44 - gaboleh baper!

2.3K 102 17
                                    

Happy reading!

***

"Van pulang sekolah, temenin gue ke toko buku" ucap Prisilla.

Kini mereka berada di depan Mading sedang menempel tanggal ujian yang akan datang.

"Dih tumben amat lo mau baca buku" jawab Vania yang masih sibuk dengan menempelkan selembar kertas nya.

"Yeh si Dugong ngeremehin gue, gini gini gue pernah ikut olimpiade matematika waktu SMP"

"Lah kaga nanya"

"Ye si anjing" Prisilla menoyor kepala Vania.

Dorr.

Tiba tiba Mala mengejutkan Vania dan Prisilla namun bukannya terkejut Vania dan Prisilla hanya memasang wajah datar.

"Ih ga asik lo semua" Mala mengibaskan rambutnya.

"Berisik Mal"

"Lo pada gibahin gue ya!" Mala menunjuk satu persatu wajah Vania dan Prisilla.

"Lah bocahnya gila, udah lah ayok ke kelas" Prisilla menarik lengan Mala.

Vania hanya menggelengkan kepalanya dan ia kembali fokus pada pekerjaannya.

Saat sedang menempelkan, tak disangka ada yang melingkarkan jaket hitam di pinggangnya.

Vania dengan reflek menoleh kebelakang, ia melihat Revan tepat di depan wajahnya, Vania membelalakkan matanya. Tangan Revan masih berada di pinggang Vania.

Vania yang gelagapan melepaskan tangan Revan dari pinggangnya dengan sedikit kasar. "Lo ngapain sih, ngasih gue kaya ginian, nih! gaperlu" saat Vania ingin melepaskan ikatan jaket itu, tangan Revan mencegahnya.

"Gausah, lo pake aja" jawab datar Revan namun tatapan mata Revan sangat dalam.

"Maksud lo apasih?" Ketus Vania.

"Ck, lo tembus Maemunah" setelah mengucapkan kalimat itu di telinga Vania, Revan pergi dari sana dengan memasukkan kedua tangannya di dalam kantong celananya, dan seketika jantung Vania tidak berdetak normal.

Vania gelagapan, pipinya sudah memerah menahan malu, hari ini ia memang sedang datang bulan hari pertamanya dan itu sudah pasti banyak.

Vania menepuk jidatnya, ia langsung merapihkan peralatan nya, dan berlari menuju kelas dan jaket hitam milik Revan masih mengikat di pinggangnya.

"Eh eh eh, lo kenapa?" Mala yang melihat Vania tiba tiba duduk dan menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya membuat Mala kebingungan.

"Aaargghh Malu" ucap Vania pelan.

"Malu kenapa?" Tanya Mala, dan mata Mala terfokus pada jaket hitam yang mengikat di pinggang Vania.

Mala memicingkan matanya. "Waaahhh! lo ee di celana yaa?" Ucapan Mala sedikit keras membuat seisi kelas menengok ke arah nya.

Vania menurunkan tangannya dari wajahnya, ia pun tersenyum kikuk kepada teman teman yang memerhatikan nya.

"Si bego, kaga lah, gue tembus" bisik Vania.

"Lah ngobrol dong!"

"Terus lo kenapa dah tiba tiba lari gitu? terus pipi lo kenapa jadi kaya badut sih merah banget!" Ujar Mala lagi.

Vania menarik nafasnya panjang, belum sempat ia buang, Prisilla membekap mulut dan hidung Vania. "Eh eh anak orang" ucap Mala panik.

"Ssttt, nih buat lo" Prisilla yang tiba tiba baru Dateng dan langsung memberinya air mineral. Aneh.

ReVanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang