Gadis itu menikmati langit sore dengan senyum yang terus mengembang di wajahnya. Rasanya sore ini begitu indah, ia merasa seperti terlahir kembali.Selfi menghela nafas panjang, kemacetan membuat senyumnya hilang.
"Macet terus!" Serunya kesal.
Bagas yang mendengarnya dengan segera ia mengusap tangan gadis itu lembut.
Selfi yang mendapat perlakuan seperti itu tersenyum lebar, lalu mempererat pelukannya.
Keduanya kini tengah berada dijalan, Bagas mengajaknya mengunjungi suatu tempat.
Suara riuh kendaraan terdengar jelas, saling menyaut. Perlahan kendaraan mulai berjalan, Bagas dengan lihai menyelip setiap kendaraan yang berada didepannya.
"Kita mau kemana si?" tanya Selfi penasaran.
Bagas yang mendengar itu langsung membuka kaca helmnya. "Menikmati senja sore bersama" jawab Bagas sedikit berteriak kemudian menutup kembali kaca helmnya.
Selfi terlihat sangat antusias, kini ia tahu Bagas akan membawanya kemana.
Sepanjang perjalanan Selfi terus tersenyum lebar, ia begitu menikmati kebersamaannya bersama kekasihnya.
Setelah perjalanan yang cukup memakan waktu, akhirnya keduanya sampai di sebuah gedung yang dulu pernah mereka kunjungi.
Selfi pun turun dari motor Bagas, matanya langsung menatap kearah gedung.
"Wahh nggak ada yang berubah, masih sama" seru Selfi.
Bagas yang melihat itu hanya tersenyum tipis, lalu mendekati gadis itu membantu melepaskan helmnya. Selfi tak memperdulikannya, ia masih fokus melihat gedung itu dan sekelilingnya.
Bagas pun mengaitkan helmnya di motornya, lalu menarik tangan gadis itu.
"Ayo" serunya.
Selfi hanya mengangguk lalu tersenyum manis.
Keduanya pun berjalan beriringan dengan candaan yang terlontar dari keduanya. Sepanjang perjalanan keduanya tak hentinya tertawa, untungnya gedung itu sudah sepi.
Tiba-tiba Selfi menarik tangan Bagas saat keduanya sampai di depan lift, Bagas pun menatap gadis itu heran.
"Kenapa?" tanya Bagas yang kebingungan.
"Gendong" balas Selfi.
Bagas terkekeh, dengan segera ia mengabulkan permintaan gadis itu.
Keduanya pun masuk kedalam lift, menuju lantai atas. Tak sampai disana keduanya masih harus menaiki tangga agar sampai di atas.
Masih dengan posisi yang sama, Bagas menggendong Selfi. Cowok itu tak merasa keberatan, Selfi menyandarkan dagunya di pundak Bagas.
"Gue berat ya?" tanya Selfi.
Bagas menggeleng.
"Nggak tapi ko ngos-ngosan" cerca Selfi.
Bagas hanya tertawa.
Selfi pun langsung memukul pundak Bagas.
Mereka pun sampai di atas, Selfi langsung turun dan berlari. Matanya langsung dimanjakan dengan pemandangan kota dengan ditemani senja.
"Wahhhh" serunya berdecak kagum.
Bagas yang melihat itu tertawa, lalu mendekati gadis itu berdiri disampaikannya.
Selfi masih sibuk dengan kegiatannya, tak menghiraukan Bagas yang sedari tadi menatapnya.
"Genteng rumah gue masih tetep nggak keliatan" ucap Selfi tiba-tiba sambil geleng-geleng kepala.
Bagas yang mendengar itu tertawa lalu mengacak rambut gadis itu gemas.
"Sampai sekarang lo masih penasaran sama genteng rumah Lo" balas Bagas.
Selfi tersenyum lebar sambil mengangguk. "Siapa tau dari sini keliatan" jawabnya.
"Fi" lirih Bagas.
Selfi pun langsung beralih menatap Bagas.
"Maaf" hanya itu yang Bagas ucapkan.
Selfi menggeleng cepat lalu tersenyum hangat, mengusap pipi Bagas lembut.
"Kita buka lembaran baru, lupain masa lalu. Oke" balas Selfi tulus.
"Nggak perlu minta maaf, kamu nggak salah" lanjut Selfi.
Bagas memegang tangan Selfi yang berada di pipinya mengecupnya lembut.
"Love you"
"Too" balas Selfi.
"Tangan kamu bau terasi Fi" seru Bagas lalu tertawa.
Selfi yang mendengar itu langsung melepaskan tangannya, kemudian menciumi tangannya sendiri.
"Mana ada!" Seru Selfi kesal.
"Udah romantis juga, selalu aja merusak keromantisan!" Cerca Selfi kesal.
"Bercanda" balas Bagas lalu memeluk tubuh gadis itu.
Selfi yang tadinya kesal kini kekesalannya mulai hilang.
Bagas merenggangkan pelukannya, lalu mengecup kening Selfi. Tangannya sibuk membenarkan beberapa helai rambut gadis itu yang berantakan tertiup angin sore.
Bagas kini beralih merangkul pundak gadis itu, keduanya kembali menikmati senja. Perlahan matahari terbenam, menandakan tugasnya telah usai dihari ini menyinari bumi.
"Gue tahun ini ngulang" ucap Selfi tiba-tiba.
Bagas terkejut dengan perkataan gadis itu. "Kenapa nggak ikut ujian susulan? Masih keburu Fi" ujar Bagas.
Selfi terkekeh. "Percuma, nilai gue ancur. Gue mau memperbaiki semuanya"
"Mau gue ajarin?" tawar Bagas.
"Oh iya sampai lupa kalo gue punya pacar pintar" seru Selfi heboh sendiri.
Bagas hanya tersenyum tipis.
"Tapi Lo sekarang udah kelas XII pasti sibuk. Gue akan belajar sendiri, tapi nanti kalo ada yang nggak gue bisa gue akan tanya" ucap Selfi tak mau merepotkan Bagas.
Bagas mengangguk setuju. "Besok dateng ya ke acara perpisahan kelas XII" suruh Bagas.
"Emang boleh?" tanya Selfi.
Bagas mengangguk. "Lo kan masih keluarga besar SMK YOSKA Fi" ucap Bagas.
"Oke" seru Selfi setuju.
"Besok gue suruh Rani buat jemput Lo" ucap Bagas.
"Gue nggak bisa jemput" lanjutnya.
Selfi mengangguk paham, ia tau Bagas pasti sangat sibuk. Ia memaklumi hal itu, cowok itu sangat bertanggung jawab dalam setiap tugasnya. Itu adalah hal yang di sukai Selfi dari Bagas. Keduanya kembali menatap langit yang mulai menggelap.
Happy reading semua
Vote dan komen jangan lupa yaaa
Ajak teman kalian juga buat baca yaaaa
Bye.....💜💜💜💜
KAMU SEDANG MEMBACA
BAGASKARA
Teen FictionDia BAGAS KHATULISTIWA ANGGARA ketua Geng ASKARA. Penguasa Sekolah, penguasa jalananan.