54 - Penjelasan Vania

1K 85 5
                                    

Happy reading!

***

Tinnnnn..

Vania terkejut, ia langsung berhenti. "Mm-aau ngapain-?"

Sekumpulan motor sport datang dari arah belakang Vania, dan salah satu diantara mereka turun dari motor dan menghampiri Vania.

Vania meremas tali tasnya dan memundurkan langkahnya, "lo siapa?"

seseorang yang ingin menghampiri Vania mulai dekat menuju ke arah Vania. "Ikut gue!" ujar lelaki berbadan tegap itu.

Vania semakin ketakutan. "gamau!" Bentak vania.

"Lo ikut atau lo mati?" Ujar seseorang itu.

Vania buru-buru mengambil handphone di dalam tasnya. Tetapi saat handphone itu sudah berada di tangannya, seseorang yang berbadan tegap itu langsung merampas handphone di tangan Vania.

"lo diem aja, tinggal ikut sama kita apa susah nya sih?"

"Ya gue gamau!" Vania mendorong seseorang itu. Vania ingin lari namun terlambat.

"Ck, gue gamau kasar sama perempuan, cepet ikut!" Seseorang berbadan tegap itu langsung menarik Vania menuju motor.

"Lepasin! gue gamau" Vania mulai menangis dan berusaha melepaskan cekalan tangan seseorang itu.

Vania terus berontak agar ia bisa kabur, namun nihil, tubuh Vania yang mungil kalah dengan badan tegap seseorang itu, dan ditambah pula jalanan yang sepi kendaraan.

Vania di bawa menggunakan motor, di perjalanan Vania hanya bisa menangis, ia bingung harus bagaimana.

Vania di bawa ke sebuah gedung kosong, melihat gedung gedung yang kosong membuat Vania semakin ketakutan.

Mereka berhenti di salah satu gedung yang di depannya ada beberapa orang.

"Cepet lo turun"

Vania hanya diam, mungkin ia juga sudah pasrah, karna sebelumnya Vania pernah mengalami hal yang sama dengan seseorang yang tidak ia kenal, resiko pacaran sama ketua geng.

Vania turun dari motor, dan sedetik itu pula suara kekehan terdengar dari dalam gedung.

"Ck, akhirnya lo dateng" ucap seseorang yang menggunakan Hoodie hitam.

"Siapa lo!" Teriak Vania.

Seseorang itu menghampiri Vania. "Ini resiko lo gamau balikan sama gue!"

"Andra?"

Andra semakin dekat dengan Vania, ia memegang dagu Vania. "Hi cantik" ujarnya.

Tubuh Vania bergetar hebat, ia bingung harus bagaimana, secara disekelilingnya banyak orang yang menjaga agar ia tidak kabur.

"Mau lo apasi Andra?" Ucap Vania, mata Vania pun sudah berkaca kaca

"Gue mau lo sekarang" Andra mengusap ngusap rambut Vania.

"Setan!" Vania mendorong Andra sangat kencang.

Plakk

Satu tamparan mendarat di pipi kanan Vania.

Vania memegangi pipinya yang merah akibat tamparan keras dari andra, ia terus menangis. "Siapapun tolongin Vania"  Ucapnya dalam hati.

ReVanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang