46 - dekat kembali

2.1K 100 10
                                    

Happy reading! Btw happy Ied Mubarak hihi , sorry banget baru update, karna kemarin-kemarin belum ada waktu buat ngetik .. sorry <3

***

Pagi ini Vania sedang bersiap untuk berangkat sekolah, hari ini ia mengubah penampilannya ia mengikat rambutnya ke sekolah.

Setelah itu Vania turun kebawah untuk sarapan pagi bersama bunda dan ayahnya.

"Pagi bunda" sapa Vania dengan senyum cantiknya.

Bunda nya yang sedang memotong apel menoleh ke arah Vania. "Anak bunda tumben nguncir rambut?"

"Gapapa Bun, Vania lagi pengen aja di kuncir hehe" ucap Vania.

"Van, kamu setelah lulus nanti mau ambil kuliah dimana?" Tanya satria di sela sela makannya.

Vania yang sedang minum susu coklat nya menoleh ke arah ayahnya. "Kayanya di Deket sini aja deh yah"

"Emm, temen ayah yang di Amerika nawarin beasiswa buat kamu, kalo nilai kamu bagus" ujar satria.

"Ga deh yah, Vania gamau jauh jauh"

"Yaudah terserah kamu aja deh"

Mereka pun melanjutkan aktivitas sarapannya.

***

"Vaniaaaa!" Teriak Dion dari arah pintu.

Vania sedang mengerjakan soal kimia dari Bu Shinta akhirnya terhenti mendengar teriakan Dion dari pintu kelas.

"Apasi? Masih pagi udah teriak teriak" balas Vania kesal.

"Yeh sinis amat Bu?" Dion duduk di samping Vania.

"Tumben lu berangkat pagi?" Tanya Vania.

"Lagi pengen aja, soalnya gue pengen liat dia" Dion pun cengar cengir gajelas.

Vania melihat Dion dengan mengerutkan keningnya. "Dih lo kenape? Wah oke ga cerita! Fiks kita Marahan" ujar Vania melipat kedua tangannya.

"Ambekan, Itu loh, itu cecan 10.1 IPS si Byna Agatha"

Vania menganga. "Lo sekarang demennya adek kelas nihh"

"He'em, soalnya yang seumuran selalu buat gue mundur padahal belum maju" ucap Dion.

"Oh aja"

"HAHAHA, udah lah, gue mau mangkal di depan gerbang, nunggu decan lewat ihiw"

"Sono lo!"

"Bye Vania Nandyra"

Dion sudah berlari keluar kelas, dan Vania melanjutkan mengerjakan soal kimia nya.

Disisi lain, Revan sedang menenteng kotak bekal berwarna merah muda yang bermotif kelinci, dan susu coklat di atasnya.

Revan berjalan dengan baju di keluarkan tanpa dasi yang di tambah jaket Levis. Ia berjalan santai melewati koridor, banyak pasang mata kagum melihat keindahan wajah tampan Revan Nathalio.

Revan menebar pesona dengan menyisir rambutnya kebelakang dengan satu tangannya.

Ia terus berjalan, dan akhirnya ia sampai di depan kelas 12.1 IPA. Ya, itu kelasnya Vania.

ReVanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang