Bagas memarkiran motornya di samping warung Mba Nur, ia langsung berjalan menghampiri teman-temannya yang sudah berada di sana. Setelah mendapat telpon dari Malik, Bagas langsung menuju kesana dengan buru-buru. Matanya mengelilingi tempat itu, warung Mba Nur kini penuh oleh seluruh anggota ASKARA. Bagas tau pasti Malik yang meminta semua anggota ASKARA berkumpul. Bagas tau alasan di balik itu semua, ia mendengarkan secara seksama yang di bicarakan Malik tadi lewat telpon.
Kedatangan Bagas membuat seluruh kegiatan yang ada di sana berhenti, mereka tau bahwa saat ini Bagas sedang menahan amarahnya. Mereka tau betul bagaiman sikap pria itu, aura kelam Bagas membuat semuanya terdiam.
"Kenapa SATRIA bisa tau tentang kejadian di sekolah kita tadi siang?" tanya Bagas dingin, tak ada seorang pun yang berani mengeluarkan suara bahkan Malik dan Dava yang paling dekat dengan Bagas pun diam tak menjawab.
"Gue dikasih tau Mita, pacaran gue di SMA Budi Utomo" ucapan Troy berhasil mengambil perhatian seluruh anggota ASKARA karena sebagian dari mereka masih belum mengerti untuk apa mereka hari ini berkumpul di sini. Sebagai lagi dari mereka juga penasaran siapa Selfi? Sampai-sampai Bagas begitu murka.
"Mita nelpon gue dan bilang insiden tentang lo yang mukulin Iqbal dan disitu ada Fi, itu bikin heboh di SMA Budi Utomo. Mita bilang insiden tadi siang itu mereka dapet dari sekolah kita terus di sebar lewat chat WhatsApp. Dan ini point yang paling penting, Mita bilang ke gue temennya ada yang pacaran sama salah satu anggota SATRIA dan mereka udah tau tentang insiden ini. Mita bilang mereka bakal jadiin Fi umpan buat nyerang lo dan juga ASKARA. Karena menurut Mita, Selfi dan ke dua temannya bakal di jadiin target buat balas dendam mereka. Paling utama itu Selfi, karena dia taruhannya disini" jelas Troy panjang lebar.
Bagas mengepalkan tangannya menahan emosi, ia bersumpah jika salah satu dari anggota SATRIA ada yang menyentuh Selfi seujung rambut saja maka ia tak segan akan menghabisi mereka tanpa ampun.
"Kita harus susun rencana, gue yakin SATRIA pasti udah menyusun rencana" ucapan Dava membuat Bagas berpikir keras.
"Gue cuma mau tanya satu pertanyaan sama lo Gas. Lo beneran sesayang itu sama Fi?" pertanyaan Malik membuat Bagas menatapnya datar, cengkraman di tangannya mulai mengendur.
"Karena menurut gue udah cukup selama 3 tahun gue jadi pengecut. Lo tau maksud gue kan Mal" jawab Bagas penuh emosi, Malik hanya mengangguk mengerti lalu menepuk pundak Bagas.
"Berapa jumlah anggota ASKARA?" tanya Bagas karena ia sendiri lupa berapa jumlah anggotanya.
"Ok Bapak absen dulu ya anak-anak, yang hadir angkat tangannya" ucap Dava tanpa berdosanya, Malik yang mendengar itu langsung menyikut lengan Dava.
"Lo nggak paham situasi banget sih Dav!" tegur Malik.
"15 orang Gas" jawab Dias bersuara, setelah sedari tadi dirinya hanya diam tak bersuara.
"Gue ada rencana" kata Bagas membuat semuanya menoleh, menunggu rencana apa yang akan di katakan Bagas.
Setelah selesai membahas rencana untuk melawan SATRIA, Bagas pun duduk bersantai di warung Mba Nur. Dengan sebatang rokok yang menemaninya sambil sesekali ia memainkan ponselnya walaupun tak ada notif disana.
"Gas" Malik menepuk bahu Bagas ketika melihat sahabatnya itu hanya diam tak bersuara.
"Hmm" Bagas berdehem sebagai jawaban.
"Ya ampun sayang, kamu kenapa sih? Lagi mikirin aku ya?" tuduh Dava dengan suara yang dibuat-buat.
"Anying" Dava mengumpat ketika Malik menoyor kepalanya. "Lo apa-apain sih, kepala gue udah di fitrahin ini lo main toyor aja. Kebangetan lo!" Dava menggerutu kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAGASKARA
Teen FictionDia BAGAS KHATULISTIWA ANGGARA ketua Geng ASKARA. Penguasa Sekolah, penguasa jalananan.