40 - diculik

2.2K 108 12
                                    

Happy reading!

***

Vania masih terisak di derasnya air hujan, Vania masih tidak menyangka jika Revan dengan gampangnya menyudahi hubungan nya.

Tiba tiba Dimas dan Ramon menghampiri Vania, Ramon berjongkok dan Dimas memayungi mereka. "Vania ayok berdiri" Ramon berusaha membopong Vania, kini tubuh Vania sangat lemas dan ia masih menangis.

"Gue bisa jalan sendiri" lirih Vania, ia berusaha bangkit namun detik itu juga Vania pingsang, dengan sigap Ramon menangkap tubuh Vania dan menggendong nya ala bridal style.

Ramon dan Dimas buru buru membawa Vania ke markas. "Woi ambilin jaket gue gc!" Teriak Ramon.

Dimas yang panik langsung melempar payungnya kesembarang tempat.

"Duh gimana nih anak orang" ucap Dimas dengan wajah yang panik.

Ramon menyelimuti Vania dengan jaket nya, Ramon merasa iba melihat Vania ia mengepalkan tangannya sampai melihat kan urat urat nya.

"Revan anjing!" Ramon mengacak rambutnya.

"Temen lu bego, kaga insaf dari dulu!" Ucap Dimas.

Tak lama Vania membuka matanya perlahan, saat ia ingin bangun terasa Kepalanya Sangat pusing. Vania melihat Ramon dan Dimas di sampingnya. "Eh Vania" Ramon membantu Vania untuk duduk dari tidurnya.

"Revan mana?" Ucap Vania dengan suaranya yang serak.

Ramon dan Dimas bertatapan. Seketika Vania tersenyum "gue lupa, kan dia pergi hehe" tak terasa air matanya mengalir lagi.

"Eh eh kok nangis" ucap Dimas bingung.

"Gue kayanya buat salah deh sama dia, makanya dia berubah" ucap vania lirih.

"Sssttt udah, gue anter balik yuk, baju lo basah, lo pake jaket gue dulu" ucap Ramon.

Vania mengangguk, dan hujan sudah berhenti sejak 5 menit yang lalu.

***

Pagi pagi sekali Vania sudah berkutat di dapur, ia berniat untuk membawakan bekal untuk Revan, semoga dengan cara ini Revan bisa baik lagi dengan nya.

Vania tidak henti hentinya tersenyum, walaupun ia sedang flu akibat hujan hujanan kemarin, jika diingat kejadian malam itu Vania menangis, Karna bagaimana pun cintanya tulus untuk Revan.

Vania membuat nasi goreng untuk Revan. "Vania, kamu mau sekolah?" Tanya bunda Rina.

"Hmm iya Bun, aku udah gapapa kok" jawabnya tegar.

Kadang manusia selalu bisa manipulasi untuk pura pura tegar padahal hatinya sedang rapuh - Vania.

Vania memasukan kotak bekalnya kedalam tas, lalu ia berpamitan untuk berangkat ke sekolah. "Vania kamu ga makan dulu?"

"Di sekolah aja Bun, Vania berangkat ya assalamualaikum" Vania menyalami bundanya.

Vania berangkat dengan pak Jojon, senyuman di bibirnya masih terlihat jelas.

Tak terasa mobil Vania sudah sampai di depan gerbang sekolah, Vania langsung turun dan berlari menuju kelas. Ia menaruh tasnya dan mengambil kotak bekal yang ingin di berikan Revan.

Di dalam kelas belum ada orang sama sekali, Vania sengaja untuk berangkat pagi pagi untuk bertemu Revan dan makan bekal bersama.

ReVanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang