1

99.4K 5K 302
                                    

MOS

°°°°°°

Motor vespa berwarna kuning itu memasuki area SMK YOSKA, Selfi turun dari motor dan memberikan helmnya kepada pria di sampingnya,yaitu Kakak laki-lakinya.

"Bilang apa sama babang Dewa?" ujar Dewa sambil tersenyum tak berdosa.

"Makasih" jawab Selfi acuh. Ia masih kesal dengan kakaknya karena kejadian tadi, Dewa membawa motornya dengan sangat pelan maklum motor tua.

"Udah sono lo masuk, jangan diem aja lo disini nanti dikira orang gila!" ucap Dewa menahan tawanya.

"Berisik lo! Udah sana pulang!!" sahut Selfi kesal.

"Dih galak amat, baik-baik lo. Bye, assalamualaikum" ucap Dewa lalu pergi meninggalkan Selfi yang masih setia berdiri di depan gerbang sekolah barunya.

Gadis itu menatap sekolahnya dengan kagum, ini adalah hari pertamanya sekolah disini dan dia harus melewati Masa Orientasi Siswa (MOS). Ia menarik nafasnya pelan, lalu mengedarkan pandangannya untuk mencari ke empat sahabatnya. Hingga tak sengaja matanya terkunci pada sosok cowok yang sangat ia kenali, namun secepat mungkin ia mengalihkan pandangannya saat tatapan mereka bertemu.

Gadis itu semakin salah tingkah saat cowok itu berjalan menghampirinya, tubuhnya menegang, keringat dingin bercucuran. Ia menundukkan kepalanya, karena terlalu malu untuk menatap wajah cowok itu. Tapi dengan sekuat hati ia mendongakkan kepalanya, ini hari pertamanya jangan sampai ia dapat masalah.

"Sel.....lamat pagi Kak" ucapnya gugup dengan senyum paling manis.

Bagas mengerutkan keningnya, mengingat wajah gadis ini. Terlalu familiar baginya.

"Lo ngapain disini?" Tanyanya dingin.

"Gue.... Lagi nunggu temen kak?" ucap gadis itu sedikit takut,membuat senyumnya perlahan memudar.

"Yang lain udah pada kumpul di Aula, lima menit lagi bel masuk" ucapnya dingin. "Cepat masuk kalo lo nggak mau di hukum" lanjutnya menasehati.

Selfi menghela nafasnya berat dan menatap Bagas kesal.

"Iya Kak"

Bagas ingat sekarang dia gadis yang ia lihat di Cafe empat hari yang lalu. Tidak hanya itu dia juga ingat jika gadis itu dulu adalah adik kelasnya waktu SMP. Namun penampilannya sedikit berbeda, sekarang gadis itu jauh lebih cantik. Bagas tersenyum tipis, ia senang bisa melihat gadis itu lagi.

"Lo Selfi adik kelas gue bukan sih waktu SMP?" tanya Bagas.

Selfi mengangguk cepat. "Iya, yang dulu pernah lo bantuin saat dibully dan yang lo tolongin waktu digangguin abang-abang genit"

"Yang kabur gitu aja setelah gue tolongin" ucap Bagas sinis.

"Gue bilang makasih kok waktu itu"

Bagas menatap Selfi sekilas lalu pergi begitu saja.

"Kak gue nggak tau Aulanya dimana" seru Selfi menghentikan langkah kaki Bagas.

Bagas berbalik. "Ikut gue" perintahnya.

Selfi hanya mengangguk patuh, lalu mengekori Bagas dari belakang. Sesampainya di Aula, semua mata menatap kearah pintu lebih tepatnya mereka menatap Bagas.

"Kok Sapi bisa bareng sama si Bagas sih?" tanya Siti heran.

"Iya bisa aja kenapa engga" terang Rani sekenanya.

"Ganteng banget sumpah" ucap Rani berbisik pada Siti.

"B aja, masih ganteng Park Jimin. Suami aing!" ucapnya acuh.

BAGASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang