32

20.8K 1.5K 12
                                    


Bagas kini tengah bersiap-siap didalam kamarnya, ia sedang memasangkan dasi di seragamnya. Hari ini adalah hari pertama ia mengikuti UKK.

Semalam pria itu tidak bisa tidur dikarenakan terus memikirkan Selfi, ia masih cemas dengan keadaan gadis itu. Apakah gadis itu akan baik-baik saja, memikirkan itu semua membuat Bagas tak berkonsentrasi belajar. Ia sudah pasrah jika tahun ini nilainya akan menurun.

Setelah selesai ia pun turun kebawah untuk sarapan, hanya sepotong roti dan segelas susu. Itulah sarapan pagi yang selalu menemani Bagas, tak ada lagi yang membuat sarapan. Biasanya Bundanya yang akan membuat sarapan untuknya, kini ia tinggal bersama ayahnya.

Terjadi keheningan dimeja makan, keduanya saling diam.

"Geo akan pulang ke Indonesia, ia berencana akan melanjutkan kuliahnya disini" ucap Pak Anggara memecah keheningan.

"Ayah akan pulang ke rumah hari ini" lanjutnya.

Bagas hanya mengangguk sambil mengunyah rotinya.

"Jika kamu butuh sesuatu hubungi Ayah" Kata pak Anggara.

Lagi-lagi Bagas hanya mengangguk membuat Pak Anggara menghela nafas.

Setelah selesai sarapan Bagas langsung bergegas menuju tempat ia menuntun ilmu dengan motor kesayangannya. Ia berjalan menuju teras rumahnya, di sana sudah bertengger gagah motor miliknya.

Tak butuh waktu lama pria itu sampai di sekolahnya, ia pun melepaskan Helmnya dan menaruhnya di motornya.

Bagas berjalan di lorong sambil memainkan kunci motornya dengan headset yang terpasang di kedua telinganya. Ia tak memperdulikan beberapa siswa perempuan yang melewatinya, beberapa bahkan menyapanya dan tersenyum manis. Namun Bagas mengacuhkan setiap sapaan mereka, ia tak menggubris mereka.

Langkahnya terhenti saat dua cewek yang sangat ia kenali menghadang jalannya.

"Lo hutang penjelasan ke gue" Ujar salah satu dari gadis itu.

Bagas pun melepaskan headsetnya. "Apa?"

"Lo harus cerita semuanya ke gue" ucap gadis itu kesal.

Bagas mengerutkan keningnya bingung. "Lo ngomong apa sih?" jawab Bagas tak mengerti.

"Kenapa lo, ASKARA, bahkan kedua orangtua Fi sembunyiin ini semua dari gue dan Siti. Lo bilang Fi dirumah sakit karena penyakit anemia yang dideritanya tapi kenyataannya..." gadis itu menggantungkan ucapannya.

"Lo harus jelasin ini ke kita sekarang" Serempak keduanya lalu menarik Bagas secara paksa.

Bagas hanya pasrah saja saat kedua gadis itu menariknya, ia tahu sekarang arah pembicaraan keduanya.

Kedua gadis itu membawa Bagas ke belakang sekolah, di sana sepi tak ada siswa yang melewati tempat itu.

Kedua gadis itu menghempas tangan Bagas kasar.

Bagas hanya diam dan menatap keduanya datar.

"Jelasin, Lo harus jujur" ucap Rani tajam.

Bagas menghela nafasnya panjang. "Nanti gue ajak kalian ketemu Fi" jawab Bagas.

"Fi udah sadar dari komanya" lanjut Bagas.

Rani dan Siti saling bertatapan. "Serius?" Serempak keduanya.

Bagas hanya mengangguk. "Semalam gue dari rumah sakit" jelas Bagas.

Raut wajah kedua gadis itu terlihat antusias mendengar itu.

"Terus?" tanya Siti tak sabar.

"Keadaannya udah membaik, tapi semalem gue nggak di bolehin jenguk dia. Karena kondisinya masih lemah, nggak tau kalo sekarang Om Burhan belum kabarin gue lagi" jelas Bagas.

BAGASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang