuah handuk kecil berwarna putih, pagi hari ini ia menyempatkan untuk bangun pagi untuk olahraga pagi, karna ia sudah lama tidak berolahraga. Karna ini masih sangat pagi belum ada motor ataupun mobil yang berlalu lalang di jalanan.

Vania berhenti sejenak mengistirahatkan tubuhnya di pinggir jalan dekat warung nasi uduk. Ia membeli sebotol air mineral dan ditenggaknya sampai setengah.

Ia mengibas ngibaskan tangannya ke muka karna keringat yang sudah bercucuran, ia bangkit dari tempat duduknya lalu berjalan santai kembali ke rumah. Setelah beberapa menit ia berjalan sampailah Vania di halaman rumahnya. Matanya terfokus melihat mobil hitam di pekarangan rumahnya. Pasti Dion!

Vania pun masuk kedalam rumahnya, Dion sedang duduk di sofa menopang kakinya dan memainkan handphone nya. "Heh bujang! Ngapain Lo pagi pagi kesini?" Vania menyadarkan Dion, lalu Dion membenahi duduknya.

"Mau ngajak Lo jalan" ucap Dion santai menatap kedua mata Vania.

"Dih tumben"

Vani duduk di samping Dion dan menenggak minuman milik dion.
"Punya gue itu"

"Aus gue! Pelit amat" Vania menyandarkan punggungnya di sofa.

"Cepet mandi dih, bau Lo!"

"Bawel Lo" Vania bergegas pergi untuknya mandi.

Setelah menunggu hampir satu jam Vania pun muncul di hadapan Dion.

Dion tidak berkedip, melihat Vania yang sangat cantik dan wangi parfum vanila memenuhi tubuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dion tidak berkedip, melihat Vania yang sangat cantik dan wangi parfum vanila memenuhi tubuhnya.

"Woy babi! Ayo"

"Eh, i iya ayo" Dion pun tersadar dari lamunannya.

***

"ABANGGG!!!"

Revan menutup telinganya rapat rapat menggunakan kedua tangannya. Ia masih setia berada di gulungan selimut putihnya.

"ABANGGG! WOY LUTUNGGG!!!" Reva berada di depan pintu kamar sambil meneriaki abangnya itu.

Revan yang terganggu akhirnya ia bangkit dan menghampiri adek laknatnya itu.

"Apaasi pagi pagi?" Ucap Revan dengan suara khas bangun tidur, mata yang masih tertutup, rambut yang sudah acak acakan, tetapi masih tampan.

"Itu ada Ramon sama Dimas di bawah, Lo liat ini udah jam berapa monyet" ketus adeknya dan langsung pergi.

"Astagfirullah gue punya adek gini amat yak" Revan mengelus ngelus dadanya, ia pun menuruni anak tangga menuju ruang tamu.

ReVanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang