31 - jengukin Revan

2.4K 109 2
                                    

Happy reading💜

***

Ramon dan Dimas sedang duduk di atas meja sesekali bercanda gurau, tetapi ada yang kurang dari mereka, siapa lagi kalau bukan Revan.

Hari ini Revan tidak masuk sekolah, katanya sedang tidak enak badan. Saat ini suasana kelas sangat ramai, karna guru guru sedang rapat untuk ujian kelas 12 nanti.

"Dim, bolos yuk, jenguk Revan" hasut Dimas yang sudah menaikan sudut bibirnya.

"Ah engga ah, engga ih, engga" ujar Ramon alay.

"Apasi anjing?"

"Engga nolak, skuy" Ramon mengambil tasnya dan disampirkan ke atas bahunya, dan disusul oleh Dimas.

Saat di tengah koridor mereka bertemu Vania yang membawa sekotak bekal berwana biru. "Hai Van!" Sapa Ramon yang sudah di samping Vania.

Vania menoleh, menyelipkan anak rambutnya di belakang telinga. "Eh iya hai?"

"Mau kemana? Sendiri aja?"

"Mau ke kelas Revan, lah Lo berdua mau kemana bawa tas?" Tanya Vania.

"Mau bolos jenguk Revan" jawab Dimas.

Vania melebarkan matanya. "Revan kenapa?" Raut wajah Vania berubah panik.

Ramon dan Dimas saling tatap. "Eaa panik, biasa aja kali neng" mereka pun tertawa.

"Ih, mau ikut!"

"Lo mau bolos juga?"

Vania mengangguk. "Plis, sekali aja" Vania tersenyum membuat siapa saja yang melihatnya kehabisan nafas karna  melihat senyuman Vania Nandyra. lebay.

"Stop jangan senyum! , hasrat menikung ku meronta ronta. Kalo ketauan Revan bisa bisa pala gue belah dua" ujar Dimas langsung di toyor oleh Ramon.

"Ih, banyak bacot ye lu pada! Ayo gc!" Vania langsung bergegas menuju kelasnya untuk mengambil tas, ia sempat di tanya tanya oleh kedua sahabatnya namun Vania tidak menggubrisnya.

***

Saat ini mereka sudah sampai di pekarangan rumah Revan, tanpa permisi Ramon langsung masuk kedalam rumah megah milik orang tua Revan. Suasana di dalamnya sangat sepi hanya tadi ada satpam di depan, dan asisten rumah tangga yang sedang menjemur pakaian.

"Mamah nya Revan kemana?" Tanya Vania yang berada di belakang punggung Ramon.

"Kalo jam segini, pasti mamahnya Revan itu suka nge cek butik punya dia" ujar ramon.

"Ooh, Reva?"

"Sekolah lah dongo" Dimas ingin sekali mencubit gemas pipi Vania, tapi apa daya, Vania sudah hak milik seorang ketua geng angkasa yang sangat di takuti.

"Bapanya kerja, dah jangan banyak bacot, ayok" belum sempat Vania berbicara seakan Ramon sudah mengetahui ucapan Vania yang ingin ia lontarkan.

Mereka sudah berada di depan pintu kamar Revan. "Orang imut gaboleh masuk, kecuali gue" fucek! mereka juga gapaham, seterah sultan ajadah.

"Malika, Malika, main yuk, ada yang baru nih" teriak Ramon sambil menggedor gedor pintu.

"Bego! Afika kunyuk! , lu kira Malika kedelai hitam? Itu mah kecap Bango Sapri!" Dimas menjitak kepala Ramon geram.

"Ya gausah nge gas duloh" Ramon menyentil telinga Dimas.

ReVanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang