Selfi memberikan segelas air dingin pada Bagas, ia menawarkan Bagas untuk mampir. Tentu saja Bagas tidak menyia-nyiakan tawaran itu, dengan senang hati Bagas menerimanya. Suasana mendadak canggung diantara keduanya, namun sepertinya hanya Selfi yang merasa begitu. Tidak dengan Bagas, Cowok itu nampak biasa saja.Selfi menghela nafas, lalu pergi begitu saja membuat Bagas mengerutkan keningnya. Kurang dari lima menit Selfi kembali lagi dengan membawa kotak P3K. Selfi kemudian duduk di samping Bagas, Selfi menarik lengan Bagas kasar. Bertujuan agar Bagas menghadap dirinya dan agar lebih dekat, supaya memudahkannya mengobati luka lebam di pipi dan bibirnya.
Bagas dengan senang hati langsung memajukan wajahnya, Selfi tak keberatan dengan hal itu. Selfi dengan telaten mengobatinya, jangan tanyakan bagaimana keadaan jantungnya mungkin Bagas bisa mendengar detak jantung Selfi saat ini.
"Sengaja lukanya nggak gue obatin" ucap Bagas.
Selfi lalu memundurkan wajahnya saat sadar jika posisi mereka sangat dekat.
"Hmmm"
"Santai aja sih Fi" ucap Bagas saat melihat Selfi yang terdiam sambil menundukkan kepala.
Selfi mengangkat kepalanya. "Gue lakuin itu sebagai tanda terimakasih karena tadi pagi lo udah tolongin gue"
"Iya gue tau" Bagas menatap dalam mata Selfi.
"Kalo lo mau pulang, pulang aja" ujar Selfi berlalu pergi kedalam kamarnya.
Selfi merebahkan tubuhnya, setelah berganti pakaian. Selfi berusaha memejamkan matanya, berusaha memasuki alam mimpi. Hari ini ia sangat lelah, itu karena kesalahan Bagas. Cowok itu tak langsung mengantarkannya pulang, Bagas membawanya ke Markas ASKARA. Selfi cukup lama berada disana dan ia sampai rumah saat langit gelap. Kedua orangtuanya belum pulang, jadi dia di rumah hanya bersama dengan beberapa asisten rumah tangganya.
Berulang kali Selfi merubah posisi tidurnya, namun kenyataannya ia tidak bisa tidur. Selfi lalu melirik ponselnya, jam menunjukkan pukul tujuh malam. Selfi memilih beranjak dari kamarnya menuju dapur untuk membuat coklat panas, ketika pintu kamarnya terbuka yang ia dapat adalah Bagas yang tengah berdiri di sana.
"Astaghfirullah" seru Selfi terkejut.
"Lo bisa nggak sih munculnya nggak kaya setan" ketus Selfi.
Bagas memberikannya secangkir coklat panas, kebetulan sekali.
"Kenapa,nggak bisa tidur?" Tanya Bagas sambil memberikan coklat panas yang baru saja ia buat.
Selfi mengangguk lalu menerimanya, tanpa permisi Bagas langsung masuk begitu saja. Bagas menyalakan lampu utama kamar Selfi, Bagas duduk ditepian kasur gadis itu. Selfi tanpa pikir panjang langsung menidurkan tubuhnya setelah meletakkan coklat panas di meja samping kasurnya.
"Tidur, gue temenin sampai Om Burhan dan Tante Desi pulang" ucap Bagas lembut.
Selfi lagi-lagi menurut, ia lalu memejamkan matanya. Tanpa sadar Selfi memeluk lengan Bagas, membuat Bagas diam-diam tersenyum kesenangan. Tanpa menunggu lama terdengar deru nafas Selfi yang teratur menandakan gadis itu sudah terlelap.
Tangan Bagas terulur menyingkirkan beberapa helai rambut yang menutupi wajah Selfi.
Bagas menghela nafas berat. "Makasih karena sudah hadir di kehidupan cowok brengsek ini. Kedepannya mari buka lembaran baru, bagaimana pun caranya gue akan perbaiki semuanya walaupun nantinya lo akan nolak gue berkali-kali. Gue nggak perduli, yang terpenting gue akan terus berjuang untuk dapat maaf dari lo Fi. Selamat malam Sapi" Bagas menarik tangannya, menarik selimut sampai menutupi setengah tubuh Selfi.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAGASKARA
Teen FictionDia BAGAS KHATULISTIWA ANGGARA ketua Geng ASKARA. Penguasa Sekolah, penguasa jalananan.