Angin berhembus pelan membelai Bagas yang tengah melamun, seakan menyadarkannya bahwa masa pahit itu telah berlalu walau mungkin akan terulang lagi nanti.Bagas menjatuhkan tubuhnya diatas rerumput yang hijau, tangannya ia jadikan bantal untuk kepalanya. Matanya terpejam menikmati segala kedamaian yang sulit ia dapatkan.
Bagas menghembuskan nafas lelah, ia memikirkan keluarganya. Jujur ia sangat merindukan masa kecilnya dimana keluarganya masih utuh. Ia juga sangat merindukan Ayahnya, setalah sekian lama ia tak bertemu Ayahnya.
Samar-samar Bagas mendengar langkah kaki yang mendekat, tapi ia sama sekali tak berniat membuka mata. Tanpa harus melihat ia pun tau siapa yang datang, siapa lagi kalo bukan Selfi. Gadis yang serba tau mengenai Bagas.
"BAGAS!!" teriak gadis itu menghampiri pria yang ia panggil. Bagas sama sekali tak memberi reaksi apapun.
"Kulkas lo mati ya? Makanya jangan dingin-dingin! Atau pingsan karena seharian ini nggak ketemu sama gue?" tanya gadis itu mendudukkan dirinya disamping Bagas.
Bagas tersenyum mendengar segala pertanyaan yang dilontarkan gadis itu padanya, ia sama sekali tak berniat membuka matanya.
"Tuh sekarang lo malah senyam-senyum nggak jelas. Lo nggak kesurupan kan?"
"Berisik Fi" tegur Bagas.
"Salah lo lah, nggak berangkat sekolah. Kan jadinya hari ini gue nggak ketemu sama lo, mana handphone lo nggak aktif. Lo lupa ya kalo lo punya pacar, Lo kan juga harus jagain gue? Kayanya cuma gue deh yang suka banget sama lo, tapi lo nggak" Selfi berbicara tanpa henti membuat Bagas hanya tertawa kecil mendengarnya, Ia sedikit terhibur dengan kehadiran gadis itu.
Tanpa menjawab pertanyaan Selfi, Bagas langsung menarik tubuh gadis itu untuk ikut berbaring disampingnya. Menjadikan lengannya sebagai bantal untuk Selfi, gadis itu hanya bisa pasrah.
"Tau dari mana kalo gue disini?" Bagas bertanya.
"Taulah, gue tau semua tentang lo. Tapi nggak juga sih cuma hal yang lo suka dan lo nggak suka" jawab Selfi.
"Dasar stalker" kata Bagas tertawa kecil.
"Ishhh bukan, gue kan pacar lo" jawab Selfi tersenyum lebar.
"Lo tau nggak?"
"Nggak tau kan lo belum ngasih tau" potong Selfi cepat.
"Gue belum selesai ngomong sapi" gemas Bagas.
"Hehe maaf"
"Gue seneng pas lo bilang kalo Lo suka sama gue. Beruntung banget gue bisa milikin lo" Bagas mulai membuka, sambil memejamkan matanya.
"Jelas, gue cantik,lucu,imut,apalagi ya? Banyak pokoknya kelebihan gue" kata Selfi menengok ke sampimg menatap wajah Bagas yang begitu tampan.
"Lo tau nggak Fi, dulu gue punya saudara laki-laki yang selalu jagain gue. Dia sayang banget sama gue, apapun yang gue lakuin dia selalu dukung" Bagas menghembuskan nafasnya.
Rasanya ia sangat sulit menceritakan masa lalunya, ia takut jika gadis itu tau Selfi akan meninggalkannya. Karena tau keluarganya tidak utuh, pasti ia tidak ingin memiliki kekasih yang keluarganya tidak berhubungan baik.
"Gue punya kakak namanya Geo Lucas Anggara, dia anak yang paling diharapkan di keluarga gue. Dia selalu dimanja, terutama Ayah. Apapun yang Geo pengen pasti bakal terkabul dan apapun yang Geo lakuin itu dimata ayah selalu membanggakan"
"Gue sama Geo lahir selisih dua tahun, Ayah kecewa saat tau gue terlahir bukan sebagai anak perempuan seperti keinginannya. Tapi ia berusaha menerima gue, walaupun gue tau itu nggak akan pernah terjadi"
KAMU SEDANG MEMBACA
BAGASKARA
Teen FictionDia BAGAS KHATULISTIWA ANGGARA ketua Geng ASKARA. Penguasa Sekolah, penguasa jalananan.