Seorang laki-laki dengan setelah jas hitam terlihat tengah berjalan memasuki sebuah rumah besar. Langkahnya terlihat tergesa menuju rumah tersebut."Permisi Nyonya" ucap pria tersebut setelah sampai didalam.
Terlihat wanita berumur kisaran 40 tahun itu menoleh dan membuang rokoknya.
"Bagaimana apakah sudah kau lakukan perintah ku?" tanya wanita itu.
"Sudah nyonya, kebetulan mereka sedang keluar bersama jadi memudahkan kita" jawab pria itu.
Wanita itu terlihat menyeringai. "Ingat jangan sampai membunuh pria itu, saya hanya butuh gadis pembawa sial itu" katanya sambil memainkan korek.
"Siap nyonya"
"Oh ya satu lagi, apakah kau sudah menyuruh mereka bergabung dengan kita?"
"Sudah nyonya, bahkan saya sengaja mengadu domba mereka agar tidak ada kecurigaan dan kebetulan keduanya berselisih sejak dulu" jawab pria itu.
"Segera kumpulkan mereka dan ingat sesuai rencana" kata wanita itu tegas.
"Tapi nyonya bagaimana jika Brawijaya tau soal ini?" Kata pria itu terlihat takut.
Wanita itu berdecak. "Dia bersama istrinya sedang pergi ke luar kota, mereka berangkat tadi pagi"
"Apa ini juga rencana nyonya?" tanya pria itu.
Wanita itu tersenyum. "Tentu saja tidak ada yang kebetulan" balasnya kembali menghisap sebatang rokok.
"Baik nyonya kalo begitu saya pamit"
Wanita itu mengangguk. "Kabari jika semua sudah beres, bawa gadis itu ke gedung biasa"
"Baik nyonya" jawab pria itu patuh.
Pria itu pun berjalan keluar sambil menghubungi seseorang.
"Kita berangkat sekarang" ucapnya lalu mematikan sambungan teleponnya sepihak.
•••Keduanya itu tengah berada dijalan raya ibu kota yang begitu padat, berlomba-lomba menerobos kemacetan bersama pengendara lainnya.
"Fi kamu jadi beli buku?" tanya Bagas sambil melirik Selfi dari kaca spion.
"Iya, ada buku yang harus banget aku beli buat tugas Minggu depan?" jawab Selfi berteriak.
"Nggak usah teriak-teriak juga gue nggak budeg" balas Bagas.
"Gue lagi nggak minat makan gudeg" kata Selfi tidak nyambung.
"Lo pengen gudeg? Abis cari buku aja ya kita makan gudegnya" seru Bagas.
"Lah apa hubungannya sama gudeg?" tanya Selfi bingung.
"Hah yaudah makan gudeg dulu deh" balas Bagas.
Selfi hanya mengangguk sebagai respon perkataan Bagas.
"Pegangin hp gue takut jatoh" Bagas menyerahkan ponselnya pada Selfi tanpa mengalihkan pandangannya sedikit pun.
Tanpa menjawab, Selfi langsung mengambil ponsel Bagas. "Gue mau kepoin hp lo boleh nggak?"
"Nanti aja Fi, bahaya kalo sekarang" peringat Bagas.
"Sebentar doang ya plis" tawar Selfi memohon.
"Iya, pegangan yang bener" akhirnya Bagas mengalah.
"Makasih sayang" Selfi tersenyum girang, tangan kanannya memeluk pinggang Bagas erat. Sedangkan tangan kirinya sibuk memainkan ponsel milik Bagas.
Selfi mengernyit heran ketika ia menyadari bahwa jalan yang mereka lewati cukup terpencil dan sepi.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAGASKARA
Teen FictionDia BAGAS KHATULISTIWA ANGGARA ketua Geng ASKARA. Penguasa Sekolah, penguasa jalananan.