13 - nganter makanan.

2.5K 105 0
                                    

Happy reading!

Vania sedang berkutat dengan tugas tugas yang ada dihadapannya itu. Seketika perutnya terasa sangat lapar.
"Laper banget gue!" Vania menghentikan kegiatannya, ia mengambil benda pipih di meja belajarnya.

Tuk..

Suara itu terdengar dari arah jendela luar, seketika tubuh Vania menegang, ia menaruh handphonenya dan bangkit untuk melihat ke arah sana.

Tuk..

Lagi dan lagi, langkahnya terhenti, keringat sudah bercucuran, ia berjalan perlahan, ia mengintip membuka gorden yang tertutup. Matanya terbelalak kaget, ternyata dia Revan.

"Ngapain lo?" Ucap Vania dari lantai dua rumahnya.

"Nih" Revan mengangkat plastik putih.

"Apaan?"

"Turun makanya".

Vania bergegas turun kebawah untungnya orang rumah sedang tidak ada. Vania membuka knop pintu lalu melangkah keluar gerbang menghampiri Revan.

"Nih" Revan menyodorkan plastik putih yang di dalamnya ada es jagung dan makaroni manis.

"Hah?" Vania masih bingung.

"Buat Lo"

"Gue?" Vania menunjuk dirinya.

"Ya iyalah dongo!"

"Makasih, kok tumben?" Tanya Vania sambil mengambil pemberian Revan.

"Iseng, mumpung lagi lewat rumah Lo".

Vania hanya mengangguk.

"Jangan lupa dimakan, gue balik" Revan mengelus pucuk kepala vania lembut, Vania seketika salah tingkah. Ia pun hanya menunduk malu.

"Hati hati" Revan hanya tersenyum simpul dan bergegas pergi.

Vania tidak mengerti apa maksud Revan kenapa dia tiba tiba datang dan membawakan makanan. Huh sudahlah.

Vania langsung berlari ke rumahnya dengan senyuman yang tidak pudar.


***

"Heh dugong! Ngapain lo senyam senyum?" Ucap prisilla sambil menatap bingung Vania.

Vania yang sedari tadi berangkat sekolah tidak henti hentinya menarik lengkungan di bibirnya.

"Hah?"

"Dih oon, lo ngapa bego!"

"Astagfirullah kasar lo! Gue gapapa kali" jawab Vania sambil menopang dagunya.

"Woy, Vania lo tega ninggalin gue".
Ucap Dion yang tiba tiba masuk kedalam kelas, Dion memang satu kelas dengan Vania.

"Ih maap gue kelupaan anjir"

Dion duduk di barisan samping kiri Vania. "Dasar tua!"

"Ayo kantin, gue laper belum sarapan" Dion langsung menyambar tangan Vania lalu menariknya keluar kelas.

Vania dan Dion memesan nasi uduk dan teh anget, jam masuk kelas tinggal lima belas menit lagi.

"Bi ijem, mau beli gorengan serebu pake sambel kacang sama kriuk kriuknya yang banyak, pake piring juga yaa!"

Vania langsung menengok ke asal suara, Melihat iris mata coklat dan alis tebal menatapnya dalam. Revan!
Dia seorang diri tanpa antek anteknya.

"Nih Revan, kamu itu beli seribu mintanya banyak banget" ujar bi ijem penjual gorengan.

"Bibi gaboleh pelit sama cogan"

ReVanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang