51 - balikan.

1.7K 113 17
                                    

Happy reading :>
budidayakan vote ya hehe ...

***

Pagi ini kota Jakarta diguyur hujan deras sedari subuh. Wajah Vania terlihat sangat lesu, ia sangat malas untuk pergi ke sekolah, apalagi dengan suasana hujan deras, ya enaknya cuma tidur.

Ia sedang memakan sandwich buatan sang bunda. "Vania, muka kamu kenapa lecek banget kaya kanebo kering?" Tanya Rina.

Vania menatap wajah sang bunda yang sedang menuangkan susu coklat kesukaannya. "Bun, Vania gausah berangkat ke sekolah ya, hujan nya belum berhenti juga" ucap Vania.

Satria pun menatap sang putri tercintanya. "Heh, kan kamu berangkat naik mobil, gabakal kehujanan juga" ucap ayah Vania.

"Hemm" akhirnya ia pun pasrah, vania kembali melahap makanannya.

Skip.

Lingkungan sekolah masih sepi, apalagi hujan masih mengguyur jalanan, Vania berjalan menuju kelasnya, awan mendung dan hembusan angin membuat Vania makin malas untuk sekolah.

Ia masuk kedalam kelas, ternyata sudah ada beberapa orang di sana, ia mendudukkan bokongnya di kursi, dan Menaruh tas nya di atas meja.

"Yuhuuuuu" suara cempreng yang sudah menjadi ciri khas kini terdengar, siapa lagi kalau bukan Prisilla, Vania sudah menutup kedua telinganya.

"Assalamualaikum ukhti" ucap Vania sambil memutar kedua bola matanya.

"Eh iya lupa hehe, assalamualaikum Vania cantik" Prisilla menunjukkan deretan giginya.

"Waalaikummusalam"

"Eh, si Mala gamasuk hari ini" ujar Prisilla.

"Kenapa dia?" Tanya Vania.

"Sakit mata njir, gara gara nguras kolam ikan cupang seharian"

"HA? kok bisa" Vania mengerutkan keningnya.

"Au dah, ada ada aja emang temen lo mah" Prisilla mengambil kaca kecil di dalam tasnya.

Kini hujan mulai reda, dan matahari pagi sudah terlihat, karna sebelumnya tertutup awan.

"Kayanya bakal free class deh" ucap Prisilla.

"Kok?"

"Liat aja lapangan sekolah, banjir Cui, depan kelas becek, murid banyak yang ga masuk, tadi aja gue bolos" ujar Prisilla.

"Ah tadi juga gue gamau sekolah, ayah gue rese banget" Vania memanyunkan bibirnya.

"Bibir lo gausah manyun manyun" Vania tersentak kaget, ketika suara bariton Revan terdengar di Indra pendengaran nya.

"Lah kok lo disini?"

"Suka suka gue lah"

"Dih gajelas"

"Ikut gue yuk" Revan memegang lengan Vania, dan vania salah fokus ketika gelang berwarna hitam yang dulu pernah ia berikan masih melingkar di lengan kekar milik Revan.

"Kemane?" Ketus Vania.

"Udah ikut aja" suara Revan tiba tiba melembut.

"Gue ngantuk banget asli, mager jalan" ucap Vania sambil menunjukkan wajah puppy eyes nya.

"Ih so imut lo kambing" Revan menoel hidung mancung Vania.

"Setan! Gue jadi nyamuk lagi aja!" Prisilla langsung beranjak pergi dari duduknya meninggalkan dua sejoli yang sedang bermesraan.

"Dih temen lo nape?" Tanya Revan.

Vania hanya mengangkat kedua bahunya.

"Ayo gc!" Ajak Revan

ReVanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang