50 - weekend bersama mantan.

1.9K 105 4
                                    

Happy reading!

***

Pagi pagi sekali Vania sudah menggoes sepedanya mengelilingi kompleks perumahan nya, hari Minggu ini ia tidak mau bermalas malasan dan ia memutuskan untuk olahraga menggunakan sepeda.

Sepasang earphone berada di telinga Vania, ia mendengarkan musik sambil menghirup udara segar di pagi hari.
Jalanan kompleks nya masih sepi, dan ia menggoes sepedanya menuju gerbang perumahan, ia ingin membeli sebungkus nasi uduk untuk sarapan setelah olahraga paginya.

Sesudah membeli sebungkus nasi uduk, Vania balik ke rumah nya dan menyudahi olahraga nya. Namun ketika di jalan menuju rumah, Vania tidak melihat batu besar di sana, alhasil ia terjatuh di pinggir selokan, dan Sepeda yang di tumpangi nya mendarat di atas tubuh Vania.

Awwhh.

Vania meringis, kakinya mencium aspal, alhasil dengkulnya lecet lecet. dan Vania hanya memakai celana pendek di bawah lutut, dan celananya pun sedikit sobek.

Tidak ada yang menolongnya karna masih begitu pagi dan belum ada kendaraan yang lewat, dengan susah payah ia mengangkat sepedanya, Vania menahan rasa sakitnya di bagian dengkul.

Ia menepuk nepuk baju dan celananya yang terkena debu, dan ia pun menuntun sepeda nya menuju rumah.

Setelah sampai Vania terheran heran karna pagi pagi gini sudah ada tamu yang ke rumahnya. Ia pun masuk ke dalam rumah dengan menenteng plastik hitam yang di dalamnya ada nasi uduk, walaupun sempat jatuh tapi belum lima menit akhirnya ia pungut kembali.

"Assalamualaikum bundaa, Vania jatuh di pinggir selokan, kaki Vania lecet bundaaa" teriak Vania yang berjalan menuju pintu rumahnya.

"Bundaaa, Vania gabisa jalan nih bundaaa" Vania terus merengek memanggil bundanya, bukannya masuk ke dalam rumah ia malah diam di depan pintu.

"Lo jatoh?" Suara bariton khas milik pria tampan, siapa lagi kalo bukan Revan si wajah tengil.

Vania melotot. "Loh kok ada di rumah gue sih?" Tanya Vania sambil menunjuk nunjuk Revan.

"Berisik" Revan menggendong Vania ala bridal style, Vania benar benar tidak berkutik saat ini, Revan membawanya ke dalam rumah, dan mendudukkan Vania di sofa.

"Coba gue liat mana yang luka?" ujar Revan, ia jongkok di hadapan Vania.

"Dimana kotak p3k lo?" Tanya Revan.

Vania masih diam saja, dan akhirnya Rina datang membawa nampan berisi segelas teh manis dan pisang goreng. "Eh Vania kamu kenapa?" Tanya bundanya.

"Hah emm, anu Bun Vania jatoh" ucap Vania.

"Bun, kotak p3k dimana ya?" Tanya Revan.

"Oh iya bentar, biar bunda aja yang ambil"

"Makasih Bun" ucap Revan.

"Lagian tumben amat sih lo olahraga pagi, biasanya jam segini masih ngegulung tuh badan di selimut" ujar Revan sambil memandang wajah Vania yang polos tanpa riasan.

"Yehhh suka suka gue lah Bambang!"

"Yeehhh nyolot si Maemunah!" Revan menyentil kening Vania pelan.

"Awh makin sakit nih dengkul gue" Vania mengusap ngusap keningnya.

"Dongo banget sih!" Revan mengacak rambut Vania yang di kuncir.

"Ih berantakan"

"Bodo wle" Revan menjulurkan lidahnya.

"Dih berani lo?!" Vania melototkan matanya.

ReVanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang